AYARA - 13

6 4 0
                                    

Annyeong yeorobun

Udah hampir 2 tahun nggak sekolah ya, wkwk
Kangen sekolah nggak nih?
Kalo aku kangen banget, apalagi upacara.
Padahal, dulu upacara paling dibenci, sekarang malah jadi kangen, wkwk

Daripada kalian gabut dirumah, mendingan baca AYARA story.
AYARA dan ATHELSTONE akan setia menemani weekend kalian.

Let's to the topick.
Happy reading🤗

*****

Ayara dan Nalen sudah berada di rooftop rumah Ayara. Mereka sedang menyiapkan kandang untuk Tokyo dan Sidney. Berhubung Tokyo dan Sidney baru datang, Ayara dan Nalen meletakkan kedua kucing itu di kandang isolasi, untuk menghindari sesuatu yang tak diinginkan dan juga agar kedua kucing itu mulai beradaptasi.

"Wiih kucing baru" Fadhil menghampiri Ayara dan Nalen, ia membawa 3 minuman kaleng.

"Ashera, tuh?" tanya Fadhil

"Iya" jawab Nalen

"Wiih, keren" Fadhil daritadi memandangi dua kucing itu.

"Minum Bang, Kak" Fadhil memberikan 2 minuman kaleng untuk Ayara dan Nalen.

"Makasih" jawab mereka.

"Mesti nama kota lagi"

"Tau aja lo"

"Kenapa nggak dinamain Sulawesi atau Sumatra atau Kalimantan?"

"Boleh tuh, besok ya kalo ada kucing baru, gue kasih nama kota-kota Indonesia. Haha"

"Nah itu, baru namanya mencintai produk lokal" tambah Nalen, mereka bertiga tertawa bersama.

*****

"

Aku pulang, ya" pamit Nalen pada Ayara yang duduk disampingnya dan menyenderkan kepala di bahu Nalen.

Saat ini, mereka berdua duduk di kursi rotan panjang yang berada di rooftop, sedangkan Fadhil bermain sepakbola di lapangan bersama teman-temannya.

"Nanti aja, ih. Mau ngapain cepet-cepet pulang"

"Cepet? Aku udah 2 jam lho disini"

"Yaudah sana pulang" Ayara menegakkan tubuhnya. Ia hendak berdiri, namun tangannya dicekal Nalen.

"Kemana? Ngambek ya? Yaudah aku nanti pulangnya"

"Kalo mau pulang ya pulang aja"

"Gimana mau pulang kalo pacarku yang cantik ini ngambek, hm?"

"Eng--"

"Nggak usah bohong" Nalen memotong ucapan Ayara, ia menarik kepala Ayara perlahan agar kembali menyender di bahunya, ia mengusap kepala Ayara.

Ayara memejamkan matanya, ia menikmati kesejukan angin sore di rooftop dan menikmati posisinya yang sangat nyaman.

"Pegel nggak?" tanya Ayara

"Enggak"

Ayara menegakkan tubuhnya, sudah 30 menit dia menyender di bahu Nalen. Ia takut Nalen pegal karenanya.

"Kenapa?"

"Takut kamu pengel"

"Udah mau maghrib, aku pulang ya. Mbak Dina juga udah pulang kan?"

"Okey"

Mereka berdua berjalan menuju lantai bawah.

"Mau ketemu Ayana dulu?"

"Boleh deh, kangen sama Ayana"

Mereka belok ke kiri, menuju kamar Ayana setelah sampai di tangga terakhir.

"Yah, tidur dianya" ucap Ayara saat membuka pintu kamar Ayana dan mendapati Ayana tidur nyenyak di box bayinya.

Mereka berdua berjalan masuk dengan hati-hati.

"Mau aku bantu pindahin Ayana?"

"Boleh deh, sekalian. Hehe"

Nalen mengangkat Ayana dengan hati-hati agar Ayana tak terbangun karenanya. Setelah Nalen berhasil mengangkat Ayana, mereka kemudian keluar dari kamar Ayana dan pindah menuju kamar Ayara.

Setelah sampai di kamar Ayara, Nalen meletakkan Ayana dengan hati-hati. Namun, Ayana menangis saat Nalen meletakkannya di kasur Ayara.

"Aku panasin susu Ayana dulu" Ayara berjalan menuju meja di salah satu sisi kamar Ayara.

Di meja itu, terdapat kulkas mini dan juga kompor. Ia kemudian mengambil susu di kulkas mini dan memanaskannya.

"Sstt, sayang. Cup cup" Nalen menepuk-nepuk paha Ayana pelan, berusaha menenangkan Ayana.

Sambil menunggu susunya panas, Ayara memperhatikan Nalen yang sejak tadi berusaha menenangkan Ayana. Ia tersenyum melihatnya, ia merasa sangat beruntung memiliki pacar seperti Nalen, yang tidak hanya menyayanginya tapi juga Ayana, bahkan keluarga Ayara.

Setelah dirasa susunya sudah panas, Ayara mematikan kompornya. Ia menunggu sebentar agar susunya tidak terlalu panas.

"Sstt sayang, haus ya. Nih susunya" Ayara memberikan dot berisi susu kepada Ayana, dan seketika tangis Ayana mereda.

"Udah kayak keluarga bahagia" celetuk Rina yang daritadi memperhatikan mereka, namun mereka tidak sadar, ia berjalan masuk ke kamar Ayara.

Ayara dan Nalen menolehkan kepalanya ke pintu saat mendengar ucapan Rina.

"Tante" Nalen berdiri dan menyalami tangan Rina.

"Apaansih, Mi" Ayara tersipu malu mendengar ucapan Mami-nya.

Rina tertawa kecil.

"Makan malam bareng, ya"

"Eh, enggak usah Tante, Nalen mau pamit" tolak Nalen.

"Nggak mau makan dulu?"

"Lain kali aja, Tan. Nalen pamit dulu, ya"

"Yaudah, hati-hati ya"

"Iya, Tan" jawab Nalen, ia mendekati Ayara dan Ayana.

"Cantik, Om Nalen pulang dulu ya" pamit Nalen pada Ayana yang masih meminum susu, ia mencium pipi Ayana.

"Aku pulang dulu ya" pamit Nalen pada Ayara.

"He'em"

"Assalamualaikum" Nalen berjalan keluar dari kamar Ayara.

"Waalaikumsalam" jawan Ayara dan Rina.

"Mi, Ayara anter Nalen ke depan dulu ya" ia berjalan mengikuti Nalen.

"Hati-hati, byee" Ayara melambaikan tangannya saat sampai di depan pintu.

Nalen mebalas lambaian tangan Ayara, ia kemudian menyalakan motornya dan mengendarai motornya keluar dari pekarangan rumah Ayara.

~~~~~

Bersambung.

Udah cocok belum nih jadi keluarga bahagia, haha.

Thank's for reading, guys
See you tomorrow

Salam sayang dari Bunda Ayara, Ayah Nalen, & dedek Ayana❤️

Follow me on :
IG : cherilameliahafizhah
Tiktok : cherilameliahafizhah

AYARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang