Voment juseyooo \(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥
Renjun sudah selesai membersihkan diri, tadi Jaemin dan Jeno sempat akan menerobos masuk ke kamar mandi karena Renjun yang salah menekan tombol pada pengatur suhu air, ia menekan tombol paling atas sehingga air yang keluar sangat panas sampai-sampai kulit si manis sedikit memerah. Renjun sih tidak masalah dengan rasa perihnya, tapi rasa malu malah mendominasi. Terlihat sekali ia begitu kuno dengan hal-hal sepeti ini.Setelah masalah shower tadi, masalah lain pun muncul. Sebenarnya ini bukan termasuk masalah, hanya saja celana yang dikenakan si mungil tidak begitu nyaman, agak pas dengan kaki dan perutnya. Semenjak perutnya terus membesar dari hari ke hari, Renjun selalu memakai celana yang sangat-sangat longgar. Berat badannya juga naik sehingga beberapa bagian tubuhnya jadi berlemak.
“Sudah kukatakan tadi untuk membawa celana yang lebih longgar.” Jaemin menghela napas melihat salah satu maid yang mengurus pakaiannya. Telunjuk Renjun menekan bahu Jaemin dengan kasar.
“Sudahlah, shorts juga tidak masalah untukku.” Renjun menjawab dengan santai tanpa melihat Jaemin yang masih kesal. Jeno tadi sempat menyuruh para maid untuk membeli celana panjang longgar untuknya, gila saja hanya karena ini mereka harus membeli yang baru sekarang juga.
Akhirnya dengan masih dongkol Jaemin menyuruh maid itu untuk keluar dari kamar, Renjun menjadi bersalah melihat si maid membungkuk terus menerus karena kesalahan yang sebenarnya bukan apa-apa. Ugh Renjun berharap si kembar tidak menuruni sifat buruk orang tua mereka.
Kaos hitam dan short milik Jeno menjadi aneh saat Renjun memakainya. Bukan—bukan karena bentuk atau motifnya, hanya saja-auranya menjadi lebih berbeda. Saat Jeno memakainya terlihat sangat keren dan mewah, tapi saat Renjun memakainya malah lebih cocok seperti seorang tukang kebun. Hidupnya terlalu banyak menghela, lihatlah sekarang sudah belasan kali ia menghembuskan napas dengan kasar. Mereka bahkan memakai baju yang bagus hanya untuk makan malam saja, ck mau pakai yang murah sekalipun pasti masih terlihat mewah.
Mereka akhirnya keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Astaga, ke ruang makan saja sejauh ini, batinnya terus berbicara. Mood Renjun jadi berubah saat mendengar suara gaduh seperti ada keramaian, sebelum seorang maid membuka pintu kaca yang sepertinya terhubung ke sebuah halaman. Bau daging yang dipanggang serta alcohol menjadi pembuka saat dirinya berdiri di ambang pintu.
Tidak-Renjun sedang tidak ingin bertemu banyak orang. Kakinya berhenti dengan kaku disaat Jeno dan Jaemin masih berjalan lurus. Lalu beberapa detik kemudian tersadar saat si mungil tidak ada di antara keduanya.
“Foxie? Kenapa berhenti?” Jeno menghampirinya lalu disusul oleh Jaemin.
Mereka berdua menatapnya dengan khawatir. Apalagi ekspresi datar Renjun menambah ketakutan pada keduanya, “Aku tidak mau kesana.” Jelasnya singkat begitu pula Intonasinya yang datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
m o t h e r [Norenmin]
Fiksi Penggemar"Aku dan Jeno ingin kau menjadi ibu pengganti untuk anak kami Renjun." start • 22 Mei 2021 warn! bxb, m-preg