Dia Takdirku-6

645 27 0
                                    

Revan POV

Semenjak kejadian yang tidak mengenakkan kemarin di kantin gua jadi di kacangin sama Vriska. Sialan emang Sinta. Ngapain coba dia ngelakuin itu.

Gua baru sampai di kampus. Eh udah ada gangguan.

"Pagi Revan sayangg" kata Sinta.

"Ih apaan sih lo" Sumpah geli banget gua dengernya.

"Kok lo gitu sih" katanya.

Gua hanya diam dan ninggalin dia.

"Oh lo kaya gini gara-gara cewek itu ya" katanya.

Gua langsung balik badan dan natap dia dengan tajam.

"Ini semua gak ada sangkut pautnya sama Vriska" kata gua ketus.

"Haha. Oh namanya Vriska. Bahkan lo ketus sama gua" kata nya.

"Mau lo apa sih?!" Teriak gua.

Sumpah gua gak tau harus ngadepin dia gimana. Dia itu...arghh.

"Mau gua lo jangan deket-deket sama cewek itu" katanya.

"Lo gak ada hak untuk ngelarang gua" kata gua.

"Inget ya kalo gua gak bisa dapetin lo. Orang lain juga gak akan ada yang bisa dapetin lo, termasuk cewek itu" panjangnya.

"Terserah lo mau ngomong apa" kata gua sambil ninggalin dia.

Baru aja sampe kampus udah bikin kesel aja.

Gua harus ngomong sama Vriska. Gak tau kenapa gua ngerasa sakit dia ngacangin gua kaya gini.

**

Gua sampai di gedung jurusan Vriska. Gua nyari Vriska tapi gua gak nemuin dia.

Gua telpon Riski siapa tau aja Vriska lagi sama dia.
"Halo kenapa Van? "

"Vriska lagi sama lo gak?"
"Enggak. Dia gak ngampus hari ini"

"Kenapa?"
"Kata Bella dia sakit"

"Oke. Makasih ya"
"Iya"

Gua langsung nutup telponnya. Dan gua menuju mobil langsung ke rumah Vriska. Bodo amat lah gua gak ngikutin kelas hari ini.

##
Vriska POV

Aduh radang tenggorokan aku kambuh. Susah nelen. Jadi gak napsu makan.

Aku cuma di rumah. Gak di bolehin ngampus sama Mama Papa.

Aku telpon Bella. Untuk ngizinin aku karena sakit.

"Halo Bel"
"Iya kenapa? Eh kok suara lo sumbang gitu"

"Lagi sakit gua. Izinin gua ya"
"Sakit apa lo?"

"Biasa radang gua kumat"
"Makanya lo itu jangan makan sembarangan"

"Gua gak sembarangan kok makannya"
"Ya udah nanti pulang ngampus gua kerumah lo ya"

"Oke"

Aku langsung memutuskan sambungan.
Tok...tok...tok..

Siapa coba pake ngetuk pintu. Kalau Mama kan biasanya langsung masuk aja.

"Iya masuk" kata ku dengan suara sumbang.

Pintu kamar kebuka. Dan orang itu masuk.

"Gimana keadaan lo?" Tanya seseorang.

Eh suara itu. Aku langsung mendongak dan sontak kaget. Aku terjungkal ke belakang.
Duuukkk

"Aduhh" aku meringis kesakitan sambil megang kepala bagian belakang karena kejeduk tembok.

"Hati-hati kali. Segitu kaget nya ngeliat gua" kata Revan. Sambil ngengusap kepala gua. Ya itu Revan.

Sumpah wajah dia deket banget. Mata aku dan dia saling tatap. Tatapan dia seakan ngunci aku.

Aku benar-benar mengagumi matanya. Sumpah matanya itu indah banget. Eh aduh apaan sih aku ini pasti gara-gara aku kejeduk tadi.

Aku mengerjapkan mata berkali-kali. Kayanya dia sadar.

"Eh..eh sorry" katanya. Sambil menjauhkan muka nya.

"Gimana keadaan lo?" Tanyanya.

"Ya udah mendingan. Tadi udah minum obat. Lo kok tau gua sakit" kataku.

"Ya tau lah"

Seketika hening. Aduh kenapa keadaannya canggung gini sih.

"Oya gua mau minta maaf" kata nya.

"Untuk apa?" Tanyaku bingung.

"Soal Sinta" katanya. Dia masih ngebahas soal ini.

Aku menghela nafas. "Kan gua udah bilang bukan lo yang salah" kataku.

"Tapi lo ngejauhin gua" katanya.

Aku hanya diam.

"Jangan ngejauh dari gua dong plis" mohon nya.

"Oke deh. Gua gak akan ngejauhin lo" kataku.

"Bener ya"

"Iya"

"Yaudah deh gua pulang dulu ya" katanya.

"Iya. Makasih ya udah jenguk" kataku sambil senyum.

Dia langsung meninggalkan kamarku. Aku melirik apa yang di bawa dia. Dia bawa Makanan khas orang sakit dan....bunga Dandelion?

Aku langsung meraihnya. Di sana ada kertas.
'Cepet sembuh ya-R'

Aku yang baca seketika senyum. Ah kenapa jadi senyum-senyum sih.

--------------

udah ke 6 nih.
Vote comment nya jangan lupa ya;)

Selamat membaca:D

Dia TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang