AYARA - 4

22 8 5
                                    

Setelah sampai di lantai 2, mereka kemudian berjalan menuju kamar Ayara yang berada di pintu paling pojok.

Kamar Ayara terbuka memperlihatkan seorang gadis yang sedang menggendong bayi kecil yang sudah tertidur. Hal itu tak luput dari pandangan Nalen dan tanpa sadar, ia tersenyum karena melihat pacar nya itu.

"Ayara demek nya nggak ngotak, sumpah. Calon istri idaman ini, mah" Ujar Varo yang langsung mendapat tatapan tajam dari Nalen.

"Hehe, ampun bang" Varo terkekeh takut melihat tatapan tajam Nalen.

Ayara yang merasa dirinya diperhatikan pun langsung membalikkan badan dan melihat sahabat-sahabat nya berdiri di pintu dan memperhatikannya.

"Eh kalian, sini masuk" Ajak Ayara ke teman-teman nya lalu menidurkan Ayana di kasur nya.

Mereka pun masuk ke kamar Ayara. Zeno dan Varo langsung duduk di sofa Ayara. Zena, Icha, dan Lexa menghampiri Ayara untuk melihat bayi kecil yang sedang tertidur.

"Heh, ngga sopan kalian. Belum disuruh duduk udah langsung duduk!" Omel Gean

Zeno dan Varo menyengir lalu langsung berdiri dari duduknya.

"Eh, ngga papa. Duduk aja!"

"Tuh kan, bol-"

Varo dan Zeno bersiap untuk duduk tapi sudah didahului oleh Sigra, Gean, dan Arkan. Mereka mendengus kesal dan kemudian mereka memilih duduk di karpet.

Nalen yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepala lalu menghampiri gadisnya yang sedang mengobrol dengan para perempuan.

"Cantik ya anak gue" Nalen bergumam namun masih bisa di dengar oleh Ayara.

"Heh, enak aja anak gue ini" Balas Ayara yang tidak terima oleh ucapan Nalen.

"Yaudah, anak kita" final Nalen

"Namanya siapa, Ra?" Tanya Alexa

"Ayana Elmeira Arshavina."

"Ayara Elmeira Albiansyah. Bagus namanya"

"Enak aja ganti-ganti nama anak gue. Engga-engga"

"Bagus sayang, besok kan kita mau nikah. Jadi, mending nama Ayana belakangnya diganti Albiansyah aja"

"Dih, maksa!"

"Diem lu jomblo!" Nalen memberikan tatapan tajam ke Varo. Varo langsung diam ketika melihat tatapan tajam Nalen.

Semua yang ada di kamar Ayara pun menertawakan Varo yang kicep.

"Permisi Non, Den. Ini Bibi bawain makanan sama minuman. Dimakan ya" Bi Siti masuk membawakan minuman dingin dan beberapa kue.

"Iya Bi, makasih ya" Jawab Ayara

"Sama-sama, Non. Yaudah, Bibi turun dulu ya!"

"Iya, Bi. Ati-ati jangan main hati" Ujar Varo.

"Bukannya Den Varo ya yang suka main hati" Ujar Bi Siti langsung keluar dari kamar Ayara dan terkekeh.

Semua yang berada di kamar Ayara pun tertawa.

"Oeekk... Oeekk... Oeekk..."

Semua mengalihkan pandangan ke bayi kecil yang menangis karena terganggu dengan suara berisik teman-teman Ayara. Ayara langsung menggendong Ayana dan memberinya dot.

FYI, berhubung nggak ada yang menyusui Ayana. Jadi, orang tua Ayara mencarikan donor ASI ke rumah sakit.

"Udah cocok nih jadi istri gue" Ucap Nalen yang terpesona saat melihat Ayara yang sedang menenangkan Ayana.

"Isshh, apaan sih" Ayara tersipu mendengar perkataan Nalen.

"Ekhem... Biasa aja mukanya, buk. Nggak usah kayak kepiting rebus. HAHAHA" Ejek Gean yang disusul tawa semua orang kecuali Nalen yang hanya terkekeh dan Ayara yang memalingkan muka nya karena malu.

"Hay Baby Girl. Udah bangun ya?" Nalen mengalihkan perhatiannya ke Ayana yang sudah tenang di gendongan Ayara dengan mata terbuka.

"Taroh sini lagi aja, Ra. Kita kan juga mau lihat Ayana"

"Iya-iya" Ayara lalu meletakkan Ayana di kasur.

Zeno, Gean, Arkan, Varo, dan Sigra pun berdiri dan berjalan mendekati Ayana. Mereka mengelilingi Ayana yang berada di kasur Ayara. Ayana yang bingung pun memasang muka yang hendak menangis. Ayara yang menyadari itu pun lalu menenangkan Ayana.

"Sstt, sayang. Mereka bukan orang jahat kok. Mereka temen-temen bunda. Jangan takut, ya"

Mereka lalu menghibur Ayana agar Ayana tidak takut lagi.

"Ra, besok kamu udah berangkat sekolah kan?"

"Kenapa? Kangen ya sama gue. Baru ngga masuk sehari aja udah kangen. Payah lo. Haha!"

Nalen berdecak mendengar jawaban Ayara. Padahal tidak dipungkiri bahwa ia memang merindukan gadis itu.

"Sehari apanya. Lo udah ngga masuk 3 hari!"

Ayara terkekeh mendengar jawaban Nalen. Ya, memang sih dia izin sudah 3 hari. Hari pertama dia izin setengah hari karena Reina masuk rumah sakit. Hari kedua adalah saat hari pemakaman Reina. Dan hari ketiga adalah hari ini.

"Lo tau nggak, Ra. Waktu lo pertukaran pelajar ke US, gimana stress nya Nalen? Udah kayak orang gila. Hahaha" Zeno meledek Nalen yang langsung ditatap tajam oleh Nalen. Mereka semua pun menertawakan Nalen yang menahan amarahnya.

"Heh. Ngga usah bahas itu lagi. Yang penting sekarang Ayara nggak bakal pergi jauh-jauh dari gue lagi. Ya nggak, Ra?"

"Enggak. Hahaha!" Bukan Ayara yang menjawab melainkan Zeno dan Varo yang langsung dihadiahkan tatapan tajam dari Nalen.

"Iya sayang" Ayara yang melihat itu pun langsung menjawab untuk meredakan amarah pacar-nya. Nalen pun kembali tersenyum mendengar jawaban dari gadis-nya itu.

"Oh iya Ra, gue ada hadiah buat Ayana dan juga ada titipan dari mama. Buat cucu sama calon mantu katanya" Nalen mengambil kotak yang dibawanya.

"Yeay, makasih bilangin makasih juga buat Tante Ayu" Ayara tersenyum melihat kotak itu. Lalu ia meletakkan kotak itu di tepi kasurnya.

"Kita juga punya hadiah buat baby girl" Icha mengambil kadonya dan menyerahkan kepada Ayara.

"Thank's Queen"

"Heh, itu ngga cuma dari cewe-cewe. Itu dari kita semua" Varo tidak terima karena Ayara hanya berterimakasih ke cewe-cewe.

"Hehe iya. Makasih kalian semua"

Mereka ngobrol, bercanda, dan bermain bersama Ayana hingga sore hari

~~~~~

Gimana gais ceritanya?
Garing ya? Huhu
Maapkan author yang amatir ini

Makasih yang udah baca.
Jangan lupa vote + komen ya.

See you next time gais.

AYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang