Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
= Jung Jaehyun =
JANTUNG gue berdetak dua kali lebih cepat, sudah pasti. Langkah gue pun tanpa dikomando langsung mengarah pada sosoknya yang masih berdiri di sana. Hanya butuh beberapa langkah sampai gue bisa mengetahui nama dan―Demi Tuhan!
"Mau ke mana?"
Suara Yuta seolah mematahkan sihir yang sebelumnya sempat menuntun. Membuat gue mengumpat saat merasakan tangannya yang menepuk pundak gue pelan. Satu tatapan tajam gue lontarkan pada pria berdarah Jepang itu.
"Temen-temen lu ada di sana!" Yuta menunjuk ke arah meja panjang yang dipenuhi dengan teman-teman seangkatannya.
"Corection; temen gue di sana cuma Johnny sama Doyoung!"
Gue mendengus sebelum kemudian mengalihkan sepasang netra kembali pada sosok dia.
Ke mana? Pun gue menyapu pandangan ke sekeliling aula demi mencari sesosok pria cantik dengan rambut kecoklatan yang datang mengenakan kemeja hitam tadi. Tentu saja bukan perkara mudah mengingat banyaknya tamu yang mengenakan warna baju senada.
"Yuk," Tubuh gue terbawa dalam sekali tarikan oleh Yuta, "Nyari siapa?"
"Bukan siapa-siapa."
Sementara Johnny menyambut gue hangat dengan sebuah tepukan ringan di bahu, Doyoung―si pria kelinci itu―justru hanya menyapa gue dengan mengangkat kedua alisnya sambil menyantap beberapa tusuk sate.
"Doy..." Yang dipanggil lagi-lagi hanya menaikkan satu alisnya, membuat gue memutar bola mata malas, "Habisin dulu. Ada yang mau gue omongin."
Johnny terpancing, "Apa? Peluang bisnis baru? Kok gak ngajak?"
Doyoung menggeleng, "Mana ada, paling urusan cowok."
Dengan alis bertaut, Yuta memandang Johnny, Doyoung dan gue bergantian, "Kita semua 'kan cowok?"
"Ralat, maksudnya urusan uke." Yup, Doyoung dengan mulut licinnya.
Menghela nafas, gue membalas tatapan menyelidik Johnny dengan gelengan kepala. Gue mengerti betul apa yang dipikirkan pria berambut panjang itu. Dirinya pasti akan menuntut penjelasan setelah ini.
"Gue lihat orangnya barusan." Kata gue pada Doyoung, sedangkan Johnny dan Yuta hanya diam mendengarkan.
"For real?!" Doyoung hampir berteriak histeris, lantas menyapu pandangan ke sekelilingnya dengan tak sabaran, "Ter―terus sekarang orangnya ke mana?"
"Ilang."
Bug! Satu pukulan mendarat mulus pada lengan gue, "Bego! Ilang ya dicari dong, Jaehyun! Lo gimana, sih?!" Doyoung memaki, "Lo lihat dia di mana? Ciri-cirinya gimana?"
Gue terdiam sejenak, memutar kembali ingatan yang tersimpan di benak tentang sosoknya, "Cantik."
Mendengar jawaban gue, Doyoung memutar bola matanya, pun dengan cepat berdiri dari kursi sebelum menarik gue menjauh. Meninggalkan Johnny dan Yuta yang diselimuti rasa penasaran. "Lo lihat dia di mana?" Tanya pria kelinci itu sambil mengedarkan pandangannya ke seisi aula.
