= Jung Jaehyun =
JUNG Jeno adalah anak laki-laki semata wayang gue yang sudah empat tahun ini gue rawat sendiri tanpa semua orang tahu. Kedatangan Jeno ke hidup gue memang membuat gue gila pada awalnya. Eve―gadis blasteran Jerman yang sempat mengisi hati gue beberapa tahun lalu―meninggalkan Jeno di depan pintu apartemen gue hanya dengan selembar kertas bertuliskan tangannya.
Empat tahun lalu, gue hidup sendiri di Connecticut demi mendapatkan gelar sarjana gue. Tidak pernah terlepas dari ingatan gue, malam itu―Minggu di pertengahan bulan Mei―saat usia gue masih berusia 21 tahun, seseorang mengetuk pintu. Membuat gue yang sedang dipusingkan dengan tugas-tugas lantas beranjak dari kursi, mengeluarkan segala macam kata sumpah serapah kepada siapa pun orang yang sudah mengganggu waktu belajar gue.
Baru saja gue ingin memaki, gue malah tidak mendapati seorang pun berdiri di sana. Hanya suara tangisan bayi terdengar. Gue mengernyit, bertanya-tanya dalam hati, siapa orang yang tega meninggalkan bayinya di dalam keranjang pada malam hari?
Dengan langkah ragu, gue mendekat sebelum kemudian berlutut di samping bayi itu. "Hello? Anybody here?!" Teriakan gue menggema di sepanjang lorong koridor yang sepi, namun tak seorang pun terlihat. Panik, gue mengangkat bayi itu ke dalam pelukan, pun membawanya ke dalam lift bersama gue dengan langkah tertalah-talah.
"Ray," Sapa gue pada pria yang berada di belakang meja resepsionis begitu langkah kaki sampai di lobi, "Did you see someone getting out of here a few minutes ago?"
Pria berambut pirang itu membalas pandang dengan tilikan aneh, sepasang netranya mengarah pada bayi di gendongan gue, "No, I didn't see anyone coming. Is there something wrong?"
"Are you sure?"
"One hundred percent sure, Jay. Why? What happened? Is there something I can help?"
Gue menggeleng, sedikit tidak yakin. Pun setelah beberapa menit tenggelam dalam pikiran, gue memutuskan untuk kembali ke atas dan membawa si bayi masuk ke dalam kamar. Kedua alis gue semakin bertaut kala mendapati selembar surat di sela selimut biru mudanya. Dengan penuh kehati-hatian, gue letakkan bayi yang sekarang tertidur pulas di atas ranjang, pun segera membuka lipatan kertas itu dengan tangan gemetar.
Dear Jay,
Apa kabar? Lama kita gak ketemu. Aku dapat alamat kamu dari Johnny dan aku yakin kamu sudah bertemu Jeno sebelum membaca surat ini. Ya, dengan nama itu aku memanggil bayi kita.
Jay, aku minta maaf karena selama ini aku gak pernah jujur sama kamu.
Aku sedang mengandung Jeno saat kamu bilang kamu ingin pergi ke Connecticut untuk melanjutkan studimu dan memilih untuk mengakhiri hubungan kita. Aku tahu, gak seharusnya aku menyembunyikan kehamilanku. Tapi di satu sisi, aku juga gak mau jadi penghalang untuk meraih mimpimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jaehyun《 Jaeyong 》
Fanfiction"I'm Jung Jaehyun, by the way." ... but you can call me Daddy too. ⛔ homophobic, please stay away from this book ⛔ [ BxB ] [ M-Preg ] [ 18+ ] Indonesian JAEYONG Fanfiction Copyright © all rights reserved 2021 by ncthings24hours Cover by ncthings24ho...