"Serius deh, gue tuh nggak tertarik sama sekali akan hubungan asmara, Ze." Ucap Kara kepada Zeze yang duduk di sebelahnya.
"Not even a little?" Tanya Zeze.
"Yup! Not even a little." Jawab Kara dengan percaya diri.
Pagi ini, Zeze mengajak Kara untuk menemaninya belajar di lilac café. Tetapi, bukannya belajar dengan serius, topik yang kini dibahas oleh kedua perempuan itu bukanlah mengenai fisika atau kimia. Melainkan, laki laki.
"Udahlah, Ze. Kita lanjut belajar aja." Ucap Kara kembali fokus kepada buku di hadapannya.
"Kar, kita kan dumb and dumber. Gimana mau pahamin ni rumus coba?" Balas Zeze dengan senyum paksaan.
"Maaf aja nih ya, gue udah diajarin sama Yaya. Otak gue udah ga dumb lagi, kawan." Ucap Kara sambil memasang tampang sombong.
"Sombong sekali anda." Balas Zeze sambil menyenggol Kara dengan siku ditangannya.
"Eh! Ngomongin Yaya, kita ajak dia kesini yuk." Lanjut Zeze sambil mengambil handphone miliknya dari dalam tas kecil yang ia bawa itu.
"Serah." Balas Kara yang mengabaikan Zeze, memilih untuk kembali fokus pada buku di hadapannya.
"Woi Xu! Gue sama Kara lagi ada di lilac café. Ikut sini! Nongki bareng kita." Ucap Zeze kepada benda pipih yang berada di samping telinganya itu dengan semangat.
"Lilac café? Boleh, tunggu gue ya. Paling 5 menit nyampe." Balas Yaxuan dari sisi panggilan lain.
"Asekk, oke deh. Kita tunggu ya." Ucap Zeze.
"Ikut dia?" Tanya Kara sambil menuliskan beberapa rumus di buku catatan yang ia bawa.
"Iya dong. By the way, Kar, habis belajar, kita ke rumah lo boleh kagak? Hehe.." Pinta Zeze sambil tertawa malu.
"Si sulung sama penghuni game room belum pernah ketemu sama Yaya. Bisa digebok gue kalo bawa cowo yang mereka nggak tau ke rumah." Ucap Kara.
"Ya elah, nggak apa apa kali Kar. Mungkin ini bakal jadi first meeting mereka." Balas Zeze.
"Gue mau aja sih, Ze. Tapi, bang Jungwon sama bang Sunoo juga nggak begitu suka sama Yaya." Ucap Kara.
"Hah?! Bukannya mereka kenal sama Yaya?!" Balas Zeze dengan kaget.
"Iya, gue juga nggak tau kenapa. Mereka keliatan nggak suka setiap kali gue omongin Yaya." Ucap Kara dengan hembusan nafas yang berat.
"Well, Riki nggak ada masalah kan sama Yaya?" Tanya Zeze hati hati.
"Riki lagi lo tanya, Ze! Tu anak over-protective banget dah! Tiap gue nyebut nama Yaya, beh. Gue menerima tatapan tajam dari dia." Jawab Kara sambil menutup buku yang ia pegang.
"Buset. Serem juga ya, sahabat." Ucap Zeze mendengar jawaban Kara.
*tring*
Suara pintu cafe terbuka, menunjukkan seorang pria bertubuh tinggi masuk dan menghampiri tempat duduk Kara dan Zeze.
"Hai." Ucap Yaxuan, pria yang memasuki cafe.
"Hai, Xu." Balas kedua perempuan di hadapannya serempak.
"Kalian belajar?" Ucap Yaxuan yang menatap buku buku yang bertebaran di atas meja.
"Nggak juga. Zeze dari tadi nggak ada belajar, cuman ngomongin cowo." Balas Kara yang ditanggapi dengan tawa kecil dari Yaxuan.
"Enak aja!" Ucap Zeze tidak terima.
"Lagian lo beneran pikir gue bakal bawa lo ke cafe pada Sabtu pagi untuk belajar? Nggak lah!" Lanjut Zeze.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Siblings
HumorKehidupan seorang gadis bernama Kara bersama ketujuh saudaranya yang dapat membuat kalian yang baca pastinya tertawa, terjungkal, terlempar, dan terbang. "Kayaknya kalo di sekolah ada gebuk-gebukan, gue bakal jadi yang nonton sambil makan popcorn si...