LAST CHAPTER
"Shit! Waktuku terbuang 3 menit secara sia-sia." Jaemin langsung kembali mengambil langkah meninggalkan si pemuda tampan yang masih terbengong tidak percaya.
"Ada ya orang seperti itu? Etikanya dia kan harus minta maaf. Bukan mengumpat terus lari. Awas saja kau!"
~~~
BRAKK
Lagi-lagi sebuah daun pintu tak bersalah menjadi korban keganasan seorang Na Jaemin. Membuat Baekhyun yang tengah menikmati acara tv terperanjat dan merengut sebal setelahnya.
"YA. Gunakan sopan santunmu Bodoh!" Seru Baekhyun, oh ayolah.... jika seperti ini setiap hari bisa-bisa dia terkena serangan stroke di usia muda. Jaemin mendudukan dirinya disamping Baekhyun dengan ekspresi yang sulit diartikan setelah selesai dari acara mari menghabiskan monster laknat di komputernya.
"Apa?" tanya Baekhyun tanpa mengalihkan pandanganya dari layar Tv.
"Hyung kan yang mematikan komputerku?" sungut Jaemin tanpa merubah ekpresinya.
"Kalo iya kau mau apa?" tantang Baekhyun tanpa melihat sang adik yang sudah mengeluarkan tanduk tak kasat mata.
"Kau tau hyung aku sudah level berapa?"
"Tidak tahu dan tidak mau tahu." Jawab Baekhyun enteng, membuat Jaemin semakin memasang ekspresi yang sulit diartikan. Sebenarnya Jaemin bukan kesal karena komputernya yang dimatikan, hanya saja dia meresa kesal entah karena apa? Apa karena insiden yang terjadi beberapa menit yang lalu?
"Aishhhhh kau benar-benar." rutuk Jaemin sembari mengacak-ngacak rambutnya.
"Aku hanya mematikannya dan kau bisa menghidupkannya kembali tidak perlu berlebihan seperti itu." celetuk Baekhyun yang mulai jengah akan tingkah Jaemin yang sudah mengganggu waktu luangnya yang begitu berharga.
"Ck. Bukan itu."
"Lalu apa? Memangnya kau tidak bosan terus-terusan berkencan dengan benda laknat itu? Carilah suasana baru. Lagi pula kau tidak bosan apa? Kemana-mana hanya di temani Jeno? Kurasa makhluk sipit itu juga bosan." Jelas Baekhyun panjang lebar. Oh ayolah apa mulut pemuda berparas cantik itu tidak berbusa?
Jaemin hanya memandang malas hyungnya yang sudah mirip seperti neneknya yang mahir dalam hal berceramah dadakan.
"Yuhuuuuuu aku datang." seru seseorang yang langsung ikut duduk diantara kakak beradik itu.
"Tuh si sipitmu datang." Ujar Baekhyun, membuat Jeno tersenyum lebar membuat mata nya membentuk seperti bulan sabit."Aku tahu aku tampan. Jadi jangan menggunjing tentangku." Ujar Jeno narsis.
"Tampan my ass!" umpat Jaemin yang langsung pergi ke kamarnya dan meninggalkan sang kakak dan sahabat satunya-satunya itu.
"Dia kenapa? Apa sedang dalam masa hibernasi?" Celetuk Jeno. Masalahnya dia sangat paham akan peringai sang sahabat. Pasti kalau bukan masalah Komputer ya video game apa lagi? Kehidupan Jaemin kan hanya itu-itu saja.
"Aku tidak tuli ya!" seru Jaemin yang menyebulkan kepalanya dari balik pintu.
"Jika kau masih sayang umurmu lebih baik kau tutup mulutmu rapat-rapat." Saran Baekhyun dengan sedikit berbisik.
~~~
Ternyata benar kata orang kota metropolitan negeri ginseng itu tidak pernah mati. Pagi hari dengan cuaca sedingin salju para penduduk kota Seoul sudah memenuhi jalanan kota metropolitan itu. Tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk berjalan kaki, menghemat biaya tentunya.
"Kau sibuk?" tanya seorang pemuda bersurai hitam legam pada seorang pemuda dengan badan yang terlihat tinggi tegap dan juga terlihat lebih muda darinya, yang tengah sibuk pada mesin pembuat kopi.
"Tidak terlalu. Ada apa?" dengan suara madunya pemuda itu balik bertanya.
"Bagaimana prosesi pindahanmu pasti melelahkan ya? Maaf kemarin aku tidak bisa datang. Tapi aku sudah mengutus adikku untuk membantu." Ujar pemuda cantik itu sembari menyesap secangkir kopi yang baru ia terima dari pemuda sang pemilik caffe.
"Adikmu?" tanya pemuda berdimple itu, seingatnya kemarin tidak ada yang berkunjung kerumah barunya.
"Iya adikku, namanya Na Jaemin. Yang gila game itu, kau ingat?"
"kalau adik hyung yang gila game itu tentu aku ingat. Oh ya sudah lama tidak bertemu seperti apa bentuknya?" Jung Jaehyun pemuda berdimple itu mengulum senyum manis saat ingatan masa kecilnya kembali berputar selayaknya roll film. Kenangan dimana masa kecilnya yang selalu mengejek Jaemin kecil sampai membuat anak berhidung mungil itu merengut kesal karena dirinya. Sayangnya...... kenangan yang terlukis itu hanya sebatas kenangan masa kecil yang membekas begitu dalam bagi seorang Jung Jaehyun. saat usia 7 tahun Jaehyun harus meninggalkan negeri sakura dan meninggalkan sahabat kecilnya karena sang Ayah yang harus menjalankan bisnisnya di negeri Paman sam.
"Hahahaha kau bercanda? Kemarin kan kalian sudah bertemu, kenapa masih bertanya bentuknya seperti apa?"
"Hey. Kemarin sama sekali tidak ada yang berkunjung kerumahku?" Jelas Jaehyun, sedangkan Baekhyun pemuda bermata kucing itu mengernyitkan dahinya bingung. Jelas-jelas adik manisnya itu pergi kerumah Jaehyun si tetangga baru. Apa anak manis itu salah rumah? Tidak mungkin. Jaemin cukup pintar untuk membedakan mana tetangga baru dan mana yang bukan.
"Aishh anak itu benar-benar." Baekhyun menggeram kesal, otak jenius cenderung pas-pasan itu merancang hukuman paling keji untuk sang adik tercinta.
"Sudah lah hyung. Kalian kan bisa berkunjung lain waktu." Ujar Jaehyun sembari membersihkan meja bartender caffenya.
"Yang lain belum datang?" tanya Baekhyun sembari ikut merapikan meja yang sebenarnya sudah rapi.
"Belum." Jawab Jaehyun singkat
"Wahhhh mereka sepertinya belum tahu kalau Caffe ini memiliki bos baru?"
"Dari dulu memang aku bosnya."
"Lalu aku apanya?"
"Kaki tanganku tentunya." Celetuk Jaehyun yang dihadiahi lemparan kain lap dari Baekhyun.
Jung Jaehyun dan Baekhyun memang sudah lama mendirikan sebuah caffe yang bisa di bilang cukup mewah, karena Jaehyun yang sibuk dengan perusahaan Ayahnya yang berada di negeri Paman Sam alhasil Baekhyun lah yang mengelola caffe, sehingga mata umum yang melihat Baekhyun lah pemilik dari caffe bergaya klasik itu
~~~.
"Aku pulang." Seru Jaemin , pemuda tampan cenderung manis itu langsung mendudukan dirinya disamping sang kakak yang tengah sibuk pada layar ponselnya.
"Kau kemarin kemana?" Tanya Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari benda persegi putih kesayangannya.
"Apanya?" Tanya Jaemin yang sudah hampir memejamkan matanya, Oh ayolah pemuda berhidung mungil itu benar-benar butuh kasur empuknya sekarang juga. Salahkan saja Dosennya yang memberi materi tidak tanggung-tanggung sehingga membuat Jaemin harus merelakan waktu bermain game kesayangannya demi memanjakan mata dan otaknya.
"Kemarin kau tidak kerumah si tetangga baru kan?" tanya Baekhyun To The Point. Jaemin yang hampir terlelap langsung membuka matanya lebar-lebar.
"Tidak jadi."
"Kau tunggu saja hadiah dariku adik manis." Baekhyun tersenyum menyeringai, yang benar saja pemuda cantik itu bisa menyeringai seperti iblis.
"Terserah kau sajalah hyung. Aku lelah~ sangat lelah." Jaemin berjalan gontai menuju ruangan pribadinya yang sudah ia anggap surga dunia bagi si makhluk manis itu.
Baekhyun? Pemuda tampan cenderung cantik itu masih setia tersenyum penuh arti.
.
.
.
.
.
.
TBC
Berkenan untuk Vomment?
Senang Anda menikmatinya^^
© SAM or Daejae24 2021
See You Next Time^^ pai pai~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn It! [2Jae/JaeJae]√
Teen Fiction"Ini bukan kisah tragis selayaknya Romeo & Juliet, bukan juga kisah romantis selayaknya Putri salju dan Pangerannya. Ini hanyalah kisah Tom & Jerry versi romansa." It's 2Jae fanfictian/Jung Jaehyun/Na Jaemin/Yaoi/ Remake dari fanfic DaeJae nya aku...