To Be A Sugar Baby

9.1K 232 10
                                    

"Luka dan keterpurukan mendorongmu untuk mengambil sebuah keputusan yang sulit, dan keputusan itu seperti mendorongmu terjun kejurang."
Lee Hana

"Aku bolos, aku harus menjaga ibuku, Paman siapa?" Tanya Hana dengan polosnya.

"Aku Jungsik, nama lengkapku Jeon Jungsik, ada masalah apa pada ibumu hingga kau menangis di tempat ini?" pria tua bernama Jungsik itu tersenyum kearah Hans, tapi senyumnya seperti mengisyaratkan sesuatu.

"Ibuku sakit, sampai sekarang ia belum sadarkan diri, kian hari keadaannya kian menghawatirkan, aku diminta oleh dokter untuk mencari seorang wali agar bisa membahas soal penyakit yang di derita ibu juga langkah yang akan diambil, aku sudah berusaha meminta bantuan orang-orang, tapi tak seorangpun yang berniat membantu anak kecil sepertiku." Hana menangis sesenggukan, menceritakan masalah yang ia hadapi pada pria yang mengaku namanya Jungsik.

Jungsik kembali tersenyum, "kau tak punya keluarga lain?" Tanyanya.

"Heem." Hanya anggukan yang menjadi jawaban dari Hana.

"Aku bisa membantumu, tapi tentunya tidaklah gratis, aku akan mengabulkan permintaanmu." Jungsik tersenyum atau sedang menyeringai?

"Aku tahu tidak ada yang gratis di dunia ini, tapi apapun itu, jika benar apa yang Paman katakan, akan aku lakukan, demi ibuku, aku tak ingin kehilangan keluargaku satu satunya." Hana coba menghapus jejak alir air mata di wajahnya yang agak sedikit gebu, merasa kalau paman Jungsik bisa menjadi harapan baginya, tak perduli jika Hana harus mengiklaskan hal berharga pada dirinya selain nyawa.

"Bagus anak manis, sekarang ayo kita temui ibumu juga dokternya, soal bayarannya nanti kita bahas." Haba hanya memberi anggukan atas jawaban perkataan Jungsik.

***
"Suster, boleh aku bertanya dimana keberadaan dokter Kim?" Hana bertanya pada salah seorang perawat yang kebetulan lewat di depan ruang rawat ibunya.

"Dokter Kim yang mana? Ada dokter Kim Hayeon dan Kim Pilseok disini." jelaJ sang perawat.

"Dokter Kim Hayeon, dokter perempuan yang masih muda itu." Jelas Hana.

"Oh, dokter Kim yang itu, kau lurus saja dari koridor ini, ruangan paling ujung adalah ruangannya, kau bisa lihat namanya di salah satu pintu." Perawat itu menunjukkanku kemana Hana harus menemui dokter Kim Hayeon yang merawat ibunya.

"Terima kasih banyak." Hana menunduk hormat pada sang perawat yang sudah berbaik hati menjawab pertanyaannya.

"Paman ayo ikut aku!" Ucap Hana pada Jungsik yang masih mengekorinya.

***
Di ruangan dokter Kim Hayeon.
"Permisi, Dok. Aku membawa waliku kemari, seperti yang Dokter katakan." Hana membuka sebagian pintu yang menampakkan sebagian kepalanya yang mengintip kearah dalam, dimana dokter Kim ada didalam sana.

"Oh, itu kau adik manis, masuklah! jangan seperti sedang mengintip sepwrti itu." Dokter cantik Kim  meletakkan kembali berkas yang sedang ia baca keatas meja kerjanya, mempersilahkan Hana dan  Jungsik masuk dan duduk di hadapannya.

"Selamat siang, Dokter? Aku Jungsik, aku wali dari....." Jungsik menghentikan kalimatnya, melihat kearah Hana, dia belum tahu nama gadis itu.

"Lee Hana, paman." Jawab Hana.

"Itu maksudku, aku wali dari Lee Hana, kebetulan Hana menunjukku sebagai walinya, aku kemari untuk membahas tentang penyakit ibunya Hana." Terang Jungsik pada dokter Kim.

"Begini. Sebenarnya aku mau mengatakan ini langsung pada Hana, tapi ia masih dibawah umur. Aku ingin mengatakan kalau nyonya Min mengalami gangguan pada otaknya, nyonya Min memiliki tumor di otaknya." Jelas dokter Kim yang agaknya tak enak hati.

Hana merasa seperti disambar petir mendengar ucapan dokter Kim,  tak percaya ibunya mengalami penyakit yang cukup parah.

Hana hanya bisa menagis mendengar penjelasan dokter Kim pada Jungsik.

"Ibu. Maafkan aku yang tidak bisa berbuat apa-apa untukmu, Bu. aku bisa apa? Siapa yang akan membantu pengobatan ibu?" Hana membatin disela hatinya yang terasa sesak.

Tapi, Hana mendengar apa yang dokter Kim dan Jungsik bicarakan.

Benarkah Jungsik akan membantu segala pengobatan ibunya dan menanggung biaya operasi ibunya? Hana berharap ia tak salah mendengar, telinganya masih cukup sehat.

"Lakukan apapun untuk kesembuhan ibu dari Lee Hana, Dok! Aku akan mengurusi semua administrasinya. Segera" Jelas Jungsik.

Sungguh Hana sama sekali tak salah mendengar,  Jungsik akan membantu untuk kesembuhan ibunya.

Hana senang, tentu saja Hana sangat senang, masih ada yang mau membantunya walaupun ada syarat yang harus dipenuhinya nanti.

"Baiklah, kami akan usahakan semua yang terbaik untuk kesembuhan nyonya Min." Ucap dokter Kim.

"Terimakasih banyak dokter, aku akan segera mengurus administrasi nyonya Min segera." Hana dan Jungsik pun permisi dari ruangan dokter Kim.

Hana hanya mengikuti  Jungsik dari belakang menuju kearah bagian administrasi.

***
Saat ini Hana dan  Jungsik sudah mengurusi segala sesuatu untuk keperluan ibunya.

Hana dan paman tampan bernama Jungsik itu sedang duduk di kursi tunggu, di koridor tepat di depan ruang rawat ibunya.

"Nah  anak manis, aku sudah menepati sebagian janjiku tadi, mungkinkah kau akan menuruti permintaanku?" Tanya Jungsik yang sebenarnya masih agak ragu.

"Apapun itu, aku akan mencoba menurutiny." Jawab Hana lantang. Tipikal orang yang tak akan mengingkari janji. "Apa yang harus aku lakukan, Paman?" Tanyanya.

"Itu hal yang mungkin sedikit sulit untuk anak seusiamu," jelas Jungsik, "Apakah kau mau menjadi Sugar Babyku, Hana?" Tanya Jungsik pelan.

Hana tidak bodoh, diusianya yang masih 16 tahun ia tahu apa itu yang dimaksud Sugar Baby. Banyak temannya yang kebetulan menyelesaikan kesulitan ekonomi dengan menjadi wanita peliharaan pria tua nan kaya seperti itu. Tidak menyangka ia juga ditawari hal yang sama dengan temannya.

Sugar Baby adalah wanita remaja simpanan pria kaya raya, bahkan bisa menjadi pemuas nafsu dari sang Sugar Daddynya.

Inilah takdir untuk seorang Lee Hana, ia akan menjadi seorang Sugar Baby dari sang Sugar Daddy bernama Jeon Jungsik.

"Bagaimana Ha Na? Kau menerimanya?" Jungsik masih menunggu jawaban dari Hana. "Paman akan menuruti semua kemauanmu, kau bisa hidup dengan layak, bahkan sangat layak." lanjut Jungsik meyakinkan.

"Lalu apa yang bisa aku lakukan sebagai Sugar Babymu, Paman?" tanyanya.

"Jadi kau mau menjadi Sugar Babyku, Lee Hana?" Wajah Jungsij menjadi sumringah mendengar jawaban Hana. Seperti yang diinginkannya.

"Apapun itu, Paman sudah membantu ibuku, jadi aku harus menepati persayaratnnya, bukan?" Jawab Hana dengan sedikit khawatir.

Bagaimana nanti perasaan ibunya jika ia tahu bahwa Hana menjadi simpanan seorang Sugar Daddy yang bahkan lebih tua dari ibunya?

"Baiklah, mulai sekarang jangan panggil aku paman lagi, kau harus memanggilku Daddy, kau hanya harus menuruti permintaanku saat aku memintamu menemaniku, dan kau harus terlihat cantik setiap kali bersamaku!" paman Jungsik, ah bukan, maksud Hana Daddy Jungsik menjelaskan apa-apa yang harus Hana lakukan. Menunjukkan kuasanya

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

LOVE LOVE
AUTHOR: Ameera Limz

STILL LOVING YOU  [TAMAT - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang