Hari ini, tepatnya Minggu pagi, terasa hangat di kediaman keluarga Kara.
"GOOD MORNING!!" Teriak Kara dari lantai atas, menyapa penghuni lantai bawah yang tengah mempersiapkan sarapan.
"Morning, Kara! Bangunin Riki, Jungwon, Sunoo buat sarapan!" Sahut Jay.
Kara mengacungkan ibu jarinya dan lekas pergi untuk membangunkan kakak serta kembarannya dari dunia mimpi. Tujuan dia adalah pergi ke kamar Riki, kamar kembarannya yang terletak tidak jauh dari anak tangga. Semalam, ketiga saudaranya itu sibuk bermain gim sampai larut. Entah bagaimana mereka mendapatkan kekuatan untuk bermain hingga selarut itu, namun apa boleh buat?
*Duak*
Kara menendang pintu kamar Riki, menghasilkan suara dentuman yang lumayan kencang.
"EH AYAM AYAM." Latah Sunoo yang terbangun oleh kejutan kecil kaki Kara.
"Ish! Lo bener-bener ya! Untung gue engga jantungan!" Lanjut Sunoo sambil mengelus dadanya.Kara tidak menghiraukan Sunoo. Alih-alih, Kara menghampiri tempat tidur Riki. Tempat dimana tiga orang remaja laki-laki tertidur pulas malam kemarin. Kara menggenggam kaki Riki dan Jungwon yang masih tertidur pulas, lalu menariknya hingga terjatuh.
*Dug*
"Aduh! Pantat gue!" Pekik Jungwon meraba pelan bokongnya.
"Makanya langsung bangun! Emangnya kalian anak kecil? Sok banget begadang tapi bangunnya siang! Udah jam berapa ini?" Balas Kara layaknya seorang ibu yang sedang mengoceh.
Kara berbalik badan, bukannya melihat Riki yang ikut kesakitan, pemandangan yang menyambutnya adalah Riki yang masih tertidur, bedanya kali ini dengan gaya absurd.
"Duh!! Nambahin kerjaan aja!" Tukas Kara yang bergegas menggapai kaki Riki, dan menyeretnya keluar kamar.
"Lo berdua keluar atau perlu gue seret juga?" Pertanyaan Kara mendapat balasan berupa pekikan kecil Sunoo yang dilanjut dengan kedua saudaranya berlari keluar kamar.
Setelah berhasil membangunkan Riki dengan usaha yang begitu besar, akhirnya delapan bersaudara itu siap untuk sarapan.
Menu pagi ini adalah pancake dan waffle yang biasa Jay masak untuk saudara-saudarinya itu. Sudah biasa namun masih terasa lezat, itulah masakan Jay.
"So, ada rencana apa hari ini?" Tanya Heeseung memulai topik pembicaraan.
"Gue sama Jake mau bawa anabul grooming sih. Rambutnya Layla udah mulai tebal soalnya." Balas Sunghoon.
"Nanti gue, Jungwon, sama bang Jay mau ke rumah nenek. Nenek bilang mau ngasih kita kukis karamel nenek!" Sahut Sunoo menunjukkan ekspresi gembira.
"Benar sekali! Definisi enggak sabar!" Lanjut Jungwon.
"Kukis karamel nenek? Jay, jagain mereka supaya nggak diem-diem nyuri kukis itu. Lo tau kan seberapa gilanya mereka ketika udah berhubungan sama kukis nenek?" Pesan Jake kepada Jay.
"Iya woi, kukis karamel gue kemaren ditilep Sunoo tau!" Ucap Sunghoon dengan kesal.
"Tenang aja, kukis nenek aman sama gue." Balas Jay berlagak layaknya pahlawan.
Heeseung tertawa kecil mendengar percakapan adik-adiknya itu. "Riki, Kara, hari ini ada rencana apa?" Tanyanya.
Kara menepuk pundak Riki sebagai simbol untuk memberi jawaban. Mulutnya yang penuh dengan waffle itu seperti melarangnya untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Siblings
HumorKehidupan seorang gadis bernama Kara bersama ketujuh saudaranya yang dapat membuat kalian yang baca pastinya tertawa, terjungkal, terlempar, dan terbang. "Kayaknya kalo di sekolah ada gebuk-gebukan, gue bakal jadi yang nonton sambil makan popcorn si...