17. sorry

6.3K 822 62
                                    

Warning! The words might be a little harsh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning! The words might be a little harsh.

= Jung Jaehyun =

"WATCH your step, Buddy!" Teriak gue pada Jeno yang baru saja mengambil langkah demi melewati papan titian.

Kami memutuskan untuk singgah di taman setelah tiga jam berkeliling tanpa tujuan pasti. Iya, anak itu sekonyong-konyong meminta gue untuk mengajaknya road trip berkeliling Jakarta. Beberapa jam lalu, saat gue baru saja menyelesaikan rutininas pagi gue di kamar mandi, Jeno masuk ke kamar gue tanpa permisi. Dirinya langsung bergerak lincah menaiki kasur sebelum melompat-lompat sambil memeluk boneka kelincinya.

"Daddy, Jeno punya ide. Gimana kalau kita jalan-jalan?" Kata anak itu, "C'mon! Jeno mau nyoba sesuatu yang baru! Kita enggak perlu ke mana-mana Daddy, Jeno cuma mau jalan-jalan tanpa turun dari mobil."

Dan di sinilah kami sekarang―dengan Jeno yang asik bermain di bawah terik sinar mentari, sementata gue hanya duduk diam mengawasi.

"Loh, kok udahan?" Tanya gue saat melihat anak itu menghampiri dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Gak suka. Jeno jatuh terus. Capek." Keluhnya sebelum mengambil posisi duduk menyandar di sebelah gue.

Membuat gue tergelak. "Masa gitu aja nyerah? Lagipula, fungsi main papan titian itu memang untuk melatih keseimbangan Jeno. Kalau Jeno terus-terusan jatuh, tandanya tubuh Jeno belum seimbang dan harus banyak latihan." Jelas gue panjang lebar seraya memberi usapan-usapan lembut pada surainya yang tertiup angin.

"Jeno capek, Daddy." Anak itu menghela nafas, pun melayangkan tatapan memelas dan penuh harap, "Jeno sekarang lapar. Jeno butuh es krim."

Gue berdecak, "Ck, mana ada lapar makan es krim? Itu, mah, cuma akal-akalan Jeno aja, 'kan?"

Anak itu menyengir lebar sebelum kemudian bergegas meninggalkan kursi dan berlari. Meninggalkan gue yang mau tidak mau menyusul langkahnya demi mengikuti kemauan anak itu.

"Jeno? Kenapa berhenti, Sayang?" Tanya gue terheran kala mendapati dirinya yang tiba-tiba saja berhenti berlari dan mematung di tempat. Tatapannya lurus ke depan entah melihat apa. Membuat gue praktis mengikuti arah pandang anak itu.

Mengapa akhir-akhir ini semesta senang sekali menempatkan gue pada situasi yang tak diinginkan? Tidak cukupkah penderitaan yang gue rasakan selama dua minggu belakangan ini?

Di sana―tak jauh dari tempat gue berpijak―gue dapati sosok cantik itu berdiri di seberang jalan, memandang balik ke arah gue dan Jeno dengan sama terkejutnya.

Ini adalah kali pertama kami bertemu setelah kejadian beberapa minggu lalu. Tidak banyak yang berubah dari dirinya selain warna rambut baru pria itu yang kini terlihat begitu mengagumkan di bawah pancaran sinar matahari. Taeyong masih terlihat memesona. Tak heran jika banyak wanita―atau bahkan pria sekali pun―yang memuja sosoknya hanya dalam sekali pandang.

Daddy Jaehyun《 Jaeyong 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang