Apa dia bakal nembak aku? Lah kenapa aku berharap banget dia nembak aku. Tapi kalo enggak besok aku bakal nerima hukuman. Aduh gimana ini?
Aku lagi di depan lemari. Aku memilih baju yang cocok. Semua isi lemari aku keluar semua. Bingung pake baju apa. Tapi tunggu kenapa aku gupek banget kaya gini.
Tok..tok..tok..Aduh ganggu aja sih. Gak tau apa orang lagi pusing. Aku dengan malas menuju pintu dan membukanya.
Terlihat wajah Mama. Mama nyelonong aja masuk.
"Ya ampun Vriska. Kenapa isi lemari keluar semua" katanya.
Aku berjalan menuju kasur ku dan duduk.
"Aku mau jalan tapi bingung pake baju apa" kata ku lemas.
Mama tiba-tiba mengobrak-abrik baju yang aku keluarin. Mungkin dia nyari baju.
"Nah...ini aja. Pasti cocok" kata Mama sambil menunjukkan dress berwarna tosca selutut tanpa lengan.
Wah kayanya cocok. Aku langsung mengambil dress itu.
"Mama.... makasih ya. Mama top deh muuahh" kataku sambil mencium Mama.
Aku langsung ke kamar mandi. Tidak sampai berjam-jam aku keluar dari kamar mandi. Ternyata Mama masih di kamar.
"Cocok banget buat kamu" katanya "sini Mama dandanin"
Lah kenapa Mama?
"Gak usah lah Ma. Aku bisa sendiri" kataku.
"Ayo lah Mama dandanin" kata Mama. Aku di tarik suruh duduk di depan cermin. Mau gak mau deh.
Sambil Mama memulai mendandani aku Mama mulai bertanya.
"Anak Mama ini mau kencan sama siapa sih?" Tanya Mama.
Kencan? Apa ini kencan?
"Ah apaan sih Ma. Aku gak kencan. Cuma jalan-jalan" kataku.
Mama tertawa mendengarnya.
"Ma gak usah ketawa deh" kata ku.
Mama sibuk dengan alat make-up. Aku hanya pasrah saja.
"Selesai..." kata Mama.
Aku melihat bayangan di cermin. Betapa kagetnya aku. Bayangan itu tidak mirip dengan ku. Cantik sekali bayangan itu.
"Cantik banget anak Mama" kata Mama.
"Vriska.. itu ada temen nya" teriak Papa.
"Iya Pa"
"Tu udah di jemput sama pangerannya" kata Mama menggodaku.
"Apaan sih Ma" aku langsung keluar menghampiri nya.
**
Aku melihatnya sedang berbincang-bincang dengan Papa.
Dia terlihat lebih...tampan. Dia memakai jas dan celana yang senada.
"Pa" kata ku.
Papa dan Revan menengok ke arah ku. Aku melihat mereka terkejut ketika melihat penampilanku. Apa ada yang salah dengan penampilanku?
"Anak Papa nambah cantik ya" kata Papa.
Aku menghampiri Revan yang masih memandangiku.
"Hei ayo" bisik ku. Dia langsung tersadar.
"Lo cantik" bisiknya.
Blush. Aku menunduk malu. Dia menahan ketawa."Om aku sama Vriska pergi dulu ya" katanya meminta izin.
"Iya hati-hati"
"Aku pergi dulu ya Pa"
"Jangan pulang malam-malam"
"Siap"
Aku dan Revan menuju mobil. Mobil Revan meninggalkan halaman rumahku.
**
"Van kenapa lo ngajak gua kesini?" Tanya ku.
Kita sekarang lagi ada di pantai.
Yang di tanya hanya diam saja. Dan dia menarik tanganku. Dan mengajakku ke tempat yang menurutku romantis.
Di tempat ini ada meja dengan dua kursi yang berhadapan. Di meja ada bunga Dandelion.
"Ini semua lo yang nyiapin" kataku.
Dia hanya mengangguk dan tersenyum.
Tiba-tiba dia menjentikan jari. Ada seorang pelayan mengahampirinya dengan membawa sebuah gitar. Gitar itu di berikan kepada Revan.
"Aku mau nyanyi buat kamu" katanya.
Eh tunggu. Apa kata dia? Aku? Kamu? Bahkan dia sudah merubah panggilan. Kenapa aku deg-degan.
Dia mulai memainkan gitarnya. Dan mulai bernyanyi.
Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Dan membuatku utuh tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukkuDia menatap ku. Sepertinya dia ingin mengungkapkan sesuatu.
Kini ku ingin hentikan waktu
Bila kau berada di dekatku
Bunga cinta bermekaran dalam jiwaku
Kan ku petik satu untukmu
Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Dan membuatku utuh tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukkuDia senyum. Senyum nya itu. Bikin aku terbang...eh.
Kaulah yang terbaik untukkuKu percayakan seluruh hatiku padamu
Kasihku satu janjiku kaulah yang terakhir bagiku
(Lebih indah-Adera)Dia mengakhiri lagunya. Dia sedang berdiri berhadapan denganku. Dia menatapku tepat di manik mataku.
Dia tiba-tiba mengambil kedua tanganku. Ya ampun kenapa aku deg-degan begini.
"Lagu itu ungkapan dari perasaan aku" katanya.
Aku hanya diam.
"Aku suka sama kamu. Eh gak aku sayang sama kamu. Ehm lebih dari itu aku cinta sama kamu" jelasnya.
Ya ampun dia nembak aku. Akhirnya aku gak harus ngejalanin hukuman itu.
"Aku ingin kamu selalu ada di sisi aku. Apa kamu mau tinggal di sisi aku" tanyanya.
"Apa sekarang lo lagi nembak gua" kataku.
Dia mengangguk. Aku tersenyum.
"Iya aku mau" kataku. Bahkan sekarang aku merubah dari 'gua' ke 'aku' lucu ya.
Dia langsung memelukku. Aku dengan ragu membalas pelukannya.
Kedengerannya jahat. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelamatkan diriku dari hukuman itu. Tapi sudah lah tak apa.
Aku dan dia resmi berpacaran. Acara kita di lanjutkan dengan makan dan berbicara ringan.
Apa yang aku lakukan ini benar? Apa aku jahat? Enggak aku gak jahat. Selama ini semua tidak diketahui Revan aku gak jahat. Oke kosen Vriska. Lo gak jahat. Lo ngelakuin apa yang seharusnya lo lakuin. Lo gak jahat Vriska. Aku menyemangati diriku sendiri.
________________________________
13 nih. Selama seminggu ke depan aku gak bakal update karena aku US. Minta doanya juga ya supaya bisa ngerjain soalnya.
Vote comment nya di tunggu juga.Selamat membaca:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Takdirku
RomanceVriska baru menyadari perasaannya terhadap Revan disaat Revan pergi Tetapi takdir berkata lain mereka dipertemukan kembali mau tau cerita nya Vriska dan Revan monggo di baca ceritanya