APA yang lebih buruk dari rasa rindu? Ya, benar, menahan rasa rindu itu tersendiri.
Rindu bisa saja datang karena adanya jarak yang memisahkan dengan orang tertentu. Meskipun sebagian dari mereka menganggap perasaan itu sebagai hal yang wajar, namun tidak bagi Taeyong. Rindu yang ditahan pria cantik itu jelas memberikan efek buruk pada dirinya. Ia seolah seperti kehilangan semangat, seringkali mengalami susah fokus dan bahkan sulit mengendalikan emosi.
Taeyong sadar dirinya sedang disiksa oleh kerinduan yang menggebu.
Belum lagi dengan kehadiran sang kekasih yang malah membuat pergerakannya menjadi tak sebebas biasannya. Taeyong merasa dirinya sedang diawasi. Apapun yang dilakukan pria cantik itu seolah tak boleh luput dari pandangan kekasihnya. Jongin terus menggelendot bagai bayi. Taeyong tentu saja sedikit banyak menjadi risih.
Dan jangan lupakan tentang permintaan-permintaan aneh yang sering pria itu tujukan kepada dirinya. Mulai dari mengganti warna rambut, mengenakan pakaian yang sebenarnya Taeyong tidak suka, atau bahkan melakukan sesuatu diluar batas kenyamanan pria cantik itu.
Taeyong menatap kehampaan dengan pikiran yang berkecamuk. Mengabaikan suasana restoran yang riuh oleh pengunjung. Dirinya bergeming kaku, mencoba mengartikan kata demi kata dari seorang pria yang baru saja keluar dari pintu kaca restoran.
Just focus on what you have now and so do I.
Let's just pretend that nothing ever happened between us.
Apa itu pertanda bahwa sudah tak ada lagi kesempatan untuk Taeyong? Ataukah sebuah salam perpisahan untuknya?
"Uncle Yongie..."
Suara lembut itu berhasil membuat Taeyong menengadah dan mendapati Jeno yang ternyata masih setia berdiri di hadapannya. Membuat pria cantik itu cepat mengangkat tangan demi menyeka buliran air yang hampir saja jatuh tanpa disadarinya.
"Don't cry."
Mendengar itu membuat Taeyong kembali menundukkan kepalanya. Mencoba menyembunyikan segukkan yang tak bisa ditahannya lebih lama. Ia terkekeh pilu sebelum kemudian memberanikan diri membalas tatapan anak laki-laki itu. Tangannya terulur demi menangkap Jeno dalam pelukannya.
"Jeno maafin Uncle Yongie, ya, Sayang?"
Anak yang sedari tadi lebih banyak diam itu―tanpa disangka-sangka―membalas pelukan Taeyong sama eratnya. Membuat si pria cantik lagi-lagi tak dapat menahan laju air matanya. Dengan tangannya yang gempal, Jeno mendorong pelan tubuh Taeyong menjauh, sebelum kemudian membawa kedua tangan itu untuk mengusap pipinya pelan, "It's okay, Uncle. Don't be sad, please?"
Taeyong tersenyum, kemudian mendaratkan satu kecupan hangat pada kening anak itu.
"I have to go now," Bisik Jeno pelan, "Promise me that you won't cry again, ya, Uncle? Jangan pernah menangisi Daddy, atau menangis karena Jeno. Daddy pasti marah kalau sampai tau." Anak itu tersenyum, lantas mencium pipi Taeyong. Jeno mengambil langkah mundur sebelum mengatakan, "Laki-laki tadi gak terlihat lebih baik dari Daddy, but I hope you're happy. Till next time, Uncle Yongie. Take a good care of yourself."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jaehyun《 Jaeyong 》
Fanfiction"I'm Jung Jaehyun, by the way." ... but you can call me Daddy too. ⛔ homophobic, please stay away from this book ⛔ [ BxB ] [ M-Preg ] [ 18+ ] Indonesian JAEYONG Fanfiction Copyright © all rights reserved 2021 by ncthings24hours Cover by ncthings24ho...