"Jika kau ingin berkencan dan ingin tahu tentang aku yang menggilai seorang bocah bengal seperti dirimu sejak kecil. Ada syaratnya..." Jaehyun kembali menggantung kalimatnya dengan tersenyum jahil.
"Apa Huh?!"
"Hapus semua video gamemu"
"Apa?! Aku tidak mau?"
"Aku tidak menerima penolakan." Ujar Jaehyun final, pemuda tampan itu menempati singgasananya sebagai CEO hotel dari J Group seolah tidak peduli akan kehadiran Jaemin yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Mau sampai kapan kau akan berdiri seperti itu hm?" tanya Jaehyun tanpa menatap Jaemin yang mungkin sudah mengeluarkan tanduk tak kasat mata, kedua manik mata tajamnya masih terfokus pada lembaran kertas yang sedari tadi menjerit untuk ditanda tangani.
"Aku pulang!" Seru Jaemin dengan menghentakkan kakinya. Bukankah dia seperti anak-anak? Jaehyun tersenyum geli sekaligus gemas, bisa-bisanya laki-laki berusia 24 tahun bertingkah seperti itu.
.
Jaemin mematut dirinya didepan sebuah cermin sesekali merapikan surai coklat madunya yang sebenarnya sudah tertata rapih, bibir kissablenya membentuk lengkungan manis merasa puas akan penampilannya, hazelnya sekali lagi meneliti penampilannya yang terlihat begitu memawan baginya. Kemeja biru langit dengan motif garis tegak lurus terlihat cocok dan pas untuk tubuhnya, celana jeans hitam pekat yang terdapat sobekan pada bagian lutut dan satu sobekan kecil di bagian paha sebelah kanan, membalut dengan apik kaki jenjang Jaemin, sepatu kets yang tampak casual membuat Jaemin tersenyum puas.
Drttt Drtttt
Jaemin segera meraih ponselnya yang berada diatas nakas, melihat sebentar nama yang tertera di layar ponsel pintarnya.
"Jehyun Calling"
"Ada apa?" tanya Jaemin tanpa basa-basi.
"Kau sudah menghapus semua video gamemu?" tanya Jaehyun disebrang telefon.
Jaemin memutar bola matanya malas.
"Ck. Sudah." "Tapi aku menyisakan beberapa." Jawab sekaligus batin Jaemin, bibir kissablenya tersenyum licik.
"Baguslah, Aku akan memeriksanya nanti."
Satu kalimat Jaehyun, membuat senyum licik Jaemin seketika memudar digantikan dengan bibirnya yang mengerucut lucu.
"Kau tunggu saja di caffe. Aku masih di bandara."
"Ada apa?" tanya Jaemin yang terdengar sedikit panik.
"Hahahaha jangan panik sayang... aku tidak akan melarikan diri, aku menjemput seseorang. Sudah dulu, nanti aku telfon lagi." Jaehyun mematikan sambungan telfon secara sepihak. Jaemin berdecak kesal saat layar ponselnya hanya berwarna hitam.
"Ishhhh." desis Jaemin, pemuda manis itu langsung meninggalkan kamar tercinta dan menuju caffe.
"Wow kau mau kemana?" tanya Jeno yang berdiri diambang pintu rumah Jaemin kedua tangan pemuda tampan itu penuh dengan kantung plastik yang berisi makanan ringan.
"Hmmm kencan mungkin." Jawab Jaemin seadanya.
"Wow... kau sudah dewasa rupanya. Semoga kencanmu sukses kawan!" Jeno menepuk bahu sang sahabat untuk memberi semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn It! [2Jae/JaeJae]√
Teen Fiction"Ini bukan kisah tragis selayaknya Romeo & Juliet, bukan juga kisah romantis selayaknya Putri salju dan Pangerannya. Ini hanyalah kisah Tom & Jerry versi romansa." It's 2Jae fanfictian/Jung Jaehyun/Na Jaemin/Yaoi/ Remake dari fanfic DaeJae nya aku...