Vriska POV
Dari tadi aku hanya tiduran di kasurku. Aku gak tau harus gimana. Mengingat kejadian tadi aku hanya bisa menangis.
Aku sudah berkali-kali menghubungi Revan tapi dia tidak mengangkatnya. Biasanya jam segini Revan menanyakan aku sudah makan apa belum.
Argh Revaannn lo bikin gu gila.
Tok..tok..tok.."Mama boleh masuk" katanya sambil memasuki kamarku.
Aku langsung menghapus air mataku dan duduk di tepi ranjang.
"Ada apa Ma?" Tanyaku.
"Seharusnya Mama yang nanya kamu ada apa? Kamu nangis ya?" Kata Mama sambil menangkup wajahku.
Seperti di sugesti aku langsung memeluk Mama dan menangis.
"Revan. Revan mutusin aku Ma"
"Kok bisa. Cerita sama Mama"
Aku menceritakan semuanya. Dari tantangan itu. Semuanya.
"Seharusnya kamu gak ngikutin itu" kata Mama.
"Iya sih Ma. Tapi—"
"Karena hukumannya itu"
Aku hanya diam tidak menjawab perkataan Mama.
"Kamu harus menghargai perasaan orang lain sayang. Terus sekarang masalahnya apa?"
"Vriska baru sadar Ma. Kalau Vriska sayang sama dia. Bahkan cinta sama dia" aku pun menangis lagi di pelukan Mama.
"Udah. Anak Mama jangan nangis terus. Cantik nya nanti ilang loh" katanya menggoda ku.
"Ih apaan sih Mama" aku pun tertawa kecil karena ulah Mamanya.
"Anak Mama gak boleh nangis lagi. Kalau misalnya dia jodoh kamu. Dia bakal balik ke kamu. Oke jangan nangis lagi ya"
Aku langsung menghapus air mataku. Aku merasa sedikit tenang dengan curhat ke Mama. Mama selalu bisa bikin aku tenang.
"Ya udah sekarang kamu tidur. Selamat tidur sayang" kata nya sambil mengecup keningku.
Aku langsung tidur setelah Mama keluar dari kamar.
**
Aku merasa terganggu dengan sinar matahari yang masuk melalui jendela. Aku bangun. Aku melihat jam yang ada di kamarku.
Sontak aku kaget. Aku langsung loncat dari tempat tidur.
"Udah jam delapan. Kok gak ada yang bangunin"
Aku langsung ke kamar mandi. Aku ada kuliah jam setengah 9. Ya ampun kenapa aku bangun siang gini sih.
Setelah semua siap aku langsung turun dan mengambil kunci mobilku.
"Kamu gak sarapan dulu" kata Mama.
"Gak sempet Ma. Aku berangkat ya. Dah Mama" kataku.
Aku langsung masuk dan menjalankan mobilnya.
**
Akhirnya nyampe juga di kelas. Untung gak telat.
Tidak lama dari itu dosen masuk ke kelasku.
Aku memfokuskan pikiran ku. Aku mencatat apa yang di bicarakan dosen itu.
Setelah jam habis dosen itu meninggalkan kelas.
"Lo pasti telat bangun ya" kata Bella.
"Hehee. Tau aja lo"
"Ketaman yok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Takdirku
RomanceVriska baru menyadari perasaannya terhadap Revan disaat Revan pergi Tetapi takdir berkata lain mereka dipertemukan kembali mau tau cerita nya Vriska dan Revan monggo di baca ceritanya