24. Jeno's wish

8K 843 100
                                    

= Jung Jaehyun =

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

= Jung Jaehyun =

JIKA ditanya sebesar apa gue mencintai sosok Taeyong, gue bisa dengan cepat akan menjawab, "Semesta." ... atau bahkan lebih. Tidak ada seorang pun yang dapat menandingi kuasa pria cantik itu pada hati gue. Dia adalah pemegang tahta tertinggi!

Gue mencintai bagaimana manisnya dia tersenyum. Bagaimana suara tawanya yang sejak lalu sudah menjadi candu. Bagaimana lembutnya dia bersikap; pada gue, pada Jeno, bahkan pada semua orang. Bagaimana caranya mencintai, berbagi kasih, menyebar sayang.

Lee Taeyong adalah bentuk paling sempurna yang diciptakan Tuhan―yang pernah gue temui.

Entah apa yang sudah gue perbuat di kehidupan sebelumnya sehingga dapat memiliki sosok indah itu. Yang jelas, gue sangat-sangat berterima kasih. Kepada Tuhan, kepada takdir, kepada semesta yang telah mempertemukan gue dengan dirinya.

Taeyong pantas mendapatkan seluruh dunia jika dia meminta, dan gue tidak akan berpikir dua kali untuk mencoba memberikan semuanya. Memberikan semua yang dia mau. Memberikan semua yang terbaik―yang paling cantik. Bukan hanya karena gue mencintainya, tapi juga karena Taeyong pantas mendapatkan itu semua.

"Jaehyun," Suara lembut si cantik lantas membangunkan gue dari lamunan, membuat gue sedikit terkesiap dan menoleh ke arahnya. Taeyong mengerjap, memandang gue dengan mata bulatnya yang terlihat dua kali lebih bersinar di bawah teduhnya cahaya mentari, "Kamu lagi mikirin apa sih?"

Gue tersenyum, pun menggelengkan kepala, yang mana berhasil membuat kedua alisnya mengerut lucu. Sambil membereskan sisa-sisa makanan, dirinya menggerutu, "Aku panggilin kamu dari tadi. Mau pulang jam berapa? Nanti keburu sore nih. Plus, aku udah kangen banget sama Jeno."

Mendengar itu, gue melirik arloji pada pergelangan tangan dan mendapati jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga. "Maaf, Sayang, maaf. Kita pulang sekarang, deh, ya?"

"Jawab dulu, kamu lagi mikirin apa?" Matanya menusuk, menatap gue dengan penuh tanda tanya. Gue bahkan bisa melihat satu titik kekhawatiran di sana, "Kamu... Kamu mikir soal apa yang dibilang Eomma tadi?"

Dengan itu, gue menggeleng cepat, "Nggak, Sayang. Bukan tentang itu... Percaya sama aku, ini nggak sama sekali ada hubungannya sama pembicaraan aku sama Eomma, oke?" Gue terkekeh, "Apa yang aku bilang sama Eomma kamu itu sungguh-sungguh. Aku serius, Yang. Jadi jangan pernah kamu berpikir kalau aku cuma main-main, ya? Hei, denger aku, nggak? Cantik?"

Taeyong mengangguk, pun mengalihkan perhatiannya yang semula tertuju pada pancuran air di depan dengan bibir mengerucut lucu.

"Jangan gemes-gemes, nanti aku cium." Ancam gue seraya menjawil dagunya.

Bukannya menurut, Taeyong justru semakin memajukan bibir bawahnya, sementara sepasang netra pria itu dibuat melebar―menatap gue dengan mata bulat nan polos, "Gemes kayak gimana? Gini?"

Daddy Jaehyun《 Jaeyong 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang