Jeon Mikyung

1.1K 97 4
                                    

"Hati yang kau jaga untuk mencintai seseorang saja nyatanya harus sakit oleh orang yang kau cintai."
Lee Hana

Di hari yang berbeda, setelah pulang dari berlatih bela diri bersama Jimin, Hana menyempatkan waktunya sebentar untuk mengunjungi Nyonya Jeon yang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Pasalnya tadi siang Tuan Jeon mengabari Hana kalau istrinya sangat ingin bertemu dengannya.

Kritttttttt.....

Sura pintu yang berderit, Hana membuka pintu di mana nyonya Jeon dirawat. Ia terkejut ketika melihat Jeongguk ada di sana.

Sebenarnya Hana sudah hendak menutup kembali pintunya, sebelum nyonya Jeon dan juga Jeongguk menyadari kedatangannya.

Belum juga sempat menarik gagang pintu dan berbalik arah, ternyata Jeongguk sudah menyadari keberadaan Hana.

"Lee Hana? Apa yang kau lakukan di sana? Kenapa kau bisa ada disini?" Jeongguk heran, kenapa bisa tiba-tiba ada  Hana di sana.

Nyonya Jeon tersenyum melihat kedatangan Hana, matanya terlihat begitu berbinar dan begitu memancarkan kerinduannya pada gadis Lee yang sudah beberapa minggu tidak pernah datang mengunjunginya.

Hana memaksakan senyum di wajahnya, padahal ia begitu terkejut kenapa bisa Jeongguk ada disana, padahal hari bahkan sudah malam. "Aku kemari untuk menemui Bibi Jeon."

"Kau kenal Kakak Iparku?" tanya Jeongguk yang heran.

"Ya. Aku kenal, Bibi Jeon ini kan istri dari paman Jungsik yang telah banyak membantuku."

"Membantu? Maksudmu?"

"Kau ingat beberapa waktu lalu aku ada di sini untuk merawat ibuku? Saat itulah aku mengenal Paman Jungsik, Paman Jungsik adalah orang yang sagat baik, dia sudah membantu banyak untuk pengobatan ibuku," Hana menjelaskan.

"Jadi begitu," Jeongguk mengangguk paham. Kakaknya dermawan sekali. Begitulah pikirnya. "Masuklah!  Jangan berdiri di dekat pintu seperti itu," lanjutnya.

Hana dengan langkah ragu berjalan menghampiri Nyonya Jeon yang sedang duduk di atas bad. "Bibi, maafkan Hana yang sudah lama tidak menjenguk Bibi." Hana tersenyum manis pada Nyonya Jeon dan ikut duduk di atas bed dimana Nyonya Jeon terduduk.

Nyonya Jeon hanya bisa mengangguk kemudian membelai lembut wajah Hana, sepertinya ia memang sangat merindukan gadis itu.

"K--Kau kema--na saj--a, Nak?" tanya Nyonya Jeon pada Hana dengan susah payah, karena bicaranya masih belum lancar.

Hana tersenyum dan menggenggam tangan Nyonya Jeon yang berada di wajahnya. Sementara itu Jeongguk hanya memperhatikan kedua wanita itu, seulas senyum terukir di wajah rupawannya. Entah itu senyum bahagia karena melihat kakak iparnya yang makin membaik, atau justru senyum bahagia karena Hana ada disana. Ia tidak menyangka setelah malam di mana Hana masih dirawat ia masih bisa bertemu lagi dengan cara seperti itu.

"Maafkan aku, Bi. Kemarin aku juga dirawat," jelas Hana tanpa berbohong, toh jika ia berbohong Jeongguk sudah tahu faktanya.

"K--kau dira--wat?" tanya Nyonya Jeon lagi dengan susah payah.

"Ia, Bi." Tak Hana jelaskan apa penyebabnya, karena memang Nyonya Jeon juga tidak bertanya apa penyebabnya. Tapi, Jeongguk tahu segalanya. "Bibi, sepertinya aku hanya mampir sebentar saja, hari sudah malam, aku harus pulang, aku janji saat akhir pekan aku akan datang menemui Bibi lagi." Nyonya  Jeon memahami gadis itu. Hana pamit, sebenarnya ia ingin lebih lama di sana. Namun, karena ada Jeongguk membuat hatinya merasa tidak tenang dan terasa begitu tidak menentu.

Hana baru saja mau meninggalkan ruangan, kemudian Jeongguk bicara, "biar kuantarkan kau, Nona Choi," ucapnya. Membuat Hana terkejut di panggil dengan marga Jimin.

STILL LOVING YOU  [TAMAT - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang