6 : aku atau dia

2.4K 318 23
                                    

fajar telah datang siap menyambut hari, namun sepertinya hanya dilan yang paham akan sistem timbal balik. dibanding anggota lainnya, dia yang paling rajin bangun pagi.

niatnya pengin ke sekolah bareng hechi agak siangan, namun sialnya kalo bangun kepagian mulu.

dilan menyelempangkan handuknya di leher, berniat mandi. namun baru ia ingin memegang kenop pintu kamar mandi, si hechi langsung nerobos masuk tanpa punten.

"yeu! sopan lu begitu?!" omel dilan pada hechi yang sudah masuk kamar mandi.

ia mengalah, ia lebih memilih menyeduh kopi dulu sambil menunggu hechi selesai mandi didepan kamar mandi. ingatkan kalo kamar mandi nya berhadapan sama dapur?

"tumben banget lu chi bangun pagi pagi gini" ucapnya pada hechi yang masih dikamar mandi. namun tak ada jawaban dari hechi. dilan mengernyit sebelum mendekat pintu dan menggedornya "lama amat sih lu! tidur ya lu?!" omelnya, namun masih tak mendapat jawaban apapun.

dilan kesal, akhirnya ia memilih ke ruang tengah. siapa tau temen temennya udah pada bangun.

benar saja, ada felix, juned juga hechi yang baru bangun masih mengucek mata.

eh?!

hechi..

terus yang dikamar mandi?!

dilan langsung menoleh kekamar mandi yang masih tertutup, bunyi keran mengalir juga masih terdengar didalam sana.

"anjir!! iihh!!" dilan bergidik ngeri, dan akhirnya ia tak mandi. felix, juned juga hechi mengernyit heran pada dilan.

"kenapa ente?" tanya felix. dilan mendekat sambil meminum kopinya.

"gua pikir yang dikamar mandi hechi"

"ternyata?" tanya juned.

"mpok kunti" lanjut dilan dan berhasil membuat 3 temannya merinding, mereka jadi ingat kejadian semalam waktu lagi ngegibahin sangkuriang, si hechi sampai bolak balik buang air kecil ke kamar mandi tengah malam.

"mana bentukannya kaya lu lagi chi" ucap dilan menepuk paha hechi.

"ngadi ngadi nih koe!" hechi cemberut gara gara ada yang plagiatin tubuhnya. ia akhirnya memutuskan tidak mandi juga karna takut asetnya jisung diintipin mpok kunti.

"sun nya mana?" tanya jisung berjongkok dihadapan huka seperti kemarin. huka memang biasa diantar jisung ke sekolah karna permintaan anaknya itu. alasannya, huka ingin tetap bersama bundanya bahkan diwaktu sempit sekalipun.

tentu saja jisung setuju, kehadiran buah hatinya merupakan sebuah healing bagi dirinya sendiri.

huka mencium pipi kanan dan kiri jisung seperti biasa.

"bunda, maafin huka ya kemarin huka teriak sama bunda" ucapnya menunduk karna merasa bersalah.

jisung memberikan tatapan dan senyumnya yang hangat "iya bunda maafin, tapi huka harus janji kalau ngomong sama orang yang lebih tua pakai nada yang rendah, ok?" ucapnya sambil mengelus kepala huka dengan lembut. ia jarang mengatakan kata jangan atau sejenisnya karna takut huka akan merasa terkukung, sehingga tidak bisa berkembang secara psikologisnya.

huka mengangguk sebagai jawabannya.

"anak pintar, sekarang masuk ke kelas ya" huka menurut dan segera masuk kekelas.

jisung yang ingin berbalik pulang langkahnya terhenti saat melihat hechi dari kejauhan sedang fokus dengan ponselnya.

"lagi ngapain?" tanya jisung mendekat dari balik tubuh hechi.

[✓] KKN di desa janda [ jisung harem ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang