Mission

2.3K 127 1
                                    


**********************************

"Aishh, kenapa kalian selalu membahas perempuan?" Agaknya Jeongguk merasa bosan dengan topik bahasan kedua temannya, karena sebenarnya bukan itu tujuan ia mengudang kedua temannya untuk datang.

"Tak bisakah kau berlari dari topik kantoranmu itu untuk sebentar saja, Tuan Jeon?" Ejek pria pemilik sexy smile itu. Dan Jeongguk hanya diam ketika temannya memulai untuk bercanda. Jeongguk terlalu serius.

"Sudah, sudah, nanti saja bahas soal perempuannya, sekarang kau katakan pada kami apa alasanmu meminta kami datang kemari Tuan muda Jeon?" Namjun mencoba membuka topik pembicaraan, memang Nanjun Pemikirannya lebih dewasa, tidak begitu suka banyak menghabiskan waktu.

"Sebenarnya aku meminta kalian untuk datang kemari karena aku membutuhkan bantuan kalian berdua." Sembari tangan mengangkat cangkir latte dan mulai menyeruputnya dengan penuh nikmat.

"Membantumu? Memangnya apa yang bisa kami bantu? kau bukan meminta kami untuk membantu perusahaan property milik kakakmu kan?" Tanya Jimin yang juga diangguk oleh Namjun, mereka berdua sama sekali tak mengerti tentang usaha property. Tapi, kalau soal media online dan dunia mafia mereka adalah ahlinya.

"Tentu saja bukan itu." Jawab Jeongguk, "aku butuh bantuan kalian untuk menemukan keponakanku." lanjutnya.

"Keponakanmu yang hilang sebelas tahun yang lalu itu? Ah..... Siapa ya namanya? Kalau aku tidak salah namanya Jeon Heera, bukan?" Choi Jimin coba mengingat-ingat nama keponakan kecil temannya itu, karena ia sudah berteman sejak kecil dengan Jeongguk tentulah ia mengetahui banyak hal tentang keluarga Jeon.

"Kau benar tuan Park" Ucap Jeongguk, aku tahu kalian berdua adalah orang-orang yang memiliki pengaruh sangat besar, jadi aku berpikir kalian bisa membantuku, karena orang orang suruhan kakakku sepertinya sudah tidak mampu lagi untuk menemukan keberadaan keponakanku."

"Maksudmu bagaimana, Tuan Jeon?" Tanya Namjun yang masih tak mengerti dengan penjelasan dari temannya.

"Untukmu Tuan Kim,  karena kau memiliki media online aku ingin kau membuat berita kahilangan tentang Jeon Heera, kau janjikan saja hadiah sebesar 100.000.000 Won bagi siapa yang mampu menemukan atau memberi petunjuk keberadaannya, kakaku akan memberikan hadiah itu secara tunai jika ada yang mampu memberi petunjuk yang benar." Jelas pria bermanik hazel tersebut.

"Dan kau Choi Jimin, karena kau memiliki relasi dan anak buah yang banyak dan juga handal untuk melacak keberadaan seseorang, maka aku ingin kau memberi perintah pada anak buahmu juga relasimu untuk melacak keberadaan Jeon Heera, janjikan hal yang sama jika mereka bisa menemukan Hee Ra maka aku atau kakakku akan membayar mereka secara tunai, untuk informasi terakhir tentang Jeon Heera aku akan mengirimkannya pada kalian melalui email besok pagi. Aku menaruh harapan beaar pada kalian berdua." Jeon Jeongguk sangat berharap kedua temannya bisa membantu menemukan keponakan kecilnya itu, ia tahu betul kebahagiaan juga nyawa kakak ipar nya adalah keponakannya yang menghilang.

"Baiklah, kalau kau minta hal itu, lalu bagaimana jika kami tidak bisa kendapatkan petunjuk?" Tanya pria tinggi berdimple bermarga Kim. Wajahnya tampak serius.

"Mau bagaimana lagi, berarti memang sudah waktunya untuk menghentikan perawatan kakak ipar ku, kami tidak ingin menyiksanya begitu lama dengan tetap membiarkannya dalam keadaan koma bertahun-tahun." Jeongguk dengan nada yang pasrah.

"Baiklah Tuan Jeon, kami akan mencoba mengusahakan apapun yang kami bisa." Jawab pria bertubuh sexy.

"Terima kasih banyak kalian sudah mau membantuku" ucap Jeongguk seraya kembali menikmati latte panas miliknya.

***
"Tuan, ini segelas latte panas dan cappuccino ice pesanan kalian." Pelayan cantik itu meletakkan kedua gelas yang ia bawa di meja tempat tiga pria tampan itu duduk.

"Terima kasih?" Senyuman manis dengan dimple yang dalam itu Namjoon tunjukkan. Sangat ramah.

"Cantik, bisakah kau memberikanku nomor ponselmu?" Agaknya memang Choi Jimin lebih suka menggoda wanita ketimbang sahabatnya. Dan siapa yang akan bisa menolak pesona seorang Choi Jimin, pesona yang mampu menghancurkan hati hingga porak poranda.

"Ta--tapi untuk apa, Tuan?" Tanya gadis pelayan setengah takut, pasalnya Jimin acap kali menampakkan tatapan dominasinya yang menakutkan.

Choi Jimin sempat terkekeh kecil, ia tahu mungkin gadis pelayan itu sedang merasa takut, atau sedang merasa terancam. "Kenapa kau takut? Aku hanya ingin mengenalmu. Tidak lebih. Apa boleh?" Jimin menyodorkan handphone mahal miliknya kearah sang gadis, menunggu gadis itu menyimpan nomornya disana.

Gadis itu mengambil handphone milik Choi Jimin untuk mengetik nomor ponselnya agar bisa disimpan, dia tidak bisa untuk menolak karena melihat wajah Choi Jimin saja membuatnya takut. Nyalinya menciut.

"Ini, Tuan."  Menyodorkan kembali handphone milik Jimin setelah ia mengetikkan nomor miliknya disana.

"Siapa namamu?" Tanya Choi Jimin dengan wajah nakal. Jimin tetap Jimin, pria yang suka bersenang-senang dengan banyak wanita.

"A-- aku, namaku Lee Hana, Tuan," jawab Hana dengan tetap menunduk tanpa berani menatap sedikitpun.

"Baiklah Lee Hana, biarkan aku bisa mengenalmu, tidak perlu takut denganku, aku tidak semenakutkan wajahku ini," gurau Jimin.

"Iya, Tuan."

"Jangan percaya padanya gadis baik, dia itu orang jahat." Ejek Namjun yang seperti jengah menghadapi kelakuan sahabatnya.

Hana hanya mencoba mengulas senyum ditengah ketakutannya setelah mendengar ucapan Namjun.

"Baiklah, Tuan. Kalau begitu saya permisi, selamat menikmati kopi kalian." Ucap Hana sambil sedikit membungkuk sebelum akhirnya benar berlalu.

"Hei Tuan Jeon, kenapa kau hanya diam saja? Kau memikirkan apa?" Tanya Jimin yang bingung melihat Jeongguk hanya diam. Seperti sedang melamun memikirkan banyak hal.

"Ah, eh, tidak. Tidak ada apa-apa, aku hanya sedang mencoba mengingat  sesuatu." Jawab Jeongguk jujur dan sekadarnya saja.

"Apa yang sedang kau coba ingat-ingat?" Namjun penasaran.

"Aku seperti pernah melihat gadis pelayan itu sebelumnya, tapi aku sama sekali tidak mengingat kapan dan dimana aku pernah bertemu dengannya." Jeongguk memiringkan sedikit kepalanya seolah sedang berpikir dengan begitu keras.

"Maksudmu gadis pelayan bernama Hana itu?" Tanya Jimin, "eiii, jangan bilang kalau kau akan mencoba mendapatkannya juga, aku yang lebih dulu Tuan Jeon."

"Aku sama sekali tidak berpikir untuk mendapatkannya, aku hanya seperti pernah bertemu dengannya, hanya itu saja." Jeongguk tegas dengan jawabannya. Tapi, beberapa detik setelah ia mengatakan itu justru membuat perasaannya menjadi aneh. Seperti tak terima akan sesuatu.

***********************************

LOVE LOVE
Author: Ameera Limz

STILL LOVING YOU  [TAMAT - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang