ZEAEL 9

68 28 22
                                    

Hai gusyy gimana cerita aku?
Semoga suka ya.

Bagi kalian yang baca cerita aku jangan lupa vote dan komen 🙏😘
                                   .
                                   .             
                    Happy Reading

"Menyukaimu adalah kesalahan terbesarku ."

                                   🌹 ZEA DIOVA 🌹

                               ***

"Zea! Buruan rafael nungguin kamu di depan!" ucap nisa pada putrinya yang sedang sarapan.

"Tapi mah aku kan belum selesai makan." protes Zea

"Kamu bawa aja bekal, udah mamah buatin tadi. Udah cepet buruan, kasiha Rafael dari tadi loh dia nunggu kamu."

"Lagian siapa suruh nunggu aku." gumang Zea pelan.

Zea berjalan menuju pintu keluar rumahnya. Ia melihat Rafael yang sedang mengobrol dengan ayahnya. Zea lalu menghampiri mereka berdua.

"Pagi yah." sapa Zea

"Udah siap kamu, kok lama banget udah satu jam loh Rafael nunggu kamu."

"Hehehe kesiangan yah." ucap Zea sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Iya udah sana kalian berangkat keburu terlambat nanti." ucap tio

"Iya om kita berangkat dulu." Rafael menyalimi tio lalu di susul Zea.

"Zea pergi yah." ujar Zea

"Iya hati hati."

Zea berjalan mengekor Rafael di depannya. Sesampainya di mobil, Rafael sudah terlebih dahulu membukakan pintu untuk Zea.

"Tumben banget baik." ucap Zea lalu masuk kedalam mobil.

"Gue baik salah, jahat salah. Mau lo apa coba."ujar Rafael yang sudah membuka pintu kemudi lalu masuk kedalamnya. Ia meyalakan mobilnya melaju pergi meningalkan rumah Zea.

"Biasa aja bisa kan!"

"Gak bisa! Gue lagi pingin baik hari ini." Zea yang mendengar ucapan Rafael memutar bola matanya jengah.

"Zea mau nggak pargi bareng gue hari ini? Kita nggak usah sekolah!" Zea menaik kan alisnya tanda tak paham maksud Rafael. Melihat Zea yang kurang paham dengan ucapannya membuat Rafael geram.

"Bolos! Mau nggak!"

"Bolos" ucap Zea mengulang.
"Enggak enggak, aku gak mau!" protes Zea tak terima.

"Hari ini aja kok. Bareng gue, gue males banget sekolah hari ini."

"Iya kalau kamu males jangan ajak aku dong, udah ah kalau kamu tetep mau bolos turunin aku di sini."

Tanpa peduli perkataan Zea, Rafael tetap melajukan mobilnya. Namun arah yang di lalui Rafael berlawanan dengan sekolah mereka.

"Rafael kamu denger gak? kok malah tetep pergi sih turuni aku, TURUNI AKU RAFAEL!" teriak Zea marah.

"Udah lo diam aja, Anggap aja hadiah ulang tahun lo ke gue." ucap Rafael membuat Zea terdiam.

"Kalau kamu ulang tahun nanti aku beliin hadiahnya tapi bukan bolos Rafael." Zea geram melihat Rafael seakan tidak peduli dengan ucapannya.

"Rafael kamu dengar aku nggak!" Zea menatap tajam kearah rafael yang tenang mengemudi.

"ASTAGA! kok bisa iya aku jumpa orang kayak dia." frustasi Zea sambil menarik rambutnya kesal.

ZEAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang