10

12.8K 1.1K 228
                                    

Voment juseyooo \(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

“Mama dengar kalian membentak yebin ya?” Winwin bertanya pada Jeno sambil meletakkan potongan daging ke piring Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mama dengar kalian membentak yebin ya?” Winwin bertanya pada Jeno sambil meletakkan potongan daging ke piring Renjun. Wajahnya yang ayu dan ramah itu membuat Renjun terpukau, apalagi nada bicaranya yang lembut persis Jaemin.

“Iya ma, dia sudah keterlaluan sekali, mendorong Renjun sampai terjatuh. Rasa sabarku juga rasanya sudah habis melihat tingkahnya.” Jawab Jeno lalu setelahnya menghela napas.

Keluarga Jaemin dan Jeno sudah akrab sejak lama, bahkan sebelum keduanya lahir. Jung Jaehyun yang memang mengambil alih perusahaan ayahnya sejak muda seringkali bertemu Na Yuta yang kebetulan adalah seorang pengusaha sukses juga, hingga mereka berteman baik sampai kepada anak mereka juga. Bahkan sampai menjadi besan karena Jeno dan Jaemin ternyata saling menyukai.

“Memang sudah seharusnya diberi peringatan jika begitu, tapi ingat jangan sampai main fisik.” Nasihat winwin.

“Iya ma, tidak mungkin juga aku sejauh itu.” Balas Jeno.

Renjun sedari tadi hanya terdiam, entah dia rasanya punya firasat buruk pada gadis itu, apalagi usianya yang masih belia, pikirannya masih labil dan bertindak semaunya. Renjun juga yakin jika Yebin sangat membencinya apalagi dilihat dari tatapan menusuk yang gadis itu layangkan kepadanya. Ya sudahlah jangan terlalu dipikir, batinnya bersuara.

“Renjun ingin apalagi sayang?” Winwin yang melihat Renjun termenung memutuskan untuk bertanya, barangkali ada yang ingin diminta tapi takut untuk mengatakan.

“Aaaa… tidak ada ma hehe.” Jawabnya canggung sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

“Yang tadi tidak usah dipikirkan, sekarang Renjun makan sepuasanya saja, oke?”

“Oke ma.”

Makan malam itu dilanjutkan dengan penuh ketenangan, tipikal keluarga kaya yang memang tidak suka berbicara jika sedang makan, rasanya sedikit aneh bagi Renjun karena biasanya ia dan kedua sahabat cerewetnya bergosip ria sambil makan. Tapi untungnya Renjun tidak terganggu akan hal itu, lagi pula mereka tidak benar-benar hanya diam, sesekali juga berbicara.

“Papamu sudah pulang, mama juga harus pulang sekarang sebelum dia merengek dan  bertingkah.” Winwin meletakkan ponselnya ke dalam tas dan mengelap sudut bibirnya dengan anggun. Sedangkan di sisi lain Renjun berusaha menahan tawa, seriously? Na Yuta yang terkenal kejam dan galak itu sering merengek pada istrinya? Renjun jadi semakin percaya cerita Jeno tentang daddy nya yang kerap menangis jika ditinggalkan mommy Taeyong.

Setelah mengantarkan Winwin ke mobil jemputannya, mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke apartment saja. Renjun yang memang sudah lelah karena seharian berjalan-jalan dengan Winwin langsung melompat ke kasur setibanya di kamar.

“RENJUN PERUTMU!” 

Renjun seketika langsung langsung tersadar jika ia bukan lagi Renjun yang bisa seenaknya membanting diri ke kasur apalagi dengan keadaan telungkup begitu. Untungnya Jeno sempat menahan si mungil yang beberapa senti lagi akan mendarat dengan keras di kasur.

m o t h e r [Norenmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang