Ep. 16 : Family

7.5K 897 553
                                    

*Disclaimer
Berhubung ada Mou sebagai kucing peliharaan baru, kubuat Jay nggak alergi sama kucing yaa.

Pada pagi hari ini, udara terasa sangat sejuk. Sepertinya semua orang yang mengirup udara pagi ini, akan terasa hidup kembali.

Tetapi, sepertinya udara dan suasana yang damai ini tidak memengaruhi mood lelaki berinisial J yang sedang berada di dapur rumah itu.

"Harus ngurus para anjing sama Mou, saudara tujuh tapi kebo semua, harus siapin sarapan pagi, anjing banget dah weekend gua!"

Umpatan tersebut keluar dengan pelan dari mulut Jay.

"Bibi bibi ngapain pulang kampung segala sih? Gua jadi ribet harus ngurusin adek adek, sialan." Gumam lelaki itu sambil merasa kesal.

"Punya abang satu kagak guna! Kerjaannya tidur terus. Tidur, makan, main, tidur, makan, main. Gitu aja terus!" Lanjutnya sambil berjalan mengelilingi dapur, mencari alat masak yang ia butuhkan.

Tanpa ia ketahui, ada hewan bertubuh kecil layaknya kapas yang sedari tadi mengikuti langkah kakinya dari belakang.

"Terus kerjaan dia di kantor apa sih?! Perasaan cuman paper biasa?! Lagaknya sibuk bang- ANJING!" Seru Jay setelah menyadari keberadaan hewan kecil itu.

"Mou anjing! Untung gak gua injek!" Ucapnya sembari mengangkat tubuh Mou, lalu meletakannya di atas pundak lebar miliknya itu.

Entah mengapa, tatapan dan ekspresi Mou terlihat seakan ia merasa tersinggung karena sang pemilik telah memanggilnya dengan umpatan "anjing" bukanlah "kucing".

Tatapan Mou seakan berkata "Gua kucing btw. Bukan anjing."

Jay hanya menghela nafas pelan, "Iya tau, lo kucing. Keceplosan elah, muka lu santai ae napa. Kayak habis digeprek aja."

Seperti paham akan apa yang Jay katakan, Mou pun menggeram lalu mendaratkan kaki kecilnya di pipi Jay, berlagak seperti sedang memukul pria itu.

Jay kembali menghela nafasnya.

"Bangunin yang lain yuk, cing." Ucap Jay sembari meletakkan alat alat masak, lalu pergi meninggalkan ruang dapur bersama Mou yang masih berada di pundaknya.

Tujuan utama pria itu adalah kamar si sulung, atau lebih dikenal dengan nama Heeseung.

Lelaki itu langsung menghampiri pintu berwarna putih yang memiliki stiker bertuliskan "HS" di permukaannya lalu mengetuknya dengan kencang.

"Gua masuk ya!" Teriaknya sebelum membuka, lalu memasuki kamar itu dengan kasar.

Memasuki kamar bernuansa abu gelap, Jay langsung menemukan saudara laki laki miliknya masih terlelap dan tidur dengan nyenyak di atas tempat tidur, memeluk bantal miliknya dengan nyaman.

"Bangun, goblok! Hari ini jadwal kita belanja bulanan!" Umpat Jay sambil memukul kaki abangnya dengan cukup keras.

Heeseung yang merasa kesakitan pun terbangun dari tidurnya. Pria itu terlihat kesal karena merasa tidurnya yang berharga itu terganggu oleh adik lelaki miliknya.

"Jay! Ini masih jam tujuh?! Kan biasanya kita belanja jam sepuluh, bodoh! Gak usah pake mukul juga bisa kan?!" Balas Heeseung yang lalu kembali merebahkan dirinya di atas kasur, kembali terlelap dalam waktu kurang dari lima detik.

Jay kembali menghela nafasnya. Mou, partner membangunkan para saudara Jay, ikut mengeong dengan pelan.

Keduanya lalu keluar dari kamar sambil bersungut sungut.

Tujuan kedua Jay ialah kamar kembarannya, Sunghoon dan Jake. Kamar milik Jay dan kedua saudaranya itu tidak memiliki jarak yang berbeda jauh, membuat Jay mudah untuk membangunkan keduanya.

We Are SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang