25. an unxpected proposal

8.1K 832 63
                                    

ENTAH harus dengan kata apa Taeyong menggambarkan rasa gembiranya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ENTAH harus dengan kata apa Taeyong menggambarkan rasa gembiranya saat ini. Hatinya seolah dipenuhi oleh ratusan bunga bermekaran, sementara senyum pada bibir tipisnya tak kunjung hilang meskipun sepasang kakinya sudah kembali berpijak di tanah air.

Ya, mereka―Taeyong, Jaehyun dan Jeno—baru saja tiba di Indonesia setelah satu minggu penuh menghabiskan waktu di kota kelahiran Taeyong. Jaehyun memang sengaja memboyong si cantik dan juga Jeno untuk pergi ke Seoul demi menemui kedua orangtua calon suaminya itu, dan tentunya kehadiran mereka mendapat sambutan baik oleh keluarga besar Taeyong.

Kedatangan mereka yang sangat tiba-tiba memang sempat membuat Eomma dan Appa Taeyong kaget. Belum lagi dengan keikutsertaan Jeno yang kian membuat suasana menjadi tambah heboh. Anak itu seolah mempunyai daya tarik lebih yang berhasil mengambil semua perhatian orang-orang di sana, terutama kedua orangtua Taeyong.

"Capek, ya, Sayang?"

Pertanyaan yang dilontarkan Jaehyun lantas membuat Taeyong mengalihkan pandangannya dari luar jendela menjadi tertuju pada pria di sampingnya. Ia cepat menggeleng, kemudian mengambil satu tangan Jaehyun yang bebas sebelum mendaratkan kecupan ringan di sana. Dengan senyum tipis, Taeyong menjawab, "Nggak, kok."

Kendati begitu, Jaehyun tetap saja menepuk bagian bahu kanannya, secara tidak langsung meminta Taeyong agar mengistirahatkan kepala pada bahu lebar pria itu, "Sini."

"Nanti Jeno bangun." Taeyong beralasan.

Membuat Jaehyun menghelas nafas kecil sebelum akhirnya membawa kepala Taeyong agar cepat bersandar pada bahunya, "Jeno aman, kok." Kata pria itu seraya melirik putra semata wayangnya yang tengah tertidur pulas di pangkuan, "Kamu juga tidur aja. Kalau udah sampai, nanti aku bangunin."

Bukannya patuh, Taeyong justru menggesekkan hidung bangirnya pada pundak Jaehyun. Pria mungil itu tersenyum jahil sebelum kemudian menggigit kecil bagian lengan sang kekasih yang tertutup kemeja.

"Kalau gitu nanti Jeno beneran bangun." Peringat Jaehyun yang lantas membawa tangan untuk mencubit pipi si cantik.

Taeyong terkekeh, kali ini benar-benar mendengarkan perintah sang kekasih. Sambil mengaitkan kedua tangan mereka, dirinya bertanya, "Pulangnya mau ke rumah aku atau ke rumah kamu?"

"Kalau ke rumah aku dulu, gimana? Ada tugas kantor yang harus aku kerjain langsung soalnya. Kamu gak keberatan, 'kan?"

"Nggak, kok." Dikecupnya lagi tangan Jaehyun, "Thank you. Thank you for everything. Terima kasih karena kamu udah repot-repot nemuin orangtua aku di sana, Jae. Dan maaf, gara-gara itu kamu jadi harus nyampingin urusan kantor kamu, ya?"

Mendengar itu, Jaehyun tergelak pelan, "Nggak, Sayang. It's okay. Ini semua emang maunya aku, 'kan? Kamu gak perlu ngerasa gak enak gitu. Lagipula sebagian tugas kantor udah dihandle asisten, aku cuma perlu ngebubuhin tanda tangan aja." Jaehyun semakin mengeratkan genggaman tangan mereka, "Hei, denger aku, nggak?" Tanya pria itu saat mendapati Taeyong dengan bibir mengerucut, sepasang mata bulatnya terus memandang Jaehyun dengan penuh rasa bersalah.

Daddy Jaehyun《 Jaeyong 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang