Dia Takdirku-8

623 28 0
                                    

Revan calling....

"Halo. Ada apa?" Kataku.
"Hari ini lo ada kelas pagi gak?" Tanya nya.

"Ada. Kenapa emang?"
"Berangkat bareng gua ya"

"Eh gak usah"
"Udah gak apa-apa. Gua jemput lo sekarang. Bay"

Dia memutuskan sambungannya secara sepihak. Gak sopan.

Aku langsung mempersiapkan untuk ke kampus.

**

Aku turun ke bawah dan menuju meja makan untuk sarapan.

"Eh udah turun sayang. Sini sarapan dulu" kata Mama.

Eh tunggu tapi itu siapa yang sama Mama.

Dia menengok ke arahku "Selamat pagi Vriska" katanya sambil senyum.

Aku langsung duduk di sampingnya.

"Kamu itu udah buat Revan nunggu lama. Sampe sarapan di sini dia" kata Mama.

Aku hanya senyum. Aku natap Revan dan dia senyum. Senyumnya itu meneduhkan jiwa. Eh enggak deng apa-apaan sih aku.

Kita sarapan bersama. Papa jangan di tanya pasti dia sudah berangkat ke kantor.

**

"Ya udah tante kita berangkat dulu ya" kata Revan sambil bersalaman sama Mama.

"Ma aku berangkat dulu ya" kataku sambil bersalaman juga sama Mama.

"Ya hati-hati. Jangan ngebut bawa mobilnya ya Revan" kata Mama.

"Iya tante" jawabnya.

Aku dan Revan masuk ke mobil dan meninggalkan halaman rumah ku.

Di dalam mobil hening. Tidak ada yang bicara. Aku yang sibuk memperhatikan di luar jendela. Revan sibuk menyetir.

"Ternyata Mama lo temennya Mama gua" katanya memecah keheningan.

"Iya tah. Kok lo tau?" Tanyaku sambil menoleh ke arahnya.

"Iya tadi Mama lo cerita. Dan Mama lo bilang dia sahabatan sama Mama gua. Dari SMP" kata dia.

"Oh.." hanya itu yang keluar dari mulutku.

Aku pun kembali sibuk menatap keluar jendela.

**

Sampai di kampus. Aku membuka pintu mobil dan jalan mendahului Revan.

Eh tiba-tiba dia lari dan merangkul ku.

Aku langsung berhenti karena kaget dengan tingkahnya.

"Loh kok berhenti ayo jalan lagi" katanya.

"Ini tangan gak usah di sini" kataku sambil berusaha menyingkirkan tangannya.

Tapi nihil dia tidak mau menyingkirkan tangannya malah senyum-senyum gak jelas.

Ya udah lah. Biarin aja dia kaya gini. Aku dan dia jalan barengan.

Eh ada yang rese...

"Awas" kata cewek tiba-tiba ngedorong aku sampe jauh.

Uh sial amat sih. Ini kan masih pagi lagian siapa sih yang dorong aku. Aku langsung melihat siapa yang ngedorong aku. Dan ternyata siapa lagi kalau bukan cewek senior tengil itu.

"Eh..eh lo gak apa-apa" kata Revan sambil membantuku bangun.

"Lo kenapa sih bantuin dia" kata Sinta-senior tengil itu. Sambil menarik Revan jauh dariku.

Alhasil aku jatuh lagi. Argh jatuh dua kali.

Aku kesel. Aku bangun sendiri dan pergi ninggalin mereka.

Tapi samar aku masih mendengar percakapan mereka.

"Lo apa-apaan sih" kata Revan.

"Lo yang apa-apaan. Kenapa lo deketin dia" kata Sinta.

"Itu bukan urusan lo" katanya.

Setelah itu aku tidak mendengar apa pun lagi.

Aku langsung menuju kelas.

**

"Kenapa lo muka kusut banget. Masih pagi kali" kata Bella. Setelah aku sudah ada dikelas.

"Bete gua" sumpah gimana gak bete coba. Tau deh.

Obrolan ku dan Bella terputus karena dosen sudah memasuki kelas.

Aku dan teman-teman kelasku memperhatikan apa yang di jelaskan.

**

Dosen keluar dari kelas.

"Bel gua mau ke taman bete gua di kelas" kata ku ke Bella.

"Ya udah deh. Tapi gua gak bisa nemenin ya"

"Yaudah gak apa-apa"

Revan POV

Sumpah tadi pagi bikin gua kesel. Ini semua gara-gara Sinta.

Gua harus nyamperin Vriska untuk minta maaf. Karena tadi dia jatuh dua kali pasti sakit itu.

Waktu gua mau ke arah gedung jurusan Vriska. Eh gua ngeliat dia lagi duduk di bangku taman sambil memejamkan mata. Kenapa dia jangan-jangan tidur lagi. Hadeh.

Gua langsung nyamperin dia.

Gua duduk di sebelahnya. Kayanya dia gak nyadar deh gua di sebelahnya.

Gua memperhatikan dia yang lagi menejamkan mata dan mendengarkan lagu dari earphone nya.

Kalau di lihat sedeket ini. Dia keliatan cantik. Mukanya mulus putih. Bulu matanya lentik. Hidungnya mancung. Dan bibirnya merah dan mungil bikin gua mau nyium tau gak. Eh apaan sih gua.

Gua langsung mengelengkan kepala menghilangkan pikiran mesum gua.

Gua masih memperhatikan dia. Gua tersenyum dia benar-benar cantik.

Eh dia buka mata nya dan berdiri. Mau kemana dia. Gua langsung menarik tangannya.

"Eh!?!" Pekik nya mungkin kaget.

"Lo mau kemana?" Tanya gua polos.

Dia langsung duduk lagi. Dia natap gua bingung. Mungkin dia bingung sejak kapan gua ada di sini.

Gua menghela nafas "Gua dari tadi disini" kata gua.

"Kok lo gak bilang"

"Kayanya lo butuh ketenangan makanya gua gak mau bilang" kata gua.

Dia hanya mengangguk.

"Oya soal tadi pagi—"

"Udah gak usah bahas itu lagi. Gua udah lupain kok" katanya memotong perkataan gua.

Gua hanya tersenyum. Dia ternyata baik. Beda dengan isu yang beredar tentang dia. Kalau dia itu dingin cuek jutek. Tapi dia gak kaya gitu kok.

"Mau ke kantin?" Tanyaku.

Dia mengangguk. Gua langsung berdiri dan menggenggam tangannya.

Eh kok dia gak jalan-jalan ya. Gua langsung menoleh dan melihat dia yang masih aja duduk sambil melihat tangan gua dan dia.

"Eh ayo" kata gua.

Dia mengerjapkan mata beberapa kali dan dia langsung berdiri. Kita jalan beriringan.

Banyak mata yang melihat kita. Ah fans-fans gua sama fans-fans Vriska pada histeris ngeliat gua sama Vriska jalan bareng. Ah bodo lah.

——————————————

8 Cuy. Gianam?  Semoga suka ya.
Vote dan comment nya jangan lupa ya.

Selamat membaca:D

Dia TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang