ZEAEL 4

131 46 32
                                    

Hai gussyy aku tolong banget sama kalian kalau ada saran atau masukan tolong di komen karena itu berguna banget buat aku yang belajar ini.🙏🙏

Dan jangan lupa tekan bintang di sebelah kiri dan komen.😘😍😊
                                   .
                                   .                   
                    Happy Reading

"Boleh kah aku sedikit egois perasaan, dan bolehkah kau lebih kuat sedikit hati."

                                   🌹ZEA DIOVA🌹

         
                                ***

Acara makan malam sudah selasai. Orang tua Zea dan ayah Rafael pindah keruang tamu untuk berbincang bincang. Berbeda dengan Zea yang lebih memilih, pergi berkeliling rumah dari pada diruang tamu.

Zea sekarang duduk terdiam di pinggiran kolam berenang sambil melihat langit yang di penuhi bintang.

"Kenapa nggak kedalem aja?" seseorang berjalan ke arah Zea dengan bertanya padanya.

"Oohhh gak apa apa kak, bosan aja di dalam." sahut Zea sambil menoleh kearanya yang sudah duduk di samping Zea.

"Kenalin Raffa, lebih tepat Raffa Ciko Aldray." ucap Raffa dengan tangan yang di ulurkan kedepan Zea untuk bersalaman.

"Ohh iya iya kak, kenalin aku Zea Diova." jawab Zea agak canggung sambil membalas uluran tangan Raffa.

"Gak usah panggil kakak, panggil aja Raffa." kata Raffa pada Zea yang menurutnya terlalu sopan padanya.
"oh iya kamu udah kelas berapa?"

"Aku kelas dua SMA ka..k eh Raffa. kalau kamu?" sahut Zea gugup tapi tetep melanjutka ucapanya dengan bertanya.

"Aku kuliah jurusan bisnis udah semester enam. kalau kamu kelas dua berarti lebih tua Rafael dong?"

"iya, lebih tua Rafael dari aku. Mungkin karena itu iya, maka dia enak banget nyusahin aku." ucap Zea keceplosan.

"Maksudnya?" Zea seakan kaget dengan ucapannya lalu mengalih kan pembicaraan.

"Wahh kamu kuliah bisnis, berarti pintar dong. Kapan kapan bolehlah ajarin aku."

"kalau kamu mau aku bisa ajari, tapi kamu juga harus rajin belajarnya biar bisa kayak aku juga kuliahnya." ucap Raffa sambil mengacak acak rambut Zea.

"Ihhh kok di berantakin sih." ucap Zea kesal dengan raffa yang merusak tataan rambutnya.

"Abisnya kamu gemesin sih." Raffa lalu mencubit pipi Zea lembut.

"Sekali lagi kamu cubit aku, aku nggak bakal mau temenan sama kamu Raffa" kata Zea yang sudah tidak lagi canggung dengan Raffa yang menurutnya asik di ajak bicara.

"Iya..iya nggak lagi serius." ucap Raffa dengan membetuk jarinya dengan huruf V. "Zea! Kamu sering sering dong main kesini aku sunyi tau di rumah sendirian."

"Kok bisa sunyi, Rafael kan ada." ujar Zea dengan megerutkan dahi.

"Aku tuh jarang bicara sama dia, jadi kayak asing gitu kalau mau bicara."

"Lah aku kan juga baru bicara sama kamu."

"Kamu mah beda."

"Hemm Alasan aja, mungkin kamu aja yang kurang terbuka sama dia makanya kalian jadi kayak gitu." ujar Zea pada Raffa yang menurutnya kurang berbaur dengan Rafael.

"Ahhh udahlah ngapain bahas di, kita bicara yang lain aja keburu kamu pulang."

"Bukannya bahas dia, cuman aku bilang kayak gini sama kamu biar kamu lebih deket sama dia. Biar gak asing gitu!"

ZEAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang