PART 4.MENITIH,WALAU TERTATIH

161 29 39
                                    

Teman sejati adalah dia yang memberi nasehat ketika melihat kesahanmu
Dan dia membelamu saat kamu tidak ada

(Ali bin abi tholib)


🌸

Meski sekali lagi aku terhuyung di rengkuh sedih
Namun tetap ku tempuhi setapak berduri ini

Dan kau tetap di sana menanti
Dengan mimpi-mimpi yang tak kan pernah mati

Menitih sendiri
Meski tertatih-tatih


*4.

Apa yang bergemuruh di ruang dada saat Febby mendengar perbincangan ners Neta dan ners Aida?Mengapa Febby gelisah?Jika ia tidak peduli pada Nugraha,mengapa ada resah yang kian membuncah?Selaksa gunda gulana merajai kalbunya Saat ia mendengar..

"Katanya dokter Nugraha kurang enak badan ya,Net."

Ners Aida kala itu bertanya sambil membereskan Nebulizer.Sedang Febby kebetulan melintas memperlambat langkah.Mencuri dengar.

"Iya,di minta dokter Fara pulang lebih awal,sakit punggung."

Jawab ners Neta.Pasti Nugraha tidur di kursi dengan posisi duduk,Febby hafal.Nugraha itu kurang memperhatikan dirinya sendiri.

Bahkan Febby yang mengurusnya selama ini.Contoh kecil,padahal Nugraha ngerti bahwa Sarapan pagi itu sangat penting.Tapi karena alasan buru-buru hingga dia sering melewatkannya.

Febby yang sering menyuapinya dengan roti gandum selai kacang saat bertemu di lift Atau di parkiran.Febby selalu bawa bekal untuk Nugraha.Tentu saja Febby menyuapinya sambil ngomel-ngomel.

"Udah tahu ntar jadi pusing karena asupan glukosa gak ada,masih aja gak sarapan."

Omel Febby saat menyuapi Nugraha di dalam lift.Tanpa peduli tatapan dan cekikikan suster-suster yang kebetulan satu lift Dan juga beberapa pasang mata keluarga pasien yang kebetulan satu lift.

"Buru-buru,sayang..kan macet juga."

Jawab Nugraha sambil sibuk dengan chatingan entah dengan siapa.Seolah tidak peduli dengan omelan Febby.Dan Febby rindu sikap acuh tapi dengan panggilan 'sayang'itu.

"Simpan dulu hand phonemya,Nuu..ayo habiskan."

Omel Febby kesal,berniat menjejalkan sisa roti ke mulut Nugraha tapi kedahuluan Nugraha yang merebut roti dan menyuapkannya ke mulut Febby.

Tawa itu masih menggema dalam ruang kenang Febby.Febby tersenyum sendiri,mengusap air matanya yang tiba-tiba luruh.

Ia ambil hand phonenya.Mengirim pesan pada Nugraha.Bertanya bagaimana kondisinya.Terkirim.Tapi setelah itu...

"Menghubungi siapa?Nugraha?"

Sebuah suara terdengar.Dokter Indra,berdiri pongah dan sorot mata marah.Merebut hand phone Febby.

"Apa salahnya,Ndra?Percuma kamu bilang pada Nugraha kalau kamu bisa menerima persahabatan kami,kalau sikap kamu begini."

Protes Febby,berusaha merebut hand phonenya kembali.Tapi di pertahankan Indra.

"Itu karena aku tidak percaya padamu."

Bisik Indra,mengunci Febby dengan tatapannya.Menggamit tangannya kasar hingga tubuh Febby nyaris membenturnya.

"Bersikaplah seperti calon istri.Jangan seperti anak SMA yang lagi di mabuk cinta pada bocah macam Nugraha."

Bisik Indra lagi,menggandeng Febby dengan mengumbar senyum pada suster-suster yang berpapasan dengan mereka di koridor.

₳ ĐⱤɆ₳₥ ₮Ⱨ₳₮ ₩łⱠⱠ ₦ɆVɆⱤ ĐłɆTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang