PART 9

33 7 4
                                    

Brukk

"Jangan melakukan hal yang bisa membuat reputasi kantorku tercemar Hanzel!" ucap pak direktur setelah membogem Hanzel.

Entah pak direktur datang dari mana.
Aku mematung. Mencerna kejadian yang baru saja terjadi.
Ciuman pertamaku. Pak direktur yang melihat kejadian memalukan ini. Matilah aku.

Tiba-tiba pak direktur membuka jasnya dan memberikannya padaku.

"Pakai ini dan perbaiki penampilanmu. kembali bekerja. Keluar." ucapnya dengan nada yg dingin.

Aku langsung berlari keluar gudang

Aku terduduk lemas didalam toilet.
"Apa yang terjadi... Pasti setelah ini aku akan dipecat." ucapku sambil menangis.

*****
Terang sudah berganti gelap. Aku yang sedang duduk didepan jendela kamarku.
"Anggap saja kamu sedang bermimpi buruk mor. Lupain.. Semuanya.. Lupain.." ucapku berusaha menenangkan diri.

Tok Tok Tok

"Really? Siapa yang ngetuk pintu jam segini? Security kah?" ucapku sedikit was-was dan berjalan membuka pintu

Ceklekk

"Ada ap,,,"saking terkejutnya, kakiku rasanya mati rasa.

"Ikut saya." Dia menarik tanganku.

"Pak maaf,, pakk tolong lepasin tang,,," aku mencoba melepaskan genggamannya yang kuat.

"Diam!."

Sesampainya di lobby apartemen, dia membukakan pintu dan memasangkanku sitbel.
"Maaf pak,,kok bapak bisa tahu apartemen saya? Saya minta maaf atas kejadian tadi siang. Saya minta maaf pak. Bapak mau membawa saya keman,,"

Tiba-tiba dia menatapku tajam. Jika diartikan dari tatapannya dia menyuruhku untuk diam. Seketika rasanya aku langsung membeku.

*****
Jackson Richer

Pria berumur 30 tahun. Dengan tubuh dan paras yang sempurna. Tinggi 185cm dan berat badan 80 kg. Perawakan yang sempurna, tapi agak angkuh dan tidak banyak bicara.
Dia adalah cucu sekaligus penerus saham ke dua setelah ayahnya. Sekarang dia menjadi penerus utama setelah ayahnya pensiun. Citra yang baik dalam hidupnya membuat dia menjadi pria yang sempurna.
Hingga beberapa tahun yang lalu, kejadian buruk menimpanya. Dia kehilangan wanita yang dia cintai. Karena itulah sekarang dia berubah menjadi pria yang agresif, pemarah dan senang bermain dengan wanita.

***
Aku melihatnya berlari mengejar wanita itu.
Entah kenapa aku merasa ada yang aneh dengan Hanzel.
Dan aku tidak ingin kejadian yang lalu akan terulang lagi.
Akhirnya aku mengikuti dia.

"Maaff sebelumnya.. Kenapa bapak bisa tahu nama saya? Bahkan kita hanya sekali betemu waktu itu?!"

"Sekali menurutmu.. Bahkan kamu tidak menyadari saat di minimarket, saat berjalan didepan apartemenmu.."

"Karena,, karena anda rekan bisnis pak direktur. Saya hanya tidak mau dibilang tidak sopan karena langcang berbicara dengan petinggi. Tolong lepasin saya pak."

"Sssuuttt. Kenapa Kamu memikirkan apa yang orang lain pikirkan? Bukankah kita memang sudah kenal bahkan sebelum kamu bekerja disini?! Untuk apa merasa takut?"

"Kita tidak saling kenal dan Saya juga tidak ingin nanti ad.."

"Hanzel menciumnya? Ada apa sebenarnya dengan mereka? Apa wanita itu kekasihnya? Tidak mungkin lelaki seperti dia mempunyai kekasih. Itu tandanya wanita itu akan jadi korban selanjutnya hanzel?" batinku

Aku masuk dan

Brukk

Aku menariknya dan langsung membogemnya hingga dia terjatuh.

"Jangan melakukan hal yang bisa membuat reputasi kantorku tercemar Hanzel!" ucapku

Aku melihat wanita itu masih diam dan mematung ditempatnya.
Aku membuka jasku dan memberikannya kepada dia.
"Pakai ini dan perbaiki penampilanmu. kembali bekerja. Keluar." ucapku

"Jangan ikut campur! Kau ingin menjadi hero hah?!! Hahaha" katanya sambil tertawa dan mengelap darah yang mengalir dibibirnya.

"Apa wanita itu target selanjutnya Hanz?!
APA KAU BELUM PUAS SUDAH MENJADI PSYCHO GILA YANG MENAEGETKAN WANITA DAN MEMBUNUHNYA JIKA MEREKA TIDAK MENURUTI MU HANZ?!!!!" teriakku.

"HAHAHA.. Ouchh Jackson,, you missing Angell? Si wanita jalang itu? HAHAHA

Brukk
Brukk

Aku membogemnya lagi dan lagi
"Jangan menyebut nama wanitaku lagi dengan mulut kotormu itu!!!" teriakku dengan emosi yang memuncak.
"Ingat itu Hanzell!" kataku lalu pergi meninggalkannya.

"Hal itu tidak akan terulang lagi! Tidak akan! Semuanya sudah cukup Hanz!" batinku

*****
Aku mengetuk pintu apartemennya
Ceklek

"Ada ap,,," ekspresi dia sangat terkejut

"Ikut saya." aku menariknya

"Pak maaf,, pakk tolong lepasin tang,,,"

"Diam!." kataku

Sesampainya di lobby apartemen, aku membukakan pintu dan memasangkannya sitbel.

"Maaf pak,,kok bapak bisa tahu apartemen saya? Saya minta maaf atas kejadian tadi siang. Saya minta maaf pak. Bapak mau membawa saya keman,,"

Aku hanya menatapnya dengan tajam.

"Aku tahu hal ini pasti mengejutkanmu. Aku memang tidak mengenalmu, tapi aku merasa aku harus bertindak sekarang. Maaf jika Ini akan sedikit menyulitkanmu.." batinku.



























A CRUEL MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang