SICK

1.6K 72 5
                                    

~~***~~


Hana pulang dengan keadaan lesu, kepalanya sedikit pusing.

"Nyonya sudah pulang?" Tanya bibi Seo menemukan eksistensi Hana yang baru saja menginjakkan kaki di kediamannya.

"Iya," jawab Hana tak berselera, ia tampak terlihat begitu kacau. "Apa ibu sudah bangun?" Tanyanya.

"Nyonya Min sedang di halaman belakang."

"Apa ibu menanyakanku?"

"Tadi saat Nyonya terbangun, ia menanyakan keberadaan Nyonya Muda.

"Lalu apa yang Bibi katakan pada Ibu?"

"Bibi hanya bilang kalau Nyonya ada pemotretan malam hari."

"Baguslah, aku ingin ke kamar dulu, tolong Bibi katakan pada Ibu kalau aku akan menemuinya setelah mandi." Lee Hana hendak berlalu.

"Nyonya, apa Nyonya Muda baik-baik saja?" Bibi Seo merasa khawatir dengan kondisi Hana yang kacau dan lemas.

"Aku baik-baik saja, Bi."

***


Kucuran air dari shower menetes membasahi sekujur tubuh Hana, isakan kecil juga keluar dari bibir mungilnya itu. Membasuh, mengusap seluruh tubuhnya hampir berjam-jam lamanya di bawah kucuran air yang begitu dingin, membuat tubuhnya terlihat begitu memucat dengan mata yang begitu sembab.

Hana sebenarnya sedang meruntuki kebodohannya. Kenapa ia bisa membiarkan Choi Jimin menyentuhnya dengan begitu mudah?

"Lihatlah betapa kotornya dirimu Lee Hana."  Hana membatin, memandangi pantulan tubuhnya pada cermin yang ada di tempat mandi. Bercak peninggalan Jimin semalam membuat ia merasa begitu murahan, hingga ia merasa tak kalah murahan dengan jalang yang bekerja di tempat ayahnya, dan jalang simpanan Choi Jimin.

Disentuhnya bercak merah keunguan yang terlihat seperti lukisan abstrak pada kanvas  dengan tangannya, matanya memandang kosong dan lurus pada pantulan dirinya di cermin.

"Apa jalan yang kupilih ini adalah benar?" Hana bertanya-tanya pada diri sendiri.

Lee Hana benar-benar ingin menyerah untuk mencintai Jeongguk. Namun, dengan menyerahkan tubuhnya pada Choi Jimin apakah itu pilihan yang benar? Terlebih lagi ia tak ingin menyerahkan dirinya pada sang Sugar Daddy yang belakangan ini sangat menginginkan dirinya.

Begitu tahu jika jalang peliharaan Jimin tidak mengandung buah dari Choi Jimin, ia berpikir ingin segera hamil anak dari pria itu, ia ingin bisa lepas dari belenggu Jeon Jungsuk dengan segera begitu Tuan Besar Jeon mengetahui jika ia hamil, sepertinya pria tua itu tidak akan sudi lagi memelihara dirinya. Selain itu, Hana tak ingin menyakiti hati Nyonya Jeon yang sudah menganggapnya seperti anak sendiri, dan Jeon Heera yang menganggapnya seperti saudara. Sekali lagi, Lee Hana mengorbankan harga diri nya hingga ke level paling rendahan demi orang lain. Namun, sedikit yang membantu meringankan beban pikirannya adalah Choi Jimin sepertinya benar-benar mencintainya.

Saat Hana sedang merasa jijik dan membodohi diri sendiri di kamar mandi, ia bisa mendengar ada suara yang mengetuk pintu kamarnya. Hanya suara ketukan saja, tanpa ada suara yang memanggil dan dan menyebutkan namanya, Hana sangat yakin itu pasti ibunya.

"Sebentar Bu," teriaknya dari arah dalam kamar mandi, dengan segera Hana menghapus jejak air matanya yang sudah bercampur dengan air yang mengalir dari atas kepalanya. Menggapai bathrobe yang ia gantung pada gantungan di salah satu sudut dinding kamar mandi, Hana membungkus dirinya dengan rapat.

***


"Kakak, sepertinya aku akan langsung mampir kerumah princess Lee saja", ucap Kim Eunseo pada Kim Namjun. Mereka berdua baru saja menapakkan kakiknya di bandara Incheon setelah perjalan jauh mereka dari New York.

STILL LOVING YOU  [TAMAT - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang