O1 [ anniversary ]

10.1K 1K 337
                                    

.
.

Dia itu seperti es krim, manis tapi dingin
.
.

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aecha's POV

Hari ini tepat satu tahun aku dan Heeseung berpacaran. Mungkin ini tidak penting baginya karena ia memang tidak peduli dengan itu.

Aku memasukkan buku-bukuku kedalam tas biru muda yang merupakan hadiah dari kakak ku—Jeon Heejin saat aku genap berusia 17 tahun minggu lalu.

Kalian pasti tahu bagaimana atau apa yang dilakukan Heeseung. Dia tidak peduli sekalipun pada ulang tahun pacarnya sendiri. “Hufft.”

“Dek, cepat turun. Mama udah nungguin kamu buat sarapan!" seru kakakku—Jeon Heejin dari lantai bawah.

Aku segera mengalungkan tasku dan segera menuju ke ruang makan untuk sarapan bersama Mama dan Kak Heejin. Jika kalian menanyakan dimana papaku, beliau sudah meninggal sejak aku masih berumur 5 tahun.

“Tumben mukanya sumringah, biasanya jam segini udah kusut tuh muka,” ucap Kak Heejin kepadaku. Aku dan kakakku hanya terpaut satu tahun, dia sudah kelas 12 sementara aku dibawahnya.

“Emang kenapa?”

“Udah, ayo makan dulu. Nanti telat.” Mama mengambil dua piring dan meletakkannya didepanku dan Kak Heejin.

“Makasih mama!” seruku dan Kak Heejin. Setelah itu hanya terdapat bunyi dentingan sendok dan piring yang terdengar.

🖇️

Disini, diriku dan kak Heejin bersekolah. Di SMA Angkasa ini diriku dipertemukan dengan sosok Lee Heeseung, seorang pacar yang terkesan tidak peduli.

“Kak, aku duluan ya!” kataku kepada Kak Heejin, dia menganggukkan kepalanya kemudian aku berlalu meninggalkannya.

Saat ditengah jalan, aku tidak sengaja menemukan Heeseung bersama teman ceweknya dikelasnya setiap hari, hal itu membuatku muak dengannya.

Bagaimana tidak muak, Heeseung dengan senang hati mengajarinya tentang pelajaran Sejarah. Aku akui Heeseung sangat ahli dalam bidang itu. Terlebih lagi teman ceweknya itu, dia selalu mengekori kemana Heeseung pergi.

“Cih!” umpatku pelan lalu segera melangkah dengan lebar meninggalkan mereka berdua. Sebenarnya dia lupa apa pacarnya yang mana.

Setelah sampai dikelas, aku langsung disambut dengan teriakan heboh Somi membuat kepalaku mau pecah saja.

“Aduh Aecha, muka lo jelek tau kalo kek gitu!” teriaknya sambil tertawa. Untung saja kelas ini sepi, hal itu membuatnya bebas berteriak.

Dingin? | Heeseung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang