12

2.5K 232 14
                                    

Selamat membaca (≧▽≦)

“Aku yang akan menggantikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku yang akan menggantikannya.”

Semua bungkam begitu pula ruangan yang menjadi hening seketika. Tak ayal Renjun juga ikut terdiam. Beberapa kru yang memang tau sedekat apa bos mereka dengan Huang Renjun mulai kembali menaruh curiga, sepertinya Renjun ini memang bukan ibu pengganti biasa, lelaki bermata rubah itu seperti punya tempat spesial di hati sang CEO sampai Jaemin yang sibuk itu repot-repot menggantikan steve menjadi pasangan Renjun.

Sang fotografer menghela napas, berarti pemotretan mereka harus dilakukan lagi dari awal. Hatinya berusaha tabah dan yakin serta mengingat jelas besar gaji di perusahaan ini yang sangat menyejahterakan  hidupnya. Namun, disatu sisi, Renjun tak terima karena dia sudah merasa nyaman dengan Steve. Keningnya berkerut kesal, pokoknya ia tak mau dengan Jaemin. Dengan tergesa dirinya bangun dari posisi duduknya, lalu mengikuti Jaemin yang sudah masuk ke ruang rias.

Melihat kedatangan Renjun dengan pakaian hamilnya yang menggemaskan, Jaemin tersenyum kecil. Tapi senyum itu langsung pudar seketika melihat wajah merah padam dan kekesalan yang tercetak jelas  di wajah Renjun.

Belum sempat dirinya bertanya Renjun sudah lebih dahulu memotong, “Aku tidak mau menjadi pasanganmu ya Tuan Na.” Renjun menatap sekitar dan menangkap penata rias sedang mencuri-curi pandang ke arah mereka, “Dengar, tingkahmu itu membuat orang curiga tau!? Jadi tolong mengertilah.” Ucapnya berbisik namun penuh penekanan.

Jaemin mengerutkan keningnya, “Kurasa tidak ada yang salah dengan tingkahku.”

Renjun mencoba sabar, hampir saja dirinya kelepasan berteriak seperti yang sering ia lakukan di rumah. Dengan nada tajam dirinya berkata, “Astaga, tentu saja salah Tuan Na, tentu. Untuk apa memang modelnya digantikan? Apalagi dirimu sendiri yang akan menjadi penggantinya. Semua orang pasti berpikir dan berakhir curiga denganku. Ingat kita hanya terlibat perjanjian kontrak saja.” Jawabnya pelan, apalagi setelah melihat penata rias yang semakin berani menatap pada dirinya dan Jaemin.

“Dan Ingat kalau aku masih belum memaafkanmu dan Jeno. Jangan menambah masalah. Jangan sampai benciku merambat ke anak kalian.” Ucapnya tanpa sadar. Sungguh Renjun sendiri sampai tertegun setelah mengatakan kalimat yang ia lontarkan sendiri. Dia terbawa emosi.

Jaemin terdiam dengan wajah pias, tangannya mengepal di kedua sisi tubuhnya. Lengkungan lebar manis itu hanya tertarik sedikit, menunjukkan senyum yang sangat-sangat tipis. Wajahnya ia buat secerah mungkin, “Tidak. Jangan….Jangan membenci anak-anak kita..” Katanya, “Aku minta maaf ya.” Ucapnya dengan nada yang lemah.

Renjun membuang muka, mulai merasa bersalah lagi. Kenapa perasaan menyesal itu selalu hadir di hati kecilnya, padahal  lelaki di depannya lah yang pernah membuat dirinya pernah hancur. Seharusnya rasa sakit ini tidak ada.

m o t h e r [Norenmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang