Dope

1.1K 91 4
                                    

~~***~~


Sesuai dengan janjinya semalam, di sore hari sepulang dari sekolah, Hana akan datang ke markas milik Choi Jimin, untuk belajar bela diri dan cara menembak menggunakan pistol sungguhan, untung tadi pagi Hana sudah memberi tahu pada sopir pribadinya untuk tidak perlu datang menjemputnya ke sekolah, akan sangat sulit menjelaskan pada Jeon Jungsik jika ia tahu Hana berkunjung ke rumah seorang laki-laki, secara sopir pribadinya dibayar oleh Jungsik, tentu saja sopir itu akan melapor semua gerak-gerik Hana pada Tuannya.

Hana memutuskan untuk berangkat dari sekolah menggunakan taksi yang kebetulan lewat.

Langkah Hana sempat terhenti ketika ia sudah berdiri tepat di depan pintu utama rumah Jimin,. Ragu. Ingatannya seolah berputar balik pada kejadian di malam itu, kejadian di mana Choi Jimin menyekapnya di kamar dan merenggut kegadisannya. Air mata Hana menetes dengan sendirinya, sempat hendak pulang saja dan membatalkan janjinya untuk belajar.

Ketika baru beberapa langkah berbalik arah, tiba-tiba Choi Jimin keluar dan menarik serta menahan lengannya.

"Sudah datang kemari kenapa malah mau pergi begitu saja?" tanya Jimin tanpa melepaskan tangannya.

"Bagaimana kau bisa tahu aku sudah ada di sini?"

"Apa kau lupa? Aku ini Choi Jimin, seorang mafia m, tentu saja di setiap sudut rumahku memiliki kamera pemantau untuk memantau setiap pergerakan musuh yang mungkin datang kapanpun," jawab Jimin dengan sombongnya, dan masih memegang lengan Hana tanpa berniat melepaskannya.

"Apakah aku kau anggap musuh juga?" tanya gadis itu.

"Kau adalah musuh terbesarku Lee Hana, hanya kau yang mampu membuatku tak berdaya bahkan setiap malam," jawab Jimin dengan seringainya.

"Lepaskan aku! Tidak perlu menyentuhku seperti ini," Hana merasa ngeri mendengar Choi Jimin bicara seperti itu, melepas paksa tangan Jimin yang menahannya, air mata yang tadi sempat mengalir terlihat oleh Jimin.

"Kau menangis?" tanya Jimin, "ah, maafkan aku, aku tahu kecemasanmu, jika kau tidak nyaman disini kita akan belajar di tempat lain saja," Jimin mengerti kenapa Hana seperti itu, ia tahu kalau trauma yang ia sebabkan pada Hana belum sembuh sepenuhnya, luka itu masih basah dan bisa memborok lagi kapan pun.

Hana menghapus air matanya. "Tidak, tidak perlu seperti itu, jika tidak di obati seperti ini kapan akan sembuhnya." Hana mencoba menguatkan diri sendiri.

"Baiklah, kalau begitu kita langsung ke halaman belakan saja, semua sudah di siapkan di sana," tawar Jimin.

"Baiklah."

Hana mengikuti langakah Jimin menuju halaman belakang, matanya dibuat takjub ketika sampai di sana, markas milik Choi Jimin sungguh luar biasa, tadinya ia berpikir jika halaman belakang itu hanya sebuah halaman biasa yang sedikit luas, nyatanya halaman itu sangat luas, bahkan mungkin seseorang dari luar perkarangan milik Jimin tidak akan pernah tahu jika Jimin membunuh seseorang di sana dan menguburkan mayatnya di tempat itu, halaman itu juga di lengkapi dengan beberapa fasilitas olahraga, termasuk arena menembak juga dojang untuk belajar bela diri seperti taekwondo dan lainnya.

***


Berulang kali Lee Hana mencoba menembak sasaran di depannya. Namun selalu saja meleset, dan itu membuat Choi Jimin menjadi tidak sabaran dalam mengajarkannya.

Ketika ia baru saja mencoba menargetkan sasarannya lagi, tiba-tiba ia dibuat tidak fokus oleh Choi Jimin.

Jimin memegangi kedua tangannya yang masih menahan pelatuk pistol dari arah belakang tubuh, posisi itu seolah Jimin sedang memeluknya, bagian punggung tubuh Hana menempel tepat pada dada bidang Jimin di belakangnya, dan posisi kepala Choi Jimin tepat di samping kepalanya. Dengan sangat jelas ia bisa mendengar deru napas Jimin yang sedikit tertahan.

STILL LOVING YOU  [TAMAT - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang