TAKE YOUR MEDICINE

1K 76 8
                                    

~~***~~


Lee Hana bangun ditengah malam setelah tadi ia sempat hilang kesadaran, ia merasa begitu lapar, haus, dan sedikit pening, berjalan menuruni anak tangga rumah lelaki Choi, menuju ke dapur.

Saat berada di dapur, Hana tersentak kaget melihat Choi Jimin yang tengah menenggak sebotol wine langsung dari bitol-botolnya. Sepertinya bukan hanya sebotol, karena ada beberapa botol yang kosong juga di ataa meja bar. Sepertinya lelaki itu sedang frustrasi, membayangkan apa dan bagaimana reaksi Hana jika nanti Hana tahu tentang kehamilannya.

"Kau minum?" Hana bertanya meski sebenarnya ia tahu. Mengejutkan Tuan Muda Choi Jimin yang sedang menenggak minuman langsung dari botolnya. Untunglah lelaki Choi tidak sampai tersedak karena terkejut dengan keberadaan Hana.

Jimin meletak botol minumnya. "Kau sudah baikan?" Giliran Choi Jimin yang bertanya, padahal ia belum menjawab Hana. Karena memang tak perlu untuk ia jawab, Hana juga melihat hal itu.

"Iya. Aku sedikit lapar," ucap Hana jujur. Choi Jimin teringat akan Tteokbokki yang tadi sudah ia beli. "Tunggu disini sebentar!" Perintah Jimin, kemudian pergi entah kemana. Toleransi akan alkohol Jimin cukup bagus, Ia sama sekali tak mabuk padahal sudah begitu banyak minum.

Lee Hana hanya patuh. Ia duduk pada salah satu kursi tepat di sisi meja bar pembatas dimana Jimin tadi terduduk.

Tak lama kemudian, Jimin membawa kotak makanan yang berisi Tteokbokki ekstra pedas seperti yang Hana inginkan tadi. Tangannya lihai membuka kotak makanan itu dan menyodorkannya tepat ke hadapan Hana.

"Apa ini? Kau tahu kan aku tak suka makanan pedas?" Hana mendorong kotak makanan itu ke hadapan Choi Jimin lagi. Sementara itu, Choi Jimin hampir tak percaya. Apa-apaan itu semua? Bukankah tadi Hana yang menginginkan itu?

"Kau sendiri yang memintaku untuk mebelinya tadi," protes Jimin.

"Benarkah? Tapi sepertinya aku tak akan memakan ini." Hana menggelengkan kepala. Melihat hal itu saja sudah cukup membuat Choi Jimin geram setengah gemas.

"Lalu kau ingin makan apa sekarang?"

"Entahlah. Sepertinya tumisan sayuran cukup enak."

"Akan aku suruh Bibi membuatkannya untukmu."

"Jangan! Kau yang masakkan untukku. Apa kau tega membangunkan Bibi di tengah malam." pinta Hana dengan puppy eyes. Hana memohon sambil memegangi lengan lelaki Choi dengan manja. Hidungnya sedikit mengendus-endus sesuatu. Oh, apa-apaan ini? Hana mencium bau tubuh Choi Jimin, dan ia sangat menyukai bau tubuh lelaki itu yang bercampur bau maskulin parfumenya.

"Hei, kenapa kau mengendus tubuhku? Apa aku bau?" Bodohnya Choi Jimin ikut mengendus bau tubuhnya. Tidak, tubuhnya tak bau, ia masih sangat wangi meski sedikit bercampur dengan bau alkohol yang tadi sedikit tertumpah di bajunya.

"Boleh aku memelukmu?" Hana bertanya dengan begitu polosnya. Ia sama sekali tak menyadari perubahan aneh pada dirinya seminggu terakhir. Ia mungkin tak menyadari keberadaan janin pada dirinya. Ia bahkan tak punya pengalaman. Karena dulu saat ia sempat hamil pun ia tak menyadari.

Choi Jimin hanya mampu mengangguk. Bagaimana mungkin ia menolak, sementara ia begitu menginginkan kesempatan semacam itu terjadi.

Wanita Lee menelusupkan kedua tangannya dibawah lengan lelaki Choi, kemudian melingkarkan tangannya kebalik tubuh kekar seorang Jimin. Hidungnya menghirup dalam menikmati aroma tubuh Choi Jimin. Menempelkan kepalanya pada bahu yang lebar.

"Aku suka aromamu," ucap Hana yang masih membenamkan kepalanya pada bahu bidang Jimin.

Jimin diam. Ia mengangkat tangannya mengusap surai coklat Hana yang berada dalam dekapnya. "Kau sangat suka?"

STILL LOVING YOU  [TAMAT - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang