04

11.3K 1K 319
                                    

Voment juseyooo \(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

Setelah seminggu Renjun harus mendekam di biro khusus kandungan, akhirnya ia boleh pulang—atau lebih tepatnya memaksa pulang—karena sebenarnya kondisi tubuhnya belum terlalu pulih total

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah seminggu Renjun harus mendekam di biro khusus kandungan, akhirnya ia boleh pulang—atau lebih tepatnya memaksa pulang—karena sebenarnya kondisi tubuhnya belum terlalu pulih total. Namun karena ia bosan akhirnya dengan sedikit rengekan, yang jujur geli sendiri ketika melakukan itu di depan Jeno dan Jaemin—dirinya diperbolehkan pulang asalkan meminum pil yang diberikan dokter Kun secara teratur.

Kepalaku pusing sekali. Renjun terus-terusan mengeluh di dalam hati sejak kepulangannya, alat canggih yang membantu prosedur kehamilannya cukup memberi efek samping yang begitu besar karena selama prosedur, alat itu tak pernah lepas kecuali ketika dirinya ingin tidur malam. Aku seperti pasien kemotrapi.

“Injunie, ada apa? Kepalamu pusing lagi?” Jaemin bertanya khawatir. Ia tak tega melihat wajah Renjun yang pucat, “Kita kembali ke biro kandungan ya?” Tak menyerah Jaemin masih saja membujuk Renjun.

Renjun menghindari tangan Jaemin yang ingin mengusap pipinya, “Tidak perlu.” Tubuhnya kembali berbaring, “Kalian pergilah bekerja, aku tak perlu ditemani seperti ini.” Pasalnya selama seminggu di biro kandungan, Jeno maupun Jaemin selalu ada di sampingnya. Mereka bahkan mengerjakan urusan kantor di ruang inap Renjun. 

“Kami tidak mungkin meninggalkanmu Injun.” Jeno yang duduk di kursi rias Renjun berkata tegas. Tangannya masih mengetik sesuatu di laptop sambil sesekali meperbaiki kacamatanya yang melorot. Sedangkan Jaemin memilih mengecek barang-barang Renjun yang baru dibelinya dua hari yang lalu.

Akhirnya setelah keterdiaman yang berlangsung dalam beberapa menit Renjun membuka suara, “Kenapa prosedurnya begitu lama? Bukankah biasanya hanya tiga hari?” Tanyanya ketus. Setaunya prosedur seperti ini tidak memakan waktu lama--seperti dirinya yang harus menjalani selama seminggu.

Melihat respon Jeno dan Jaemin yang tampak gugup, ditambah gelagat mereka yang seperti tertangkap habis mencuri membuat Renjun tak mungkin tidak curiga, ia memicingkan matanya kearah dua orang itu.

Jeno meletakkan laptopnya dan membuka kacamata yang ia gunakan, gerakan itu sedikitnya membuat Renjun agak terpana, “Aku dan Jaemin memutuskan untuk memiliki anak kembar, oleh karena itu prosedurnya memang sedikit lebih lama dari biasanya.” Jawab Jeno.

Renjun melotot, “APAA!?”

Kenapa mereka tak membicarakan hal ini kepadanya dulu, bagimana jika mereka menginginkan kembar empat dan Renjun harus rela membawa empat nyawa ah tidak seharusnya lima nyawa termasuk dirinya di tubuh kurus dan tak berdaya miliknya. Ia sedikit meringis ketika membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi.

“Maaf, kami kira dirimu terima-terima saja.” Jeno kembali menjawab, Jaemin tampak diam saja dan tak berniat ikut andil dalam pembicaraan.

Renjun menghela napas, ia pasrah karena semua prosedurnya telah selesai dan hanya tinggal menunggu apakah prosedur itu membuahkan hasil atau tidak. Tidak ingin banyak bicara, Renjun memejamkan matanya dan memilih tidur.

m o t h e r [Norenmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang