Voment juseyooo \(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥
Sanking fokusnya dengan pekerjaan yang tengah digeluti, Jeno maupun Jaemin tidak sadar jika Renjun sudah tertidur terlentang di sofa dengan bibir yang terbuka. Hoodienya sudah dilepaskan sehingga menyisakan kaos putih polos dan celana yang sudah sedikit melorot. Dengan gerakan cepat keduanya membereskan laptop dan kertas yang berserakan.Jaemin menepuk pipi Renjun dengan pelan, berusaha membangunkan si mungil yang sepertinya mulai terganggu. Lalu tersenyum gemas saat kedua mata indah itu terbuka perlahan, “Kita pulang?”
Pertanyaan itu hanya ditanggapi dengan anggukan pelan. Renjun bangun dari posisi tidurnya dan duduk melamun untuk mengumpulkan nyawa. Setelah itu Jaemin membantunya untuk memakai hoodie dan memperbaiki tali pinggang yang sedikit longgar. Rasanya Jaemin sedang mengurus seorang anak kecil saja.
Setelah memastikan tidak ada barang yang tinggal, ketiganya keluar dari ruangan Jeno. Beberapa karyawan yang juga bersiap pulang menyapa bos nya dengan senyuman hangat walaupun raut lelah terpampang nyata. Renjun berjalan sempoyongan sambil menggandeng lengan Jeno, seolah lupa jika dirinya menjadi bahan pembicaraan seharian ini.
Saat ketiganya sudah akan masuk ke dalam mobil, tiba-tiba sekretaris Jeno berlari menghampiri dengan wajah sumringah. Dia tersenyum lebar sambil menyerahkan sebuah undangan berwarna gold ke arah Jeno.
“Jeno, tolong datang ya!” Ucapnya semangat.
Jeno menyerngit kemudian mulai membuka undangan itu dan membacanya sekilas. Tak lama kemudian senyum kecil dia tunjukkan untuk Heejin. Kepalanya mengangguk pelan, “Iya, aku akan datang.”
Lalu setelah itu Heejin menepuk pundak Jeno sebentar sebelum akhinya pergi ke mobilnya yang terparkir tak jauh. Renjun yang tadinya masih mengantuk jadi mendadak segar karena melihat perlakuan santai Heejin kepada Jeno. Matanya juga tak sengaja melirik ke Jaemin yang memasang wajah malas dan kesal.
Mereka akhirnya masuk ke dalam mobil dan melakukan perjalanan pulang ke apartment. Renjun ingin bertanya tentang siapa Heejin sebenarnya tapi Renjun takut mereka malah mengiranya terlalu ingin tau. Akhirnya Renjun memilih diam.
Mereka telah sampai di apartement dan saat ini Renjun sedang membalas pesan dengan Haechan. Anak itu katanya ingin pergi ke Seoul untuk melamar pekerjaan. Renjun padahal sudah menawari untuk tinggal di apartment saja, tapi Haechan dengan segala ‘tidak enaknya’ mengatakan dia akan pergi mencari flat murah di pinggiran Seoul.
Renjun memutar matanya kesal, hei mana ada yang murah di Seoul? Lalu si mungil menutup ponselnya dan berharap Haechan tidak menemukan flat murah. Terdengar jahat memang, tapi Renjun kesepian di apartment ini, dia butuh teman.
Beranjak untuk membersihkan diri dan setelah itu Jaemin memanggilnya untuk makan malam.
Seperti biasa Renjun akan berbaring di tengah-tengah dan diapit oleh pasangan Nomin itu. Kalau boleh jujur, sebenarnya Renjun kesal karena dua laki-laki yang tengah shirtless tersebut sedang fokus pada laptop masing-masing, padahal jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Renjun merasa diabaikan, Renjun ingin perhatian, bu-bukan begitu, maksudnya Renjun bosan saja melihat dua orang itu sibuk, sedangkan dirinya hanya terdiam sambil melirik ponselnya yang tidak memunculkan satu notifikasi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
m o t h e r [Norenmin]
Fanfiction"Aku dan Jeno ingin kau menjadi ibu pengganti untuk anak kami Renjun." start • 22 Mei 2021 warn! bxb, m-preg