Sedari tadi Aktha terus saja melamun di hadapan televisi tua yang kini malah menontonnya. Ia ingin berhenti memikirkan perkataan Belva di ruang ganti, namun tidak bisa. Harga dirinya sebagai pria tersentil oleh perkataan Belva. Sekarang ia sendirian di rumah, ia tak tahu kemana ayahnya pergi semenjak dari tadi. Ia juga tak pernah mempermasalahkan ketidakhadiran ayahnya di rumah karena itu sudah biasa.
"Belva pasti perempuan yang berpengalaman. Cara dia berciuman dan membuatku membuka bibir, membuktikan bahwa dia sudah biasa melakukan itu. Pasti perempuan itu akan menghinaku saat aku benar-benar tidak bisa memuaskan nafsunya yang besar. Bagaimana caraku membuktikan padanya bahwa aku tidak sebodoh itu?" tanya Aktha pada dirinya sendiri.
Dalam hati, Aktha pun setuju bahwa ucapan Belva benar. Aktha sendiri masih bingung bagaimana ciuman yang sebenarnya. Ciuman bersama Belva di restoran ada ciumannya yang pertama, lalu yang kedua di ruang ganti. Bisa dikatakan ia tidak tahu tentang cara memuaskan pasangan di ranjang, walaupun ia seorang dokter. Ia tahu bagaimama berhubungan badan, tapi ia tak tahu bagaimana menciptakan gairah yang meluap-luap saat berhubungan badan.
Sungguh ini sangat sulit untuk dipikirkan. Ia yang dikenal cerdas oleh dosen dan teman-temannya, sekarang merasa menjadi pria paling bodoh. Sekarang ia menyesal pernah menolak tawaran teman-temannya untuk sesekali bersenang-senang di Club bersama para perempuan. Kalau saja ia ikut beberapa kali ke Club, pasti ia tahu bagaimana berhubungan badan dan Belva tak akan bisa menghinanya. Seketika sebuah ide terlintas di otaknya, ia segera mengambil laptop dan membuka Youtube untuk mencari berbagai tutorial berhubungan badan yang berujung pada film dewasa.
Malam itu, untuk pertama kalinya Aktha melihat film yang dulu menurutnya menjijikan. Semua itu karena Belva yang merendahkan harga dirinya sebagai pria. Tak pernah terbayang di hidup Aktha, jika ia akan mempelajari semua hal ini, tentang cara berciuman, pemanasan dalam hubungan badan dan membuat perempuan puas. Intinya Aktha ingin membuktikan pada Belva bahwa ia adalah pria yang berpengalaman.
[][][][][][][][][][][][][][][][][][]
Aktha berjalan masuk ke dalam gedung Fakultas Kedokteran sendirian, biasanya ia akan berjalan bersama Kat, namun sejak hari itu Kat seperti menghindarinya. Sebenarnya Aktha sudah menduga hal ini akan terjadi karena Kat pasti berpikir bahwa ia adalah penjilat kekayaan kakaknya. Namun, Aktha masih berharap bisa bertemu pada Kat dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya agar tak ada kesalahpahaman antara dirinya dan Kat. Setelahnya baru ia akan menerima apapun keputusan Kat atas persahabatan mereka.
Hari ini sepertinya dewi keberuntungan ada di pihaknya karena ia melihat Kat baru saja keluar dari labotarium. Ia menghampiri Kat dan menepuk pundaknya dari belakang. Kat menoleh ke belakang dan terkejut melihatnya. Namun, Kat malah hendak pergi sehingga ia harus menahannya.
"Kat, aku mau bicara soal masalah pernikahan aku dan Belva," ucap Aktha dengan raut wajah serius.
"Engga ada yang perlu dibicarakan, aku ada kelas pagi hari ini, tolong lepaskan tangan aku," balas Kat tampak enggan untuk berbicara dengan Aktha.
Kat berusaha melepaskan pegangan tangan Aktha di tangannya, namun Aktha mencengkram tangannya cukup kuat. Sudah beberapa hari ini ia selalu berusaha menjauhi Aktha dengan berbagai cara. Ia sedang berusaha melupakan Aktha dan mengubur cintanya pada pria itu. Namun hari ini, ia tahu jika usahanya gagal. Buktinya bertemu dengan Aktha masih membuat jantungnya berdebar kencang pertanda ia masih ada rasa pada Aktha.
"Sebentar saja, Kat. Aku engga mau ada kesalahpahaman di antara kita," balas Aktha kembali memohon.
"Aku sudah tahu semuanya dan sudah mengerti semuanya, Aktha."
"Kamu belum mengerti semuanya mengenai apa yang terjadi pada...."
Ucapan Aktha terpotong saat ada seseorang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Tanpa Harga Diri
RomanceBelvara Granite, seorang perempuan karir yang sukses dengan berbagai usahanya mulai dari bidang properti, pendidikan, kuliner, sampai kecantikan. Dikenal dengan sifat dingin dan kejamnya yang membuat semua orang terutama pegawai kantornya takut saat...