05

10.7K 1K 180
                                    

Voment juseyooo \(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥

Hari ini adalah jadwal untuk konsultasi kehamilan Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah jadwal untuk konsultasi kehamilan Renjun. Pemuda itu tengah berbaring sedangkan perutnya sedang diperiksa dengan alat USG.

Ia memperhatikan janin yang dikandungnya masih sangat kecil, tentu saja karena usianya baru 6 minggu. Wajahnya tak luput memperhatikan Jeno dan Jaemin yang tersenyum sumringah menatap pada layar monitor yang memperlihatkan bentuk anak mereka.

“Perkembangan si kembar cukup bagus, tapi kusarankan untuk mengurangi minum atau makan sesuatu yang mengandung kafein karena itu sangat beresiko untuk pertumbuhan janin.”

Renjun turun dari ranjang setelah suster membersihkan gel yang di oleskan ke perutnya. Jaemin merangkul Renjun untuk duduk di depan dokter.

“Kira-kira dalam sehari aku bisa mengonsumsi berapa kali kafein?” Pertanyaan Renjun dihadiahi senyuman kecil oleh sang dokter, Kun.

“Tidak dalam sehari, namun seminggu. Kau bisa mengonsumsi kafein seminggu tiga kali hmm atau kalau bisa sekali saja.”

Renjun melotot tak terima, wajahnya tertekuk kesal seperti ingin membantah namun dokter Kun kembali berbicara, “Kafein itu salah satu hal yang bisa menyebabkan keguguran Renjun, dan jika kau terlalu sering mengonsumsinya bisa sangat berbahaya.” Jelasnya perlahan agar si pasien mengerti.

Renjun menghelas napas, pembicaraan kembali berlanjut namun pemuda Huang itu memilih diam dan membuang muka. Setelah sedkit lama berbicara—karena Jaemin banyak bertanya ini itu akhirnya mereka keluar dari Biro Kesehatan dan sekarang sedang berada di salah satu toko kue.

Matanya menatap minat pada salah satu cheese cake rasa kopi. Tapi segera ditepis karena teringat ucapan dokter Kun. 

“Aku mau tart buah yang ini.” Tunjuknya ke etalase pada si pegawai toko.

Jeno menyerngit, ia tau si mungil terus memperhatikan cheese cake yang tersisa satu-satunya di etalase itu, “Kenapa tidak pilih yang itu saja?” 

Renjun menggeleng, “Tidak bisa, itu rasa kopi. Aku sudah minum kopi tiga kali minggu ini. Kasian babies nanti.” Ucapnya sambil mengelus perutnya yang masih datar. Jeno terkekeh gemas, namun tak berkata apa-apa.

Setelah membeli kue dan segala cemilan-cemilan untuk Renjun akhirnya mereka kembali ke apartement. Si mungil segera membuka cemilan kesukaannya dengan gembira sambil mencari film apa yang kira-kira enak ditonton sore-sore begini. Wajahnya antusias sekali saat melihat serial kartun moomin muncul di beranda.

“Lihat-lihat! Ini kartun moomin yang aku suka, nanti kalau kalian sudah besar harus menonton ini yaaaa.” Tangan Renjun mengelus perutnya senang sambil sesekali menceritakan episode ‘the secret dish’ yang sedang mereka tonton.

“Eh atau kalian itu tipe-tipe manusia seperti Yeji yang tidak suka di spoiler? Astaga maafkan aku.” 

Jaemin yang mengintip di sela-sela pembatas dapur dengan ruang TV tersenyum bahagia sambil mengaduk sup ayam yang sedang dimasaknya. Semenjak Renjun hamil, Jaemin tidak menyewa chef lagi dan memutuskan untuk masak sendiri.

m o t h e r [Norenmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang