Selamat membaca ygy
Renjun turun dari bus dan langsung disambut dengan senyuman hangat dari Haechan. Laki-laki tan itu langsung mengambil tas Renjun dan memasang beannie ke kepalanya tanpa menunggu Renjun menjelaskan sesuatu, ”Bisa-bisanya udara sedingin ini hanya memakai satu lapis coat.” Kata Haechan sambil menggeleng kepala heran.
Renjun memutar matanya malas mendengar omelan Haechan. Namun di sisi lain hatinya menghangat, Haechan sangat mengerti dirinya bahkan pemuda manis itu tak bertanya apapun perihal dirinya yang tiba-tiba datang sejauh ini. Haechan langsung menarik Renjun ke mobil yang terparkir tidak jauh dari halte dan membukakan pintu mobil yang entah milik siapa laki-laki itu pinjami. Namun yang jelas mobil itu bukan mobil murah dan bahkan termasuk mobil mahal sehingga membuat Renjun menyerngit pelan.
”Waw kutinggalkan sebentar kau langsung jadi sekaya ini?” Tanya Renjun saat Haechan sedang mengemudi mobil.
“Ck aku hanya pinjam sebentar, lagi pula kau sedang mengandung dan udara sekitar benar-benar sedang tidak baik kau tau!” Balas Haechan sedikit kesal karena Renjun terus menatapnya dengan mata jenaka.
”Iya-iya tak perlu kesal seperti itu haha, aku hanya heran saja orang mana yang mau meminjamkan mobil mahal seperti ini padamu.”
”Maksudmu aku tak pantas menaiki mobil seperti ini hah?” Kali ini Renjun benar-benar tergelak bahkan sampai mengeluarkan air mata. Namun tiba-tiba bibirnya mengulum sedih, perasaan rindu menyeruak memenuhi seluruh rongga dadanya. Sudah lama dirinya tak pernah bercanda ria dengan sahabat baiknya itu.
”Hei! Kenapa menangis astaga Huang Renjun kau!” Haechan buru-buru menepi dan mengelus bahu Renjun penuh sayang, dirinya bahkan ikut meneteskan air mata saat Renjun berusaha memeluknya susah payah.
"Kau tau? Aku terkadang memikirkan kenapa orang tua ku setega itu membuangku..tapi mungkin sebenarnya seperti ini lebih baik, tak ada yang lebih aku syukuri selain bertemu kau dan Yeji, mungkin jika tidak ada kalian hidupku jauh lebih buruk dari ini. Aku tak akan meminta apapun kepada tuhan selain kita terus bersama sampai kapanpun.” Renjun menangis tersedu-sedu, semua emosi, sakit, gundahnya ia tumpahkan dengan tangisannya.
Haechan ikut meneteskan air matanya, ”Huhu aku juga tidak mau berpisah dengamu, hidupku hampa sekali karena kita sudah tidak hidup bersama. Doakan aku cepat kaya agar bisa membawamu pulang nanti.” Haechan menangis lebih kencang dari Renjun.
Mendengar itu Renjun tersedak dan tertawa dengan pipi dan hidung yang memerah. Lee Haechan benar-benar definisi perusak suasana sesungguhnya. Mereka bedua tertawa dan saling mengejek satu sama lain, tidak menyadari ada seseorang yang menatap mobil itu dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
m o t h e r [Norenmin]
Fanfiction"Aku dan Jeno ingin kau menjadi ibu pengganti untuk anak kami Renjun." start • 22 Mei 2021 warn! bxb, m-preg