D e l a p a n

1.3K 85 26
                                    

Setelah insiden tak terduga kemarin. Sekolah di libur selama seminggu, karena beberapa ada yang terluka, bahkan mungkin ada yang trauma. Sekarang semuanya lagi ngumpul di apartemen Ian. Bukan ngumpul doang sih, tapi berantakin. Untung Ian punya stok kesabaran banyak. Jadi masih oke-oke aja.

"Manja banget sih lo. Makan aja harus disuapin" Omel Sara pada Hyunwoo yang sedang bermain game dengan tangannya yang sibuk menyuapi pacarnya.

Hyunwoo berdecak. "By, tangan aku udah dipake semua. Kamu mau aku makan pake kaki?"

"Bi bi bi, lo kira gue babi apa?!"

"Yaampun, kamu emang gak bisa diromantisin ya?"

"Berisik deh kalian." Datar Ian sembari meletakkan fanta dimeja.

"Oh wow! Ternyata suara Ian ganteng banget. Jadi selingkuhan gue yok?!" Tanya Heewon menaik-turunkan alisnya menggoda. Yang langsung mulutnya ditutup sama Leon.

Semuanya pada sibuk sendiri, ada Sara dan Hyunwoo yang sibuk adu bacot, ada Leon yang mengomeli Heewon karena menggoda pacar orang, Ian sibuk menatap Gaeun yang lagi asik main cooking mama, terakhir Hari duduk dipangkuan Kanglim sambil main Wormzone, sedangkan Kanglim sendiri mabar sama Hyunwoo.

"Sofa masih kosong tuh ri, kenapa harus duduk disitu?" Tanya Leon heran. Sepupunya ini manja sekali, bahkan dirinya juga pernah merasa kan skinship sama Hari, memangku Hari salah satunya. Atas kemauan sepupunya sendiri, dia mah iya-iya daripada sepupunya ngambek terus ngadu ke mamanya dengan bicara tidak-tidak.

Hari menjauhkan dagunya dari bahu Kanglim lalu menoleh menatap Leon. "Biarin. Bukan urusan lo juga." Tak lama kemudian ia segera menenggelamkan wajahnya dileher jenjang Kanglim. Merasakan ada yang basah dilehernya serta isakan kecil, Kanglim menatap Leon tajam sembari mengusap punggung ramping gadisnya.

"Kenapa lim?" Tanya Leon berbisik, ia kebetulan bersembrangan sofa dengan Kanglim jadi bisa denger suara isak Hari walau samar-samar.

"Lo sih nanya kek gitu. Nangis kan anaknya." Leon mengeryit bingung sama apa yang dimaksud Kanglim. "Hari mikir lo ngelarang dia skinship sama gue. Salah paham gitu. Terlebih ni anak lagi pms"

Leon tersenyum masam. Kirain apa njir, udah panik juga.

"Hari kenapa?" Tanya Heewon sembari menyuapkan jeruk kedalam mulutnya. Sesekali ikut menyuapi Leon.

"Pms dianya."

"Ohh. Nanti temenin aku beliin obat pereda nyeri buat Hari ya? Kasian dia, pasti perutnya sakit banget."

"Ian, ini apa?" Tanya Gaeun menunjukkan sebuah gambar dari hp Ian ke pemiliknya.

Ian menoleh. "Itu Micin, sayang. Masa gak tau?" Balas Ian

Gaeun mengernyit. "Loh, Micin ternyata. Eun pikir ini Micintai Ian" Ujarnya, kali ini memakai tatapan sok polos. Rahang pacarnya seakan mau jatuh ketika mendengar ucapan nya itu. Ian membeku.

"Siapa yang ngajarin Eun menggombal? Hyunwoo? Leon? Sara? Siapa Eun?"

"Hyunwoo."

"HYUNWOOO!"

"APA SIH NYING? GUE DISAMPING LO!""

"LO NGAJARIN APA CALON MASA DEPAN GUE?!"

"Matematika."

"Dih? Mtk lo aja nilainya 25 doang woo." Celutuk Sara.

Btw, kemana Ian yang kalem?

🍂🍂🍂

"Perutnya masih kram, yang?"

"Masih.."

Kanglim tersenyum kecil. "Mau dikompres lagi?" Hari-nya langsung menggeleng, tentu membuat Kanglim menggeliat geli, wajah Hari masih lehernya loh.

"Gak usah. Aku udah minum obat pereda nyeri yang dikasih Heewon tadi kok." Ujar Hari yang lagi duduk diatas paha Kanglim.

"Loh, kamu udah minum? Kamu belum makan siang loh sayang? Makan sekarang ya?" Kaget. Itu ekspresi Kanglim, ia refleks berdiri bikin Hari langsung melingkarkan kakinya pada pinggang Kanglim.

"Tapi aku gak la—"

Cup

"Gak boleh nolak sayaang." Hari diam-diam megang bibirnya yang dikecup singkat sama Kanglim. Sialan, itu first kiss dia. "Kamu harus makan. Aku masakin." Langkahnya pergi menuju dapur sembari menggendong Hari. Btw, ini lagi di apartemen Kanglim.

"Yaudah. Turunin, Aku biasa jalan sendiri." Kanglim tak menurunkan Hari dikursi, melainkan dimeja makan, setelahny ia mencium pipi Hari sekilas. Emang suka nyosor kalau lagi berdua doang nih anak.

"Mau kamu, aku harus masak apa?" Tanya Kanglim didepan pipi Hari yang sedikit tembem. Dihiasi senyum kecil ketika ia bertanya

Hari berpikir sejenak, dengan tangannya yang masih menggalung dileher jenjang Kanglim. "Nasi goreng seafood." Balas Hari akhirnya. Namun Kanglim malah mengernyit bingung.

"Kamu bukannya alergi udang?" Hari terdiam, tak lama kemudian bibir manisnya mengeluarkan cengiran pelan.

"Iya juga ya. Kok kamu ingat, sementara aku sendiri yang ngalamin bisa lupa?" Kanglim cuma tersenyum gemas, sembari mengecup pipi Hari beberapa kali membuat sang empu mendesis kesal. "Ck! Sayang ih! Kangliiimm.." Rengek Hari berusaha menjauhkan wajah Kanglim dari pipi, tapi apalah dayanya yang tenaganya tak sebanding dengan Kanglim.

"Kapan masaknya kalau kamu kayak gini terus?!"

Kanglim hanya tertawa. Kemudian ia dengan sangat amat tak rela, ia melepaskan tangannya yang sedari tadi tertengger di pinggang ramping gadis itu.

"Bahannya masih bagus gak?"

"Iya. Aku nggak kaya kamu."

"SAYANG IH! KOK MALAH NGEJEK AKUNYA?!"

"Maaf Sayaaaaang..."

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bucin Bapak Ketua!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang