Dia Takdirku-10

543 21 0
                                    

Vriska POV

Aku dan keponakanku yang ganteng ini sedang duduk di salah satu bangku di taman.

"Tante kok pulangnya sore sih. Kan aku mau main sama tante dari tadi" kata Vergi.

"Tadi kan tante lagi belajar sayang" kataku sambil mengusap kepalanya.

"Tante aku mau main di sana ya" katanya sambil menujuk ayunan.

"Yaudah jangan jauh-jauh ya" kataku.

Vergi langsung pergi meninggalkanku. Aku hanya duduk dan memainkan hp. Dan memasangkan earphone.

##
Revan POV

Gua bosen dirumah terus. Di rumah sepi udah kaya kuburan. Ah mending gua ke taman siapa tau gua ketemu jodoh..eh.

Gua langsung menuju taman.

Di taman cukup sepi. Hanya ada anak-anak yang bermain dan para penjual makanan.

Gua duduk di salah satu bangku. Gua memejamkan mata. Gua masih kepikiran kejadian tadi.

Bisa-bisa nya Sinta begitu. Bukan hanya kali ini saja Sinta bersikap seperti itu.

Sinta melakukan hal itu ke semua cewek yang deketin gua. Ah kan gara-gara itu gua masih jomblo.

Gua seperti mendengar orang menangis.

"Huaaa" tangisannya.

Gua langsung membuka mata kaget. Gua melihat sekeliling taman itu.

Disana ada anak kaki-kaki sedang menangis dan memegang lututnya.

Sepertinya dia terluka. Gua langsung menghampirinya.

"Kamu kenapa anak manis" kata gua sambil mengusap rambutnya.

Dia langsung mendongak dan menatap gua.

"Kaki aku sakit om" katanya.

Gua langsung menatap lutut nya. Ternyata dia benar-benar terluka.

"Yaudah ikut om yuk. Om bersihin lukanya" kata gua sambil menarik tangannya.

Gua langsung mengajaknya duduk dibangku.

Gua langsung mengeluarkan P3K yang ada di tas.

"Sakit om" katanya meringis kesakitan.

"Sabar ya tahan huuuuu huuuuu" kata gua sambil meniup-niup lukanya.

Gua melilitkan perban di lututnya. Dan selesai.

"Udah. Udah selesai. Jangan nangis lagi ya" kata gua.

"Iya om"

"Nama kamu siapa?" Tanya gua.

"Nama aku Vergi om"

"kamu kesini sama siapa?" Tanya gua lagi.

"Sama tante aku om" katanya.

Gua hanya menggangguk mengerti.

"Terus tante kamu kemana" kata gua.

Dia menunjuk satu arah. Gua langsung melihat apa yang ditunjuk.

Gua melihat seorang wanita. Sepertinya umurnya sama dengan gua. Dia sedang asik dengan hp nya. Pasti itu tantenya.

Ah gimana bukannya jagain keponakannya malah asik sama hp.

"Yaudah kamu mau es krim gak?"

Dia mengangguk semangat.

Gua langsung memebelikan dia es krim.

"Makasih ya om" katanya.

##
Vriska POV

Aku sangking asiknya dengan hp ku. Sampai-sampai aku tidak memperhatikan Vergi.

Aku langsung mendongak ke arah Vergi bermain.

Loh....Kemana Vergi? Tadi perasaan dia masih di sana. Apa dia sudah pulang? mana mungkin.

Gimana dong? Kemana Vergi?

Aku langsung mencari Vergi. Kalau sampai Vergi hilang habis lah aku di marahin kak Veno.

"Vergiii" teriak ku. Sambil lari kesana kesini.

Kemana sih anak itu ya ampun.

"Vergii" teriakku.

Tidak ada jawaban. Aku masih mengitari taman.

Kemana sih dia? Ah bikin repot aja.

Aku akhirnya melihat Vergi lagi duduk sambil makan es krim.

Enak-enakan dia makan es krim nah aku uring-uringan nyari dia.

Aku langsung menghampirinya.

"Ya ampun. Kamu ini tante cariin dari tadi. Ternyata di sini" kata ku.

"Tanteee" katanya sambil memelukku.

"Tadi aku jatuh. Luka nih" katanya sambil menunjuk lututnya yang di perban.

"Ya ampun. Kok bisa kaya gini. Kamu gak apa-apa?" kata ku. Sambil menunduk melihat lukanya.

"Aku udah gak apa-apa kok tante. Tadi di obatin sama om ini" katanya sambil menoleh ke orang yang ada di sampingnya.

Orang yang ada di sampingnya sedang sibuk dengan hp nya.

"Ehm... maaf apa anda yang mengobati Vergi" kataku menyentuh pundaknya.

Dia langsung mendongak. Dia kaget. Aku juga kaget.

"Vriska" katanya kaget.

"Revan. Jadi lo yang ngobatin keponakan gua" kataku.

"Iya. Tadi dia jatuh. Eh lo nya malah asik main hp"

"Hehe.. oya makasih ya"

"iya sama-sama"

"Tante pulang yuk Vergi capek" kata Vergi sambil menarik ujung bajuku.

"Yaudah yuk kita pulang"

"Van gua pulang dulu ya" kataku ke Revan.

"Oya udah. Mau gua anterin?" Tanya nya.

"Gak usah. Kan rumahnya deket" kata ku.

"Yaudah hati-hati ya"

Aku hanya mengangguk.

"Pamit dulu sama om nya gih" kata ku ke Vergi.

"Om aku pulang dulu ya" pamitnya.

"Iya. Hati-hati ya" jawabnya sambil mengusap kepala Vergi.

"Bay Van" kata ku sambil berjalan meninggalkan nya.

Aku berjalan menuju rumah bersama Vergi. Lebih tepatnya aku menggendong Vergi. Karena dia dari tadi mengeluh terus. Dan bahkan dia sudah tidur di gendonganku.

Dia benar-benar capek. Kasihan sampai kakinya luka seperti itu. Aku harus mempersiapkan kupingku kalau-kalau aku di ceramahi oleh kakak dan kakak ipar ku. Karena aku tidak bisa menjaga anak nya.Huh.

________________________________

Ke 10 sorry lama. Lagi sibuk mau ujian. Semoga suka ya.
Vote dan comment di tunggu loh.

Selamat membaca:D

Dia TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang