Perjanjian Kontrak Nikah
Dara membuang muka, ternganga tak percaya dengan judul dari beberapa bendel kertas yang ada di tangannya. Aish, tapi tak apa. Pada intinya ia tahu kalau ternyata Brandon tak jauh berbeda dengan dia, sama-sama tidak mengharap banyak atas pernikahan ini.
Okeeey, mari kita lihat isi perjanjiannya, batin Dara perlahan maniknya beralih ke baris lebih bawah.
Ada pendahuluan, definisi, tujuan, manfaat, bla-bla. Terkekeh kecil Dara bergumam, "Tinggal tambahin rumusan masalah, dah persis kaya makalah bab satu."
Menggeleng pelan Dara kembali menyusuri setiap kata demi kata. Di halaman ketiga masuk ke sub bagian Perjanjian.
Pihak ke-1 : Brandon
Pihak ke-2 : Dara1. Harus setia. Kedua belah pihak harus bersedia tidak memiliki hubungan asmara dengan pihak ke-3
Anjir ... perjanjian macem apa ini, batin Dara disela kegiatan membacanya.
2. Pihak ke-1 wajib memenuhi kebutuhan pihak ke-2
3. Pihak ke-2 wajib meminta izin pada pihak pertama jika ingin keluar rumah
4. Pihak ke-1 tidak akan bersikap kasar pada pihak ke-2
5. Pihak ke-2 wajib mematuhi semua larangan yang dibuat oleh pihak ke-1Lah, si om. Niat banget pengen ngatur-ngatur gue, Dara mendecih melirik figura di meja nakas berisi foto pernikahannya dengan Brandon. Dia menghela napas dan kembali membaca poin selanjutnya
6. Pihak ke-2 bebas meminta hal yang bersifat material kepada pihak ke-1
7. Tidak ada kontak fisik di antara kedua belah pihak
8. Kedua belah pihak wajib merahasiakan kontrak inu seumur hidup, termasuk ketika sudah habis masa kontrak.
9. Semua isi kontrak berlaku selama tiga tahun terhitung sejak tanggal kedua belah pihak resmi menjadi suami istri"Anjay," umpat Dara halus. "Dikira gue kucing peliharaan yang bakalan nurut kalo diatur-atur begitu."
Dengan langkah lebar, Dara melewati pintu kamar menuju ke kamar sebelah. Kamarnya bersama Brandon. Diputarnya gagang pintu dengan tidak sabaran. Ada satu hal yang selalu mengganjal di hatinya.
"Om kenapa sih mau nikah sama gue?" tanya Dara tanpa memalingkan wajah meski Brandon bertelanjang dada.
"Kamu ini gak sopan, ya. Lain kali ketuk pintu dulu baru masuk."
Dara melotot tak percaya. "Kenapa Om? Kita kan suami istri kenapa gue harus ketuk pintu dulu?"
"Yang bilang kamu istri saya siapa?"
"Loh, yang pas itu nikahin gue di depan penghulu siapa. Satya?"
Brandon berbalik, melempar kasar sebuah map ke lantai. "Besok pagi, saya mau kamu sudah menandatanganinya."
Dara menatap map itu, melirik tajam pada Brandon. "Gue gak mau. Isi perjanjiannya sampah semua."
"Ada yang belum kamu mengerti?" Dara diam saja, memilih berbalik badan. Namun Brandon kembali menginterupsi langkahnya, "Kemari, saya jelaskan satu-persatu. Atau ada yang ingin direvisi?"
Bodoamat. Lalu meninggalkan kamar, membanting pintunya kuat-kuat. Dasar bujangan lapuk. Pantes gak ada yang mau. Laki tapi cerewetnya masa alah.
Tepat setelah mengunci pintu, sebuah panggilan disusul pesan memenuhi notifikasi ponselnya
Mas suami
Keluar dari kamar kamu. Kita bicarain soal perjanjiannya. Tadi kamu sudah deal. Atau, kamu mau saya beritahu marchel kalau adiknya masih mengejar-ngejar Satya.
Mas Suami
Dara, saya gak punya kesabaran sebesar Marchel. Bersikaplah sedikit lebih dewasa
Mas Suami
Marchel akan segera kembali dari menjemput Cely. Jangan terlalu lama di kamarmu sendiri, atau Marchel akan curiga dan malah lebih memerhatikan kita***
Apa yang tadi dikatakan Brandon tentang Marchel benar. Kakaknya memang sempat mengdtuk pintu kamar ini, untung saja Dara sudah berada di sini lengkap dengan setelan tidurnya. Dan sekarang, pukul sembilan lebih tiga puluh menit. Di sinilah Dara, duduk di pinggiran ranjang, menatap keluar pintu balkon yang dibuka sedikit.
Brandon berdehem, "Kalau gitu kita mulai dengan membahas perjanji-"
"Bentar-bentar, ada satu hal yang gak gue mengerti. Apa sih alsan lo mau nikahin gue?"
Detik berlalu, tak ada sepatah kata yang keluar dari bibir Brandon.
"Jangan-jangan ... dari dulu diem-diem lo suka sama gue. Yakan? Ngaku!"
To be continue ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Branda War in Love
RomansaInsiden Kak Marchel memergokinya bersama Satya, membuat Dara mau tak mau hidup sebagai babu Brandon paling tidak sampai tiga tahun ke depan. Astaga ... Brandon itu menyebalkan dan terlalu bossy. Dia pikir seorang Dara bisa diperbudak dengan mudahnya...