[ C O M P L E T E ]
❝Aku mau memberikan seluruh cinta yang kumiliki tanpa ragu-ragu, namun tidak ada satupun yang menginginkannya...❞ Jungkook
❝Hidup terkadang sangat melelahkan, seberapa jauh aku melangkah... Setinggi apapun aku meraihnya... Usahak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu minggu berlalu begitu cepat, perlahan namun pasti, Jungkook telah berhasil meluluhkan hati Tae hee. Pepatah mengatakan sekeras apapun batu terbentuk, bila terkena tetesan air terus-menerus pasti akan pecah juga. Pun Jungkook melakukannya.
Setiap malam Jungkook akan menginap di flat kecil milik Tae hee. Sekedar berjaga-jaga jika terjadi sesuatu dengan calon istri dan anaknya. Calon istri? Perlu diketahui, Tae hee juga sudah menerima lamaran menikah dari Jungkook dua hari yang lalu saat berkunjung di rumah orang tua Jungkook. Bukan tanpa alasan, hanya saja Tae hee tidak ingin Putranya tumbuh tanpa Seorang Ayah. Seperti yang dirinya rasakan sebelumnya, ditinggal pergi selamanya oleh Sang Ayah lebih tepatnya.
Perlakuan manis serta perhatian Jungkook pada buah hatinya membuat Tae hee menghangat. Melihat bagaimana Putranya terus mengoceh ketika bersama Jungkook, entah apa yang bayi itu katakan tidaklah jelas—Namun menghibur Mereka.
"Hari ini Aku akan pergi bersama calon istri Yoongi Oppa, menemaninya memilih gaun pernikahan." Ujar Tae hee hanya dibalas anggukan kecil dari Jungkook yang sedang bermain dengan Jungsan.
"Apa Kau mendengarku Jeon? Itu berarti Aku titipkan San padamu. Jangan berikan susu coklat atau Dia akan muntah. San tidak suka roti rasa coklat, dan—"
"Aku mengerti Sayang, ijinkan Aku membawa San ke toko Ibu ya."
"Ya. Aku akan segera menemui Kalian setelah semua selesai."
𝓣𝓱𝓮 𝓚𝓲𝓵𝓵𝓮𝓻
Menghabiskan sekitar lima belas menit untuk sampai di toko roti milik Nyonya Ryu dari flat Tae hee. Pun akhirnya taksi yang dipesan Tae hee datang juga. Lantaran calon istri Yoongi sudah menunggunya sejak setengah jam lalu, jadi Tae hee buru-buru masuk kedalam taksi setelah memberikan kecupan singkat pada pipi Jungsan dan Jungkook secara bergantian. Mereka berdua sangat-sangat mirip, mata besar dengan bibir kecil. Kiyowo. (lucu).
Selama perjalanan bersama sopir taksi tersebut, Tae hee merasa ada yang aneh dengan jalan yang Mereka lewati. Sepanjang jalan hanya ada hutan dan jurang yang menyapa penglihatannya. Semakin kesini, hawa mencekam dan gila mulai terasa. Rindangnya pohon-pohon besar nan menjulang tinggi disana membuat cahaya menjadi minim sekali. Padahal waktu masih menunjukan siang hari.
Dengan penuh keberanian, Tae hee akhirnya angkat bicara soal tempat yang sempat dikatakan jalan pintas tersebut. "M-maaf Tuan, seharusnya Kita sudah sampai sepuluh menit yang lalu jika menggunakan jalan tol. Apa tidak sebaiknya putar balik saja?"
Tae hee mengatakan benar apa adanya. Pasalnya jika menggunakan jalan besar, Mereka seharusnya telah sampai ditempat yang sudah dijanjikan. Pun dengan melewati jalan pintas, bukankah harusnya mempersingkat waktu?
Bukannya menjawab pertanyaan Tae hee, sopir taksi itu malah menyeringai membuat pikiran Tae hee mengatakan yang tidak-tidak—Dan benar saja, ketika sopir taksi itu membuka topinya, terlihat presensi Seorang Pria yang telah membuatnya tersiksa di masa lalu. Jung Jaehyun.