PART 12.PERJANJIAN ENAM PURNAMA (2)

155 28 11
                                    

*12.

Febby berjalan menyusuri koridor sambil membalas senyum beberapa koas yang menyapanya.

Hujan di luar sana turun dengan tenangnya.Biasanya Febby naik mobil daring ketika mobilnya masuk bengkel begini.Sangat jarang ia bareng Indra.Karena di samping sering beda shift Febby malas semobil dengan Indra.

Tapi Indra dari tadi mengirim pesan dan telfon berkali-kali,melarangnya pulang sendirian.Apalagi dalam kondisi hujan.

Karena hari ini kebetulan jobdesk Indra sudah beres.
Febby mendorong pintu ruangan Indra sambil mengucap salam.

"Assalamu'slaikum..!"

Ada jawaban serempak.Ada beberapa suara perempuan.Febby mengumbar senyum pada dua koas yang sedang tekun mendengarkan penjelasan Indra.

'Aku akan tunggu di luar."

Ucap Febby,siap-siap keluar.Tapi suara Indra menahannya.

"Di sini saja,Sayang..di luar hujan."

Cegah Indra kalem.Febby menghela nafas.Sempat melihat kilatan kaget salah satu koas mendengar panggilan 'sayang'
Indra.Febby tidak kaget.Ia tahu suaminya itu banyak di gandrungi anak-anak koas.Di samping Nugraha dan Andre.Tapi semua mundur saat tahu Nugraha telah menikah.Tinggallah Andre dan Indra.Mungkin mereka mengira Indra masih'sendiri.'Biar saja toh Febby tak peduli.

"Yang ini jangan di cantumkan di slide show."

Indra mencoret beberapa bagian.Mereka mengamati apa Indra coret.Dan di beri tanda lingkaran.

"Identitas pasien,riwayat penyakit,diagnosis,riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan."

Mereka mengangguk-angguk.

"Dokter habis magrib masih di sini kan?Saya akan revisi lagi."

Koas cantik itu bertanya dengan sorot penuh harap.Febby cuma tersenyum.Mata seorang pemuja.Indra memang luar biasa.

"Maaf saya harus pulang dengan istri saya."

"Istri?"

Mereka memekik dengan rupa terkejut.Menatap Febby yang cuek dan lebih sibuk dengan handphonenya.Kira'in panggilan 'sayang'untuk kekasih.Ternyata sudah me....

"Iya,Dokter Febby adalah istri saya,kenapa memangnya?"

Indra balik bertanya.Mereka menggeleng bareng.

"Nggak nyangka aja,Dok.Gak pernah terlihat bersama."

Jawab salah satu dari mereka dengan cengiran.

"Kalau ada yang tidak mengerti kalian bisa tanya pada dokter lain.Gak harus melulu pada konsulen."

Putus Indra.Mereka cukup tahu diri dan undur diri.Febby tertawa ngakak saat pintu ruangan sudah di tutup dua dokter muda itu sambil berbisik-bisik.Nyata kecewa.

"Seneng banget suamimu ini di perebutkan koas."

Omel Indra sambil membereskan berkas-berkasnya.Febby masih ngakak.Menampar pipi Indra lembut.

"Ambil aja kalau mau."

Ucap Febby seenakmya.Indra menelan ludah.Sakit.Tapi mungkin karena sudah sangat biasa tubuhnya memetabolisme rasa sakit jadi rasanya seperti ini.Sakit yang terbiasa.

"Whajiiingg!!"

Indra bersin-bersin.Mengambil tysu di meja dan membersihkan hidungnya yang merah.Matanya juga berkaca-kaca.Ia memang kurang sehat dari kemarin.

₳ ĐⱤɆ₳₥ ₮Ⱨ₳₮ ₩łⱠⱠ ₦ɆVɆⱤ ĐłɆTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang