🥀part 30🥀✔

59 38 0
                                    

0o0

"Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjadi manusia sebaik mungkin. Namun, tetap saja masih ada manusia lain yang masih menganggapku egois. Pertanyaanku satu, apakah aku memang egois?"

0o0

🥀🥀🥀🥀🥀

Di sepanjang koridor, Lita sudah merasa bahwa semua orang terus saja memeperhatikannya. Entah dengan alasan apa mereka menatap Lita seperi itu. Lita tak ambil peduli dengan itu, Lita terus saja berjalan sambil menunduk.

Lita mencoba untuk mengabaikan mereka semua, tapi itu sangat sulit. Sekarang, mereka bukan hanya memperhatikan Lita dengan tatapan intens. Mereka juga mulai menceritakan Lita.

Lita terus berjalan menunduk dan terus menatap ke bawah.

Brugh....

Lita tersandung. Kakinya seperti menabrak sesuatu. Benar saja, kaki Mita sudah menghadang kaki Lita.Mita beserta semua murid tertawa melihat Lita.

"Kasian banget."

"Itu cocok sih untuk orang egois kayak elo. Bener gak semuanya?" tutur Mita sambil memancing sorakan dari murid lain.

"Yapp, bener banget. Dia cuman ngemanfaatin muka sok polosnya aja."

"Euhhhh banget ngeliatnya."

"Atau jangan-jangan kemarin waktu dia ilang itu sebenernya dia ga ilang. Cuman lagi ngehabisin waktu sama cowok terus dibayar deh per malem."

"Memang bener ya, sebaik-baiknya bangkai disembunyiin pasti bakalan kecium juga baunya."

"Huuuuuuu....mati aja lo! Muka sok polos! Cari muka! Sekarang gak akan ada yang mau deketin lo!"

"Huuuuu....pergi aja lo dari sekolah ini. Lo cuman bisa bikin malu sekolah. Tunggu-tunggu, bukan cuma sekolah, keluarga lo juga pasti malu sama kelakuan lo."

"Kalo aja gue orang tua lo, ga bakalan gue mau ngakuin lo sebagai anak. Gue bakalan usir lo."

Ucapan mereka semua jahat. Lita terus menggigir bawahnya sampai bibirnya luka, ia berusaha menahan tangisnya.

"Apa-apaan lo semua?"

Suara itu, Lita mengenalnya. Lili datang tepat waktu. Ini tak boleh dibiarkan, Lili akan bertengkar dengan mereka semua.

"Li, udah. Aku gapapa."

"Lo gapapa?" tanya Lili seraya sambil membantu Lita berdiri.

"Aku gapapa, udah jangan terlalu ladenin mereka."

"Tapi Lit, gue ga bisa!"

"Bisa. Udah jangan ngeladenin mereka.c

"Ok, ini demi lo."

Lili pun menggandeng Lita dan menuntunya pergi menjauhi kerumunan siswa itu.

"Dia udah ga waras ya?"

*.*.*

Lita menatap layar ponselnya, Lita ingin melihat apa Angga membalas pesan darinya atau tidak.

Tak ada jawaban sama sekali. Pesan Lita hanya dibaca saja. Lita mencoba menelfon Angga, semoga saja Angga mau mengangkatnya.

Tut.....

"Ada apa Lita? Kalo kamu nelpon aku hanya demi menanyakan apakah aku baik-baik saja, jawabanku satu. Aku sedang tak baik-baik saja."

PELITA {Tamat} (Telah Selesai Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang