"Mama sama papa ada kerjaan di Beijing, kalian jaga diri baik baik ya. Mama percaya kalian bisa kok, ini kan bukan yang pertama kalinya kalian ditinggal. Kunci rumah jangan hilang ya nak"
Itu adalah kalimat terakhir mama sebelum pergi ke Beijing bersama papa untuk kepentingan perusahaan.
Kini kedelapan bersaudara itu sedang berkumpul di ruang tengah, menonton film berjudul "Don't Breath" bersama.
"Aku bosen." Kata Kara sembari menghembuskan nafas pelan.
"Same, bahkan film ini udah ga se-menegangkan itu lagi." Sahut Sunoo menyetujui Kara.
"Terus? Lo mau ngapain biar ga bosen?" Ucap Heeseung dengan mata yang masih menuju ke televisi.
"Yaa, kita per-" "AAAA"
Ucapan Kara terpotong oleh teriakkan nyaring yang dibuat oleh Jay dan Jungwon.
"Seperti yang aku saranin, mending kita per-" "AAAAAA"
Sekali lagi kalimat yang keluar dari mulutnya itu terpotong oleh teriakkan. Bedanya, kali ini yang teriak adalah Sunghoon dan Jake.
"ISH, DENGERIN DULU!" Tegas Kara kepada abang abangnya.
"Oke oke kita dengerin adek dulu aja." Ucap Jay sembari mengambil remote lalu meng-pause film yang sedang mereka tonton itu.
"Gue setuju, gak baik jantung gue berdegup kenceng karena ni film" Jawab Jake dengan tangan yang mengelus dadanya.
"Oke. Jadi, seperti yang aku saranin, mending kita pergi jalan jalan. Mumpung mama papa lagi diluar. Gimana?" Ucap Kara yang akhirnya tidak terpotong oleh teriakkan.
"Mall? Lu pergi sama temen lu si Zeze itu aja." Balas Sunghoon sambil menatap televisi, menunggu film kembali berjalan.
"Nggak mau ke mall aku bang." Sahut Kara dengan bosan.
"Gue ada saran lebih baik, mending kita lanjut nonton dan nggak usah pergi ke mana mana." Ucap Riki yang kembali menyandarkan kepalanya di pundak kembarannya itu.
"Tapi gue bosen..." Balas Kara agak sedih karena tanggapan para saudara yang tidak menyetujui nya.
"Gini aja. Kita bakal nurutin kemauan lu, tapi cuman untuk kali ini doang. Deal?" Sahut Jake mengasihani adiknya itu.
"Hmm gue setuju, tapi 1 doang ya" Ucap Jay sambil menunjukkan jari telunjuknya, menyimbolkan angka 1.
"Serius?" Tanya Kara yang ditanggapi dengan anggukan oleh abang abangnya itu.
Kara pun akhirnya menyebutkan kemauannya yang harus dituruti oleh abang abangnya itu.
"Ayo ke Singapore"
- ˗ˋ ୨୧ ˊ˗ -
"Anak anak gimana ya pa?" Tanya mama kepada manusia yang duduk disampingnya di dalam pesawat itu.
"Gausah khawatir, paling sekarang Kara, Riki, Jungwon, sama Sunoo lagi main monopoly. Jay, Jake, Heeseung, sama Sunghoon lagi main playstation."
Jawab papa menyakini mama bahwa semua akan baik baik saja.
"Tapi mama ada firasat aneh pa." Balas mama yang masih bersikeras akan firasat yang ia rasakan tentang anak anaknya di rumah.
"Mereka pasti baik baik aja ma. Mama nggak usah khawatir ya? Kita tenang aja ok?" Ucap papa menenangkan kekasihnya itu.
Ibu dari delapan bersaudara itu memang memiliki rasa khawatir yang tinggi terhadap anak anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Siblings
HumorKehidupan seorang gadis bernama Kara bersama ketujuh saudaranya yang dapat membuat kalian yang baca pastinya tertawa, terjungkal, terlempar, dan terbang. "Kayaknya kalo di sekolah ada gebuk-gebukan, gue bakal jadi yang nonton sambil makan popcorn si...