Seusai mencubiti pipi Sunoo, Sunghoon pun kembali duduk ke sofa sambil mendengus kesal.
Ketika dirinya merasa kesal, saudara saudarinya itu lebih memilih untuk lanjut tertawa tanpa rasa empati sama sekali.
Merasa lelah karena tertawa, Kara pun mencoba untuk berhenti tertawa. Dirinya mencoba untuk melontarkan pertanyaan kepada si kakak tertua, berniat untuk mengurangi hasrat untuk tertawa dari mulutnya.
"By the way, abang, kapan kita pergi belanjanya?" Tanya Kara kepada Heeseung.
Mendengar pertanyaan yang diajukan oleh adiknya, Heeseung pun ikut berhenti tertawa dan membuka mulutnya untuk berbicara.
"Jam sepuluh mau?" Tanya pria itu.
"Boleh. Udah jam setengah sepuluh, berarti gue siap siap sebentar ya. Lo tunggu di sini aja, bang." Ucap Kara yang kini bangkit dari duduknya, lalu pergi menaiki anak tangga.
"Cepetan ya, dek!" Sahut Heeseung kepada adiknya yang sudah berada di anak tangga teratas.
Kara yang mendengar sahutan dari Heeseung hanya menganggukkan kepalanya, lalu pergi memasuki kamar tidur miliknya tepat pada jam sembilan lewat tiga puluh menit.
"Gua udah siapin daftar apa yang mau dibeli. Jangan ada satu barang pun yang lo lupain ya, bang. Penting ini." Ucap Jay setelah menghampiri Heeseung dengan secarik kertas di tangannya.
"Siap. Tenang aja, gua pastiin gak ada satu barang pun terlupakan kok." Balas Heeseung sembari mengacungkan kedua ibu jari tangan miliknya.
Jay hanya menganggukkan kepalanya pelan, yakin dan percaya akan ucapan si kakak tertua.
"OH IYA! ABANG!" Sahut Sunoo secara tiba tiba dari seberang ruangan.
"KAGET! Biasa aja dong, Noo! Kaget gua!" Kejut Jake yang duduk di lantai, tepat di sebelah lelaki bernama Sunoo itu.
Sunoo hanya mengabaikan keluhan dari Jake, dirinya hanya menatap Heeseung, menunggu reaksi dari panggilan yang ia ucapkan.
"Kenapa?" Tanya Heeseung dengan halus, memusatkan seluruh perhatian miliknya kepada Sunoo.
"Makanan Mou! Pasti belum ada di daftarnya!" Lanjut Sunoo sembari mengangkat tubuh Mou, memperlihatkan perut kecil milik kucing tersebut ke saudara lelaki miliknya.
Heeseung dan Jay yang mendengar ucapan dari sang adik pun segera membaca ulang daftar belanja, meneliti kembali seluruh kata dan kalimat yang tertulis di kertas itu.
"Udah ditulis kok. Gak usah khawatir, Noo." Balas Jay seusai membaca daftar belanjaan pada selembar kertas yang Heeseung pegang.
"Bener, gak usah khawatir. Lagian Mou kan pemakan segalanya. Liat noh, jari lo aja dikunyah sama dia." Ujar Heeseung sembari menatap Mou yang sibuk mengulum ibu jari Sunoo dengan mulutnya.
"Bener juga ya. Ish lucu kali lah kamu, Mou." Ucap Sunoo sembari mendekatkan anak kucing digenggamannya dengan wajahnya, membuat pipi milik keduanya tersentuh dengan satu sama lain.
Jungwon yang sedari tadi mengamati perilaku saudara laki lakinya itu hanya menunjukkan ekspresi wajah kebingungan.
"Emang gak sakit? Digigit gitu?" Tanya pria itu kepada kakaknya.
"Emang Mou punya gigi?" Balas Sunoo.
"Oh iya lupa." Ucap Jungwon sambil memukul pelan kepalanya.
Jungwon pun berjalan menghampiri tempat Sunoo berdiri, lalu mendekatkan wajahnya pada Mou yang berada digenggaman tangan Sunoo.
"Mulut lo kan isinya gusi semua."
Mendengar perkataan Jungwon, mata Sunoo membelalak terkejut. Pria itu langsung menghindari Jungwon, merasa takut anak kucing yang ada di tangannya akan mendapat cacian lebih dari adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Siblings
HumorKehidupan seorang gadis bernama Kara bersama ketujuh saudaranya yang dapat membuat kalian yang baca pastinya tertawa, terjungkal, terlempar, dan terbang. "Kayaknya kalo di sekolah ada gebuk-gebukan, gue bakal jadi yang nonton sambil makan popcorn si...