Chapter 6

1.7K 220 10
                                    

Damn it!

.

Jaejae

.

Happy Reading....

Chapter 6

Last Chapter

"Jaemin-ah. Kau boleh menjadi dokter sesuai keinginanmu dan meninggalkan perusahaan. Tapi ada syaratnya... Ayah akan ke Korea dan tiba dirumah tepat pukul 05.00 sore nanti. Jadi... Ajaklah Temanmu Ahh Maksud Ayah Kekasihmu untuk makan malam bersama. Ingat KEKASIH bukan SAHABAT."

Apa ini? Rupanya sebagian nyawa Jaemin masih melayang entah kemana?

"Hey... Apa ini? Kekasih?" Jaemin langsung bangun dari tempat tidurnya. Pemuda berpipi chubby itu mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Otak jeniusnya berkerja keras untuk memikirkan siapa yang akan ia jadikan kekasih dadakanya. Oh ayolahhhhh nama yang ada di otaknya hanya ada Lee Jeno. Kemana perginya semua nama yang Jaemin kenal? Oh Jaemin lupa jika dia tidak mengenal siapapun.

"Arggggghhhhhh Bagaimana ini?" Jaemin langsung menyibakkan selimut tebalnya, lagi-lagi tanpa pikir panjang pemuda berbibir kissable itu langsung melesat pergi menuju rumah sang sahabat yang berjarak cukup dekat dari rumahnya. Jangan tanyakan seperti apa penampilan Jaemin saat ini, kalian ingat insiden memalukan yang terjadi beberapa hari yang lalu di caffe Jaehyun? penampilan Jaemin saat ini tidak jauh berbeda. Hanya saja pemuda berpipi chubby itu sadar sepenuhnya akan penampilannya yang Errrrrr seperti bocah tersesat. Hey! dia tidak ada waktu untuk memikirkan penampilannya, yang dia pikirkan saat ini adalah bagaimana mendapatkan seseorang untuk ia jadikan kekasihnya.

BRAK

Lagi! Kali ini pintu kamar Jeno yang minta diganti secepatnya.

"Cepat bangun pemalas!" Jaemin langsung menarik selimut yang masih menutup sebagian tubuh sang sahabat. Membuat makhluk tampan bermata sipit itu mengerang kesal dan kembali menarik selimutnya hingga kepala.

"Oh Ayolahhhh Jeno aku benar-benar butuh bantuan." Rengek Jaemin sembari menarik kuat-kuat selimut laknat itu yang sialnya di cengkram kuat oleh sang sahabat.

"Kau buta huh? aku masih mengantuk! Kalau kau mau mengajakku ke kampus lagi dengan senang hati aku menolak!" Ujar Jeno sembari merapatkan selimutnya.

"Jenoooooooooooooooo..." panggil Jaemin dengan suara memohon selayaknya anak kecil yang meminta mainan, kedua tangan mungilnya masih setia menarik-narik selimut Jeno.

"Ughhhhh sialan kau Na Jaemin." Jeno menyibbakkan selimutnya, kedua mata sipit berwarna coklat muda itu mengeluarkan tatapan yang siap membunuh kapan saja.

"Hehehe." Jaemin tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putihnya. Membuat Jeno semakin ingin membunuh Makhluk manis yang duduk di tepi ranjangnya itu.

"Sekarang apa lagi?" tanya Jeno malas.

"Ayahku mengijinkanku menjadi dokter." Ujar Jaemin.

"Hmm lalu.. seharusnya kau senangkan tidak jadi mengurusi perusahaan bercabang-cabang itu?" sahut Jeno dengan kedua mata yang terkatup rapat.

"Seharusnya begitu..." Jaemin merengut sebal.

"pasti bersyarat."

Damn It! [2Jae/JaeJae]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang