Dia Takdirku-9

556 21 0
                                    

Aku dan Revan sekarang berada di kantin.

"Lo mau makan apa?" Tanyanya.

"Makan... bakso aja deh" kataku.

"Oke. Minumnya?" Tanyanya lagi.

"Es jeruk" jawabku.

"Tunggu bentar ya" katanya.

Dia berjalan untuk memesan makanan.
Dttrrr.... drtttt...

Hp ku bergetar dan tertera nama Bella.
Bella: Woy di mana lo?
Vriska: Gua di kantin. Lagi sama Revan. Kesini aja lo
Bella: Gak deh nanti gua ganggu lagi haha
Vriska: Apaan sih lo

"Lagi smsan sama siapa sih? Seru banget kayanya" kata Revan. Yang sudah duduk di depan ku dan makanan yang aku pesan tadi.

"Hehe.. sama Bella. Nanyain gua lagi ada dimana" kataku.

Dia hanya ber'oh'ria.

Aku dan dia menyantap makanan yang tadi di pesan.

"Oya gua boleh nanya gak?" Tanyaku. Aku ingat sesuatu.

"Nanya apa?" Katanya sambil ngengunyah makanannya.

"Ehm.. Sinta itu sebenernya siapa lo sih?" Tanyaku.

"Kenapa lo nanya kaya gitu? Cemburu ya?" Katanya sambil menaik turunkan alisnya.

Tuh kan nyebelin. Ah kenapa juga gua nanya kaya gitu tadi. Jadi geer kan dia. Ih.

"Apaan sih. Udah deh lupain aja" kataku sambil cemberut.

"Ya ampun gitu aja ngambek. Gua gak ada apa-apa kali sama dia. Dia cuma salah satu fans gua doang" jelasnya.

Fans? oh iya deng aku lupa kalo dia populer.

Aku hanya mengangguk. Aku kembali menikmati makanan ku.

Tiba-tiba...
Byurrrr....

Lagi-lagi aku di siram pake es jeruk. Siapa sih ini?

"Apa-apaan sih lo!?!" Teriak Revan.

Kayanya aku tau deh siapa. Aku langsung mendongak. Dan bener senior tengil itu lagi.

"Kan gua udah bilang jangan deket-deket sama Revan" kata Sinta.

Emosi ku udah benar-benar mau meluap. Aku berdiri dan mengambil minuman Revan. Dan nyiram ke arah dia.
Byurrrr....

"Terserah gua dong kalo mau deket sama siapa pun" kataku sambil berdiri ninggalin kantin.

"Arghhh lo berani sama gua!?!" Teriaknya.

Aku berbalik menatap tajam ke Sinta.

"Jangan berfikir gua takut sama lo" kataku ketus.

Aku berbalik dan menuju toilet. Sumpah ini lengket banget.

Untung aku bawa baju. Aku berganti baju.

Sudah selesai. Aku langsung menuju mobilku. Aku mengendarai mobil ku. Dan kini aku sudah sampai di halaman rumahku.

Tapi kok ada mobil satu lagi di halaman rumah. Apa ada tamu? Aku berkeliling mengitari mobil itu. Sepertinya aku kenal mobil ini. Ah iya.

"Kakkk Venooo" teriakku. Waktu memasuki rumah.

Kak Veno. Satu-satunya kakak ku. Dia tinggal di Jogja bersama istri dan anaknya.

Aku langsung berlari ke kak Veno dan memeluknya.

"Ya ampun adek kakak sekarang udah besar ya" kayanya sambil membalas pelukanku.

"Kakak kok gak bilang kalo mau kesini" kataku sambil merenggangkan pelukanku.

"Kan mau bikin kejutan" katanya.

"Mana kak Gigi?" Tanyaku.

Kak Gigi itu istri dari kak Veno. Dia cantik baik. Pas deh sama kakakku yang top.

"Itu lagi di dapur" jawabnya.

"Terus dimana si--"

"Tanteeee" teriak anak kecil yang sedang berlari ke arahku.

"Eh Vergi. Tante kangen sama kamu" kataku sambil memeluknya.

"Aku juga kangen sama tante" katanya.

Vergi ini anaknya kak Veno. Dia ganteng banget. Lucu imut gemesin.

"Tante main yuk" ajaknya.

"Bentar ya tante mau ke kamar dulu" kataku.

Dia hanya mengangguk.

Aku langsung lari ke kamar. Mengganti baju yang pas untuk jalan-jalan. Setelah selesai aku langsung menghampiri Vergi.

"Ayo kita pergi sayang" kataku.

"Yok. Pa Kek aku sama tante mau jalan-jalan dulu ya" katanya sambil berpamitan sama kak Veno dan Papa.

"Hati-hati ya" kata Papa.

Aku dan Vergi mengangguk mengerti.

Aku dan Vergi pergi ke taman deket rumah. Yang jam-jam segini tidak ramai.

——————————————

9 nih. Semoga suka ya:)
Vote dan comment nya jangan lupa:)

Selamat membaca:D

Dia TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang