BAGI kebanyakan orang, bertukar pesan mungkin adalah sebuah keharusan untuk mengetahui kabar seseorang. Apalagi jika mereka tergolong orang-orang yang bisa dikategorikan penting dalam hidup kita. Tapi, bagaimana jika pesanmu tak terbalas tanpa tahu alasannya? Atau lebih parah lagi, bagaimana jika orang itu tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar?
Taeyong mendengus, ini bukan kali pertamanya ia mencoba menghubungi orang itu. Lantas apa yang didapatnya? Nothing. Taeyong jelas khawatir. Apalagi sudah terhitung satu minggu sejak dirinya mendengar kabar.
Merasa jengkel, pun Taeyong melempar ponselnya ke atas kasur sebelum ikut menjatuhkan diri di sana. Pria itu menelengkan kepala, memandang ke luar jendela yang memperlihatkan langit senja. Dirinya terdiam, hanya memperhatikan proses piringan matahari yang mulai hilang di cakrawala.
Drt! Getaran pada ponsel lantas membuat Taeyong berpaling pada layar datar benda pipih itu. Menciptakan seringaian kecil pada bibir merah mudanya.
"Ya, Jaehyun?"
"Kamu di rumah? Bisa keluar sebentar?"
Mendengar itu membuat Taeyong langsung terbangun dari posisinya dengan mata terbelalak, "Kenapa? Iya, aku di rumah."
"Aku ada di depan sekarang. Bisa keluar sebentar?"
Praktis, Taeyong berlari keluar kamar pun menuruni satu persatu anak tangga dengan langkah tertalah-talah. Benar saja, pria cantik itu mendapati mobil Jaehyun sudah terparkir di sana. Sementara si empunya sedang bersandar sambil menyilangkan kedua tangan di dada.
Dari cara berpakaiannya, Taeyong bisa menebak jika pria itu langsung menuju ke sini setelah jam kantornya habis. Kemeja biru gelap bergarisnya sudah digulung sampai siku, sementara tiga kancing teratas dibiarkan terbuka dengan dasi yang sudah menghilang entah ke mana.
Panas. Mengapa tiba-tiba Taeyong merasa panas?
"Jae?" Panggil Taeyong begitu langkahnya hampir sampai di hadapan pria itu, dengan satu tangan masih menggenggam ponsel, Taeyong mencoba membuka pagar rumahnya, "Kamu ngapain di sini? Sendiri? Jeno mana?"
Ini kali pertamanya mereka bertemu tanpa kehadiran Jeno.
Ketika tidak mendengar jabawan dari pria berlesung pipi itu, Taeyong pun mengangkat pandangannya dan mendapati Jaehyun bergeming. Sepasang netra Jaehyun tertuju ke arah lain yang lantas membuat Taeyong mengikuti arah pandang pria itu.
Oh betapa malunya Taeyong saat menyadari bahwa dirinya hanya dibalut dengan kaus putih kebesaran yang transparan. Dan jangan lupakan tentang bagaimana paha mulusnya yang terpampang jelas karena pria cantik itu sama sekali tidak memakai celana!
Jaehyun berdeham, sementara Taeyong masih tertunduk malu. Lidahnya terasa kelu dan pipinya panas syarat akan rona merah.
"Se-sebenarnya... A-aku cuma mau ngasih ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jaehyun《 Jaeyong 》
Fanfiction"I'm Jung Jaehyun, by the way." ... but you can call me Daddy too. ⛔ homophobic, please stay away from this book ⛔ [ BxB ] [ M-Preg ] [ 18+ ] Indonesian JAEYONG Fanfiction Copyright © all rights reserved 2021 by ncthings24hours Cover by ncthings24ho...