🥀part 28🥀✔

63 39 2
                                    

0o0


"Aku yakin, kamu adalah sandaranku sekarang."

0o0

🥀🥀🥀🥀🥀

Lita termenung di atas tempat duduknya. Lita tampak sangat pucat. Lili yang baru saja datang ke kelas langsung mempertanyakan keadaan Lita. Dan juga tak ketinggalan Lili akan menanyakan kemana Lita pergi  karena sudah dua hari Lita tak masuk kelas.

"Lit," ucap Lili yang memanggil nama Lita.

"Iya Li, kenapa?"

"Lo kemana aja, udah dua hari lo ga masuk kelas. Apa lo sakit atau lo ada masalah?"

"Gapapa Li. Aku gapapa," ucap Lita yang menyembunyikan semuanya dan seakan tak ada masalah apapun.

"Muka lo pucet banget Lita." Lili menyentuh kening Lita.

Kening Lita benar-benar panas. Lita terkena demam dan bahkan demamnya ini sangat tinggi. Lili memaksa Lita untuk segera pulang ke rumah agar Lita bisa segera beristirahat. Namun, Lita berisi keras menolak paksaan dari Lili.

Lita tak ingin pulang ke rumah itu secepat ini. Tak mungkin jika Lita mengucapkan kebenarannya. Meskipun Lita sudah kukuh menolak, Lili tetap saja tak menyerah untuk Memaksa Lita untuk pulang ke rumahnya.

Pada akhirnya, mau tak mau Lita pun menuruti paksaan dari Lili. Setelah mendapatkan izin, Lili mengantarkan Lita sampai di depan gerbang. Sebenarnya Lili ingin mengantarkan Lita sampai ke rumahnya tetapi Lita tak ingin Lili mengantarnya sampai ke rumah.

Sesampainya di depan gerbang Lita dikejutkan dengan kehadiran El yang tiba-tiba saja sudah ada di depan gerbang sekolah.

"El kok kamu disini?" tanya Lita pada El.

El diam saja. Tak ada jawaban sama sekali. Lita paham dengan maksud dengan El. El mau Lita ikut bersamanya. Lita tak ingin merepotkan Lili, maka dari itu Lita merima tumpangan El.

"Li, aku pulang sama dia aja ya. Makasih udah mau nganter aku sampe gerbang. Maaf aku udah nyusahin," ucap Lita sembari memeluk Lili.

"Lit, lo ga ngerepotin gue. Lit, kalo cowok ini nyakitin lo, lo bilang ya ke gue," tutur Lili dengan senyuman.

"Iya Li," ucap Lita dengan senyuman manisnya. Lili merasa lega, karena Lita sudah mau membuka hatinya lagi.

Lita tampak kesulitan menaiki motor milik El. Ukuran motor El cukup tinggi bagi Lita. El tertawa melihat Lita yang kesulitan menaiki motornya. Akhirnya, setelah bersusah payah Lita berhasil menaiki motor El.

El menutup helm fullface nya. El segera melajukan motornya dengan kecepatan yang benar-benar di luar nalar Lita. Kecepatan motor El benar-benar mampu membuat orang akan terkena serangan jantung.

Jika saja yang dibonceng El seorang nenek-nenek yang berusia tujuh puluhan maka dapat dipastikan nenek itu akan mengalami serangan jantung mendadak. Tapi tenang, ini Lita. Kondisi jantung Lita masih sangat sehat.

Tak butuh waktu lama, Lita sudah sampai di depan gerbang rumahnya. Lita merasa ragu untuk pulang ke rumah itu. Lita pun turun dari motor El.

El kemudian menatap Lita dengan tatapan hangatnya. "Jangan takut. Lo masih punya gue."

Lita mengangguk pelan. Padahal baru kemarin ia bertemu dengan El. Tapi, rasanya Lita sudah sedekat itu. El itu sangat baik. Lita merasa El berbeda dengan cowok yang pernah menyakitinya.

PELITA {Tamat} (Telah Selesai Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang