06

11.9K 1.1K 178
                                    

Voment juseyooo \(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥
Double up 🌚

Jeno membawa Renjun ke perusahaan Jaemin, karena memang jaraknya yang lebih dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno membawa Renjun ke perusahaan Jaemin, karena memang jaraknya yang lebih dekat. Si mungil itu masih belum melepaskan pelukan eratnya bahkan saat Jeno masuk ke perusahaan Jaemin dan ditatapi aneh oleh karyawan disana. Spekulasi-spekulasi terus bemunculan, isinya tentu saja kebanyakan yang buruk. Tapi Renjun tidak peduli, begitu pula Jeno.

Mereka naik ke lantai paling atas, dimana ruangan Jaemin berada. Sekretaris Jaemin menyambut dengan sedikit keterkejutan karena melihat suami bosnya menggendong seorang pemuda mungil yang tampak terisak. Ia hanya menyapa dengan gugup ketika Jeno membuka ruangan Jaemin dengan terburu-buru.

"Hei dimana sopan santun-

Jaemin menghentikan pembicaraannya dengan salah satu karyawan yang tengah duduk menghadapnya. Ia langsung menghampiri Jeno yang tengah menggendong Renjun dan membawa mereka untuk duduk di sofa ruangnya. Ia juga memberi isyarat kepada si karyawan untuk keluar dari sana.

Jeno duduk dengan lelah karena harus menggendong Renjun, sedangkan si mungil tak berhenti terisak. Jaemin yang bingung dan penasaran pun memaksa Jeno untuk menjelaskan.

"Aku tadi bertemu dengan Renjun di cafe, dan ada seorang laki-laki mencoba melecehkannya, aku marah dan langsung memukuli laki-laki itu. Lalu tiba-tiba Renjun memelukku dan mengatakan ia takut petir, dan akhirnya kubawa kesini karena aku ada rapat penting yang tadi sudah kukatakan saat kau menelpon, lagipula perusahaanmu jaraknya lebih dekat."

Jeno menjelaskan sedangkan Jaemin mendengarkan dengan baik di setiap kata yang keluar. Lalu matanya menatap Renjun yang masih terisak dan meringkuk di pelukan Jeno. Hatinya berdenyut sakit ketika si mungil tampak ketakutan saat suara petir terdengar samar.

Dia mengambil Renjun dan menggendong si mungil seperti koala. Jika dilihat-lihat Jaemin seperti menimang seorang anak kecil yang menangis ketakutan.

"Shhh tenang ya, disini sudah ada aku." 

Jauh dilubuh hatinya Renjun merasa malu. Padahal niatnya tidak ingin berdekatan dengan dua laki-laki itu, tapi sekarang dia malah bergelayut manja pada Jaemin. Tapi untuk saat ini Renjun akan mengesampingkan itu dulu, karena  jantungnya terus berdetak ribut akibat suara petir yang masih bergemuruh.

"Na, sepertinya aku tidak bisa berlama-lama." Ucapan Jeno hanya dibalas anggukan oleh Jaemin. Setelah mendapat persetujuan, laki-laki Jung itu segera keluar dari ruangan Jaemin sehingga menyisakan si mungil yang masih memeluk erat laki-laki Na.

Jaemin sekarang duduk di kursi kebesarannya dengan Renjun yang masih dipangkuannya, sebenarnya agak kesusahan karena dia harus mengecek beberapa berkas namun itu tak masalah.

Si mungil sudah lebih tenang karena petir tidak terdengar lagi, punggung Renjun bersandar pada dada Jaemin, pemuda Huang itu menumpukan seluruh tubuhnya ke laki-laki yang lebih muda. Matanya ikut melihat apa yang sedang Jaemin baca walaupun tidak mengerti, tapi dirinya sedikit berdecak kagum ketika melihat beberapa nama designer ternama yang dicantumkan dalam berkas itu.

m o t h e r [Norenmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang